Hei Gadis jangan Lari - Bab 200 Hukum

Saimon menyeringai dalam hati, mendengar perkataan Melly. Lari? Apakah dirinya perlu lari dari Jevon?

Namun, ketika Saimon melihat Melly yang tidak bisa melindungi dirinya dan masih membiarkan dirinya lari, Saimon percaya Melly gadis yang baik dan Saimon ingin menyelamatkannya dari lubuk hatinya.

Melihat Melly yang masih belum melihat dunia luar, Saimon bergumam dalam hatinya, si Jevon keparat ini benar-benar memiliki selera yang bagus.

Ketika Saimon sedang berpikir, Jevon sudah tersadar, tidak tahu entah darimana dia mengeluarkan sebilah pisau, lalu bergegas menyerang Saimon.

“Ah……”

Dalam kegelapan, Melly menjerit saat dia melihat secercah cahaya terang menyerang Saimon.

Saimon sangat memandang rendah Jevon, meskipun dia adalah preman kota, tapi ada beberapa keterampilannya yang tidak selevel dengan Saimon.

Jevon sangat membenci Saimon, jadi kali ini dia ingin menusuk pinggang Saimon. Saimon tersenyum dingin, menghindari serangannya, dan kemudian menginjak Jevon.

Saimon khawatir Jevon mencari masalah kepada Melisa, dan saat ini melihatnya menindas seorang gadis, Saimon langsung menendangnya sekuat tenaga sampai Jevon terkungkal.

“Aah……”

Saimon menginjak pergelangan kaki Jevon, “kreaak”terdengar suara retakan tulang yang menyebabkan Jevon berteriak kesakitan.

Saat ini dia benar-benar menyesal mencari masalah dengan Saimon, dibandingkan dengan Saimon, dirinya sama sekali tidak bisa dikatakan preman, dia lebih baik dibanding Saimon.

“Ja-jangan, aah……Saimon ampuni aku, aku tidak akan berani……”Jevon sakit sampai seluruh suara dan tubuhnya gemetar.

Saimon mengabaikannya dan terus menginjaknya, lalu menoleh dan berkata kepada Melly yang terlihat bengong.

“Jangan bengong, cepat pergi.”

“Aa……e-e, aku pergi, aku pergi……”Melly berdiri dengan panik dan berbalik pergi.

“Eii, itu, aku akan memberimu uang, pulanglah, jangan bekerja di tempat seperti itu.”Saimon memberikan uang kepada Melly, awalnya uang ini ingin dia memberikan kepada Melisa.

“Ahh, eem, a-aku tidak bisa……”

Melisa yang belum selesai berbicara, Saimon sudah melotot melihat ke bawah, lalu ia menerima uang itu dengan gemetar dan terus mengucapkan terima kasih.

Melihat Melly pergi, Saimon tanpa ragu menatap Jevon dengan tatapan tajam, melihat kaki Jevon yang terus gemetar di bawah kakinya, tiba-tiba Saimon tersenyum.

“Aku pikir aku terlalu baik padamu……”

Dalam tatapan ketakutan Jevon, Saimon melepaskan semua pakaiannya, kemudian menekan beberapa titik di bagian bawah tubuhnya. Tiba-tiba Jevon seperti melihat hantu, ia melihat barang miliknya perlahan menjadi kecil, lalu berubah menjadi seukuran kacang.

“Saimon, a-apa yang kamu lakukan padaku, lepaskan aku, aku……”

“Hihi, memutuskan akarmu, ke depannya kamu tidak akan bisa mencelakai wanita lagi.”

Saimon menendang kepala Jevon, melihat dia pingsan, dan ditambah dirinya yang telanjang. Saimon mengangkatnya ke pasar, lalu melemparnya di depan pasar dan berbalik pulang.

Niat Saimon tampak jelas, yang pertama di pasar ada banyak orang. Saat pasar di buka esok pagi, semua orang pasti akan melihat penampilan Jevon, barang seukuran kacang Jevon pasti akan tersebar ke seluruh kota, dengan begitu Icha akan tahu dan tidak akan menginginkan selingkuhan ini lagi.

Kedua, Jevon si preman tampak begitu menyedihkan dan begitu masalah barang kecilnya tersebar, dia yang berada di kota tidak akan memiliki ancaman dan tentu saja kekuatannya akan runtuh.

Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.

Saimon kembali ke rumah Melisa, tentu saja mereka langsung berhubungan, ini bukan pertama kalinya bagi keduanya, secara alami mereka sangat harmonis, selama proses berlangsung Melisa terus berteriak tanpa henti, hingga akhirnya kedua kakinya melilit pinggang Saimon, dan gemetar terus-menerus.

“Saimon, kenapa hari ini kamu begitu ganas, sampai membuatku lelah, sedikitpun tidak lembut.”Melisa memeluk leher Saimon dan bernafas terengah-engah.

“Hhm, Melisa bukankah kamu menyukai aku yang seperti ini? Hihi, nyaman tidak?”

Saimon berkata sambil tiba-tiba menggerakkan pinggangnya lagi, ketika Melisa berteriak dia melakukan penaklukkan.

Hingga pukul sebelas malam, keduanya berpelukan dan tertidur lelap.

Karena toko ikan sudah resmi dibuka. Saimon bangun sangat pagi sekali dan segera pergi ke toko ikan. Begitu sampai di toko ikan, dia melihat sekelompok wanita menunggu di depan pintu. Saimon berpikir, kekuatan masalah itu sangat hebat.

Berita ikan tiba kemarin telah beredar di kalangan wanita di kota tadi malam, jadi para wanita ini khawatir ikan ini akan dirampok oleh orang lain ketika mereka datang terlambat, jadi mereka datang untuk memblokir toko ikan Saimon pagi-pagi sekali.

“Boss, beri aku dua ekor.”

“Aku mau satu ekor.”

“Berikan aku dua ekor juga.”

……

Wanita kota tidak kekurangan uang, ikan ini bisa membuat mereka lebih bahagia di malam hari, tentu saja mereka tidak akan melepaskannya dengan mudah, tidak sampai satu jam, ikan di toko Saimon habis terjual.

Melihat kerumunan penjual ikan bubar, Saimon menelen air liurnya, para wanita ini benar-benar sangat merangsang.

Ikan yang terjual dengan cepat juga merupakan sebuah keburukan, karena selanjutnya Saimon tidak tahu harus berbuat apa. Tapi untungnya dia bukan orang yang malas, Icha sudah mencicipi manisnya dirinya, namun secara keuntungan keuangan dia tidak menerimanya sama sekali, tentu saja Saimon tidak rela.

Kali ini dia pergi ke pasar, berharap bisa melihat pertunjukkan bagus dari Jevon. Saimon merasa senang, berpikir bisa melihat pantat besar Jevon ditunjuk kerumunan.

Dengan begini bahaya yang ada pada Jevon telah hilang, ke depannya setelah dirinya pulang ke desa Zhao, dia tidak perlu khawatir Jevon akan menggoda Melisa.

Apa yang dipikirkan Saimon itu benar. Saat ini, Jevon sedang dalam kesulitan, ketika dia bangun di pagi hari, melihat sekelompok orang menunjuk dirinya. Wajah mereka tersenyum sinis, apalagi arah mata dan jari menunjuk biji kacang di bawahnya. Saat itu, dirinya pasti akan gila.

Kalau bukan Icha mengingat cinta lamanya dan meminta orang mengantarnya ke rumah sakit, mungkin dia akan menjadi sebuah panjangan.

Ketika Saimon sampai di pasar, Jevon sudah tidak ada. Namun, dia mendengar beberapa rumor dari pasar, bibirnya tersenyum menyeringai, lalu mendorong pintu kantor Icha. Ketika melihat Icha menatapnya dirinya dengan serius, Saimon sedikit ragu, apa maksudnya ini?

“Kak Icha, kenapa melihatku seperti itu?”

“Hmph, aku hanya menganggapmu sebagai bocah nakal miskin yang datang ke pasar. Ternyata kamu memanfaatkan kakak ya.”

Icha tidak bodoh, mengingat kejadian beberapa hari ini, ditambah mengingat biasanya cara Saimon berbicara dengannya yang selalu memintanya untuk menghapus biaya preman. Awalnya dia mengira, Saimon mungkin memiliki dendam dengan preman itu, tapi hari ini tiba-tiba terjadi kejadian Jevon, akhirnya dia mengerti.

“Ah? Kak Icha apa yang kamu katakan? Kenapa aku tidak mengerti.”ucap Saimon pura-pura bodoh.

“Hmph. Tidak tahu aku apa yang aku bicarakan? Kalau begitu kakak akan berbicara baik-baik denganmu.”

Icha mengatakannya sambil keluar dari kursi, lalu berjalan sambil membuka kancing bajunya, perlahan-lahan dada putihnya sedikit terlihat.

“Kakak benci dimanfaatkan orang lain dan hari ini harus menghukummu!”

Novel Terkait

Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu