Hei Gadis jangan Lari - Bab 196 Tertangkap

“ Kak, keadaan Saimon tidak ada perubahan dari yang semula, apakah rumah sakit ini bisa diandalkan? “ setelah dokter gadungan, Fifi berkata dengan mengernyitkan kening.

Monica melihat mulut dan mata Saimon masih memiring, hatinya mulai bersuara, mendengar kata-kata Fifi, ia memperhatikan Saimon dengan hati-hati.

“ menurut Andy, penyakit Saimon ini berkala, membuat dirinya kelihatan bodoh dan akan membaik sesaat kemudian. “

“ berarti seperti epilepsi, ketika tidak kambuh sama persis dengan orang normal, sekali kambuh bisa gawat? “Fifi berkata.

“aku mengira mungkin itu maksudnya. “

“ kak, ini benar atau tidak, kami jangan dibohongi rumah sakit ini, katanya sebentar sehat sebentar kambuh, siapa yang tahu benar atau tidak. “ Fifi merasa ini janggal, mana mungkin bisa sebentar kambuh sebentar tidak.

Monica juga tidak begitu percaya, tapi Andy dan Angel berkata seperti itu, tak mungkin Angel bersekongkol dengan rumah sakit untuk membohonginya.

Mendengar dialog dua kakak adik ini, Saimon berbisik dalam hati, benar-benar gak gampang mengelabui kedua kakak adik ini, hadehh, kalau sekarang ia berubah menjadi normal mungkinkah akan mengejutkan mereka.

Tapi kalau tidak memperlihatkan perkembangan baik, mereka pasti tidak tenang dan tidak gampang meninggalkan tempat ini.

“ bibi kalian mengapa datang? “ Saimon berkata dengan tak jelas.

Di tengah obrolan Monica dan Fifi, tiba-tiba mendengar Saimon bersuara, sesaat tidak bereaksi dan tertegun, dan berkata dengan antusias.

“ Saimon, kamu… apa yang kamu katakan? Kamu… kamu sudah sembuh? “

Monica menatap lekat pada Saimon, hatinya senang tak terkira, benarkah sudah sembuh?

“ Kak? “ Fifi memandang Monica dengan heran.

Saimon sangat puas melihat reaksi kedua orang ini, lalu menggeleng-gelengkan kepala dan berkata, “ bibi, apa yang terjadi? Kenapa aku di sini, ayo cepat kita pulang.”

Pelafalan Saimon begitu jelas, membuat Monica menangis kegirangan, memeluk kepala Saimon dengan haru dan mencium keningnya, perawatan di sini sungguh mujarab, namun Saimon seperti tidak ingat masalah apa yang telah terjadi.

“ Kak, kenapa? “ Fifi bertanya dengan curiga.

“ gak apa, Saimon tidak ingat juga tak apa, agar ia tak sedih hati, “ Monica berbisik pada Fifi,

“ benar, benar. “ Fifi berkata dengan gembira dan puas sambil menatap Saimon “ Saimon, kamu sudah sembuh, bagus sekali. “ Fifi berkata sambil memeluk Saimon, pada dasarnya ia mencintai Saimon, sekarang Saimon sudah sembuh, ia juga sangat gembira,

Saimon bersorak girang dalam hati, akhirnya ia berhasil lolos beracting.

“bibi, kita cepat pulan, untuk apa di sini lagi? “ Saimon mendesaknya.

Mendengar perkataan Saimon, Monica dan Fifi berkata dalam hati, penyakitnya baru saja pulih, bagaimana mungkin memperbolehkan ia langsung pulang, cepat katakan.

“ Saimon, itu… kamu.. kamu…”

Monica benar-benar tak tahu harus bagaimana menjelaskan kepada Saimon bahwa ia dirawat di sini karena penyakitnya, Monica terdiam dalam waktu yang lama tak mengucapkan apapun.

Dan Saimon melihat Monica berbicara dengan terbata-bata tak jelas, ia tahu jika Monica memberitahu bahwa dirinya menjadi bodoh untuk kurun waktu tertentu ia akan sedih, kemudian dengan cepat menarik perhatian… kembali menjadi bodoh.

Melihat Saimon kembali menjadi bodoh, Monica menghela nafas lembut, untunglah Saimon jadi bodoh lagi, kalau tidak ia akan terus bertanya dan tak sanggup memghadapinya.

“ Kak, Saimon ini, perubahannya terlalu cepat, belum beberapa kata, kenapa jadi bodoh lagi? “ Fifi sungguh tidak mengerti.

“ tak apa, setidaknya sudah ada hasil, tak lama lagi akan kembali sembuh dengan normal. “ Monica berkata sambil mengelus kepala Saimon.

“ benar juga, tak diduga penyakit ini bisa diobati.”

Kedua kakak adik itu kembali bersenda gurau dengan Saimon, mendadak Fifi teringat sesuatu dan bertanya.

“ Kak, menurutmu, setelah Saimon sembuh nanti, apakah ia akan melupakan semua hal bodoh yang ia lakukan? “

“ kalau lupa ya bagus juga. Melihat reaksi Saimon tadi, melupakan semua kejadian bodoh. “ terpikir saat Saimon menjadi bodoh, ia dipermalukan Nikita dan Jacky di markas Zhao, Monica merasa semua ini lebih baik dilupakan.

“ tapi.. tapi…. “ Fifi enggan untuk meneruskan ucapannya.

“ tetapi apa? “ Monica bertanya dengan curiga.

“ tetapi, kalau begitu, bukankah itu berarti Saimon juga melupakan Kakak? “ Fifi mengingatkan.

“ aaa? “

Kata-kata Fifi menyadarkan Monica, ia memandang malu kepada Saimonm dia sendiri sudah tak terhitung berapa kali berhubungan dengan Saimon, lagipula ia telah menyerahkan segenap hatinya pada Saimon, kalau sampai ia melupakan semuanya bahkan hubungan dengan dirinya sendiri, itu.. itu berarti…

Monica tidak tahu harus bagaimana.

Mendengar dialog kedua bibi itu, Saimon diam seribu bahasa, masalah ini bukankah bisa dibicarakan nanti saat penyakitnya sembuh?

Melihat kesedihan di wajah Monica, Saimon bergerak maju dan menggodanya.

“ bibi, bibi sangat baik, Saimon tidak akan melupakan bibi. “

Meskipun saat ini Saimon kelihatan bodoh tapi setiap kata yang diucapkan, selalu menyenangkan Monica, ia mengelus kepala Saimon.

“Saimon sangat bijak, bibi juga senang pada Saimon.”

Monica dan Fifi menemani Saimon setengah hari, Andi sudah meletakkan ikan pada toko, melihat Saimoin dipeluk dari kiri kanan, hatinya merasa sedikit getir, hadehh, bahkan si bodoh ini pun bisa punya istri dan selir.

Pandangan mata Andy dan Saimon bertemu, lalu berkata pada Monica. “ Monica, Fifi.. kalian boleh pulang, sebentar lagi malam tiba.”

Dengan enggan Monica dan Fifi mengikuti Andy pulang, melihat kepergian Monica, Saimon menghela nafas lega, akhirnya..

Setelah yakin ketiga orang itu sudah pergi, Saimon langsung melepaskan pakaian medis, dan dengan cepat pergi ke toko ikan, Andy sudah pulang, ia harus menjaga toko, mungkin saja ada wanita yang melihat Andy mengantar ikan, dan sekarang sudah menunggu di depan toko.

Saat tiba, ternyata benar tampak beberapa wanita berdiri menanti di depan pintu, melihat kedatangannya, semuanya berseru dan berdesakan mendekat, Saimon langsung membuka pintu dan berjualan.

Dalam waktu 2 jam, ikan yang dibawa Andy sudah terjual setengah, hari mulai gelap, Saimon menutup pintu toko, baru saja hendak pergi, ada yang menangkapnya dari belakang.

“ cepat sekali gerakanmu? Kamu sudah membuatku menunggu selama dua hari.”

Saimon tampak tak berkutik, bermaksud menghindari Icha, tak disangka masih tertangkap dia,

“ heheh, Kak Icha, kenapa datang saat seperti ini? “ Saimon pura-pura bego.

“ Huh, aku tidak datang sekarang, bisa mencidukmu? Cepat masuk kamar, dua hari ini aku hampir mati menahan nafsuku.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu