Hei Gadis jangan Lari - Bab 74 Serangan Penggilingan
Saimon berkata dalam hati, Sumi ini cukup pandai bermain, tetapi pantat besar ini terus bergerak, kadang pelan kadang kencang itu membuat Saimon nyaman hingga menutup matanya, dia diam-diam berkata dalam hati, pantat besar Sumi ini benar-benar hebat, itu besar, lembut dan putih, Saimon merasa jika pantat besar ini duduk di atasnya, dia akan merasa sangat nyaman.
"Saimon, apakah pantatku ini besar?"
"Besar, besar dan putih, semangka besar, hehe."
"Dasar bodoh, tidak salah kalau kamu dibilang idiot, apakah ini semangka besar? Dua puncak gunung besar dadaku ini baru dibilang semangka, pantatku ini seperti sepasang piring penggilingan di ladang pengirikan, hari ini aku akan menggilingmu si monster kecil ini. "
Mendengar perkataan genit Sumi, Saimon berkata dalam hati, tidak tahu siapa di antara kita yang akan menggiling siapa, tetapi pantat Sumi ini benar-benar besar, kemampuannya pasti sangat hebat, mungkin dia benar-benar akan kalah di tangannya ... di pantatnya.
"Oh, idiot, kamu ini membuatku merasa senang, posisimu belum tepat namun sudah membengkak, apakah kamu tidak takut barangmu ini patah?" Sumi merasakan kekokohan Saimon dengan pantatnya, tubuh Saimon tiba-tiba bergerak dan hampir membuatnya terjatuh ke bawah, dia diam-diam berkata dalam hati, kekuatan idiot ini benar-benar cukup besar, tetapi semakin dia demikian, nanti akan semakin asyik dan nyaman.
"Hehe, pantat besar yang putih." Pantat Sumi yang besar terus menggiling Saimon, itu membuat Saimon sedikit tidak bisa menahan diri, dan ingin segera masuk dengan tanpa memikirkan apapun.
"Saimon, apakah kamu sudah tidak sabar mau menyuntikku?" Sumi terus menggoda Saimon.
Reaksi Saimon membuat Sumi merasa sangat senang, memikirkan Nikita membohongi Saimon membantunya berobat dan menyuntik, hingga dia enggan berbaring di tubuh Nikita, dan saat ini, dia baru saja memunculkan pantatnya, dan Saimon ini sudah tidak tahan, bukankah itu berarti dia lebih menarik daripada Nikita?
"Saimon, siapa yang lebih baik di anatara aku dan Nikita?"
Saimon tidak menyangka bahwa Sumi, seorang wanita yang biasanya tampak jujur dan polos, sekarang tidak hanya mengelabuinya dengan pantat besarnya, dia juga mengatakan perkataan yang begitu genit, itu benar-benar membuatnya terkejut.
Dia semakin memahami arti perkataan Angel, ketika wanita dan pria berduaan, mereka akan lebih bersemangat dari biasanya, dan lebih bergairah.
"Kakak lebih baik, pantat kakak besar." Saimon merasa tubuhnya sudah mau meledak.
"Dasar idiot, kamu hanya tahu pantat, apakah tidak ada bagian tubuhku yang lain yang membuatmu merasa langka?" Sumi tidak puas dengan jawaban Saimon, pantatnya langsung segera meninggalkan tubuh Saimon, "Katakan, bagian tubuhku yang mana lagi yang lebih baik, jika kamu tidak mengatakannya aku tidak akan bermain denganmu lagi. "
Ketika Saimon melihat Sumi benar-benar menyingkirkan pantat besarnya, dia langsung merasa cemas, sialan, ini adalah pertama kalinya seorang wanita mengendalikannya dalam masalah ini, pantat wanita ini sangat membuat orang ketagihan, namun dia juga tidak bisa memaksanya, jadi dia terpaksa berkata dengan ekspresi bodoh.
"Kakak, pantat besar, aku menginginkannya, aku menginginkannya."
"Sudah tidak tahan bukan? Katakan padaku bagian tubuhku yang mana lagi yang lebih baik daripada Nikita, jika tidak mengatakannya aku tidak akan membiarkanmu menunggang kuda hari ini. " Sumi berkata sambil memukul Saimon dengan tangan kecilnya, dia berpikir dalam hati, barang pria ini sangat besar, takutnya aku juga tidak akan tahan melakukannya beberapa kali.
"Bagian sini kakak besar, minum susu ..." Saimon bersandar di puncak gunung Sumi dengan ekspresi bodoh.
"Kamu si idiot ini benar-benar bodoh, hanya suka yang besar. Kamu bisa dianggap sudah lolos, cepat naik ke atas tempat tidur denganku." Sumi meraih tangan Saimon dan berjalan ke tempat tidur.
Begitu naik ke tempat tidur, Sumi benar-benar melepas celananya, dan Saimon juga menendang celana dalamnya dengan santai, Sumi juga tahu bahwa Saimon jatuh cinta pada pantat besarnya, dia tidak membicarakan tentang gerakan yang tidak perlu lagi, dia langsung tengkurap di tempat tidur, dengan pantatnya diangkat tinggi.
Daging lembut dan putih membuat Saimon terpesona, sialan, dia akhirnya tahu mengapa dia selalu ingin melakukannya dari belakang wanita dua hari terakhir ini, mungkin karena dia melihat pantat besar Sumi di rumah Nikita hari itu, dan selalu memikirkannya.
Hari ini, Sumi benar-benar datang untuk mengobati Saimon, setelah dia selesai melakukannya, mungkin masalah dia ingin melakukan ini dari belakang akan sembuh, tetapi dia tidak menyangka penyakitnya ini malah menjadi semakin serius, sehingga Angel ditabrak olehnya hingga pantatnya menjadi merah dan sangat sakit.
"Ayolah, Saimon, bukankah kamu suka pantat besarku? Apakah kamu tahu bagaimana cara melakukannya? Bisakah kamu menunggang kuda?" Sumi menoleh dan berkata sambil tersenyum.
"Menunggang kuda, Saimon bisa menunggang kuda." Saimon sangat bersemangat.
Melihat pantat besar Sumi, dia sudah lama tergiur, Saimon berkata dalam hati, wanita ini benar-benar dapat menahan gairahnya, aku pun sudah seperti ini, dan dia masih basi-basi denganku begitu lama, benar-benar tidak tahu apakah dia menyiksa dirinya sendiri atau menyiksaku.
"Ah……"
Meskipun Sumi sudah siap sejak lama, tetapi saat ini dia tidak bisa menahan diri menjerit, sakit, pantatnya besar tetapi itu tidak berarti semua bagiannya besar.
"Aduh, Saimon, idiot, jangan terlalu kuat. Apakah kamu pikir aku Nikita, yang bisa tahan siksaan."
"Hehe, pantat besar menyenangkan, Saimon menyukainya."
"Dasar idiot sangat bodoh, apakah pantat lebih menyenangkan daripada wanita, sungguh bodoh."
Saimon baru melakukannya sebentar namun itu sudah membuat Sumi sedikit tidak tahan, jika membiarkan Saimon menggunakan tenaga, memikirkan penampilan Nikita hari itu, hati Sumi bergetar, dia tiba-tiba menurunkan pantatnya dan menghindari Saimon.
Saimon sedang sangat bergairah, itu sudah hampir keluar, dan dia langsung menampakkan ekspresi bingung, apa yang terjadi pada wanita sialan ini, mengapa dia tidak membiarkannya melanjutkannya hingga selesai.
"Pantat besar, pantat besar, Saimon menginginkan pantat besar." Saimon berkata dengan cemas.
"Dasar bodoh, apakah kamu tahu apa yang aku rasakan. Kamu berbaring dan biarkan aku yang melakukannya, jika mengikuti nafsumu, aku pasti akan dibunuh olehmu, biarkan aku di atas."
Setelah Sumi selesai mengatakan itu, dia mengulurkan tangannya dan mendorong Saimon ke tempat tidur, Sumi menjerit begitu dia duduk di atasnya.
Adapun Saimon, saat diduduki oleh pantat besar, ia langsung merasa bahwa bagian bawah tubuhnya ditutupi oleh pantat besar, ia berkata dalam hati, sialan, pantat Sumi ini benar-benar sangat besar.
Sumi terus berjongkok dan menggerakkan pantatnya, tidak lama kemudian dia sudah tidak tahan lagi.
"Saimon, barangmu benar-benar sangat besar, aku tidak merasakan apa-apa saat melakukan belasan menit dengan orang lain, namun denganmu, aku hanya duduk beberapa kali dan sudah merasa seperti pergi ke surga."
"Hehe, yang kakak juga besar, Saimon juga suka, hehe."
"Tentu saja. Kita berdua sama-sama besar, bukankah pasangan serasi, aku benar-benar beruntung ..."
Setelah mereka berdua benar-benar berhenti, Sumi menyaksikan barang Saimon setelah melampiaskan gairahnya, itu bahkan lebih besar dari suaminya sendiri setelah dia bertambah besar, dia berkata dalam hati, sialan, tidak tahu akan betapa bahagianya wanita yang menikah dengan Saimon kelak, tetapi setelah berbalik dan melihat tampang konyol Saimon, dia berkata dalam hati, dia yang seperti ini, wanita mana yang mau bersamanya.
Sumi segera membersihkan diri, dia mengalihkan pandangannya ke Saimon dan berkata: "Saimon, kamu tidak boleh memberi tahu orang lain tentang masalah hari ini, jika Saimon memberi tahu orang lain, aku tidak akan membiarkan Saimon melihat pantat besar lagi." Sumi adalah wanita yang sudah menikah, meskipun dia melakukan ini dengan Saimon, untuk balas dendam pada suaminya yang selingkuh, tetapi masalah berselingkuh seperti ini juga tidak bisa diketahui orang lain.
"Pantat besar, Saimon menginginkan pantat besar kakak." Saimon menyeringai, lalu melompat dari tempat tidur, dia harus buru-buru melakukan hal besar dengan Andy.
"Hei, jangan pergi, kakak masih ada urusan."
Novel Terkait
Wahai Hati
JavAliusCinta Yang Terlarang
MinnieKing Of Red Sea
Hideo TakashiMy Cold Wedding
MevitaMy Enchanting Guy
Bryan WuAdieu
Shi QiHabis Cerai Nikah Lagi
GibranHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)