Hei Gadis jangan Lari - Bab 96 Menjulang ke Atas
Melihat alat cukur yang begitu tajam, Saimon Kembali menegukkan ludah dalam-dalam, Angel terdiam dengan penuh harapan, wanita ini hanya ingin menunjukkan sesuatu yang berbeda, hal baru, dan memang berkenaan dengan mencukur rambut bawah ini memang ide Angel.
“Bibi, apa kamu tidak khawatir jika Paman Tommy datang dan melihatmu dalam keadaan seperti ini, bersih dari rambut bawahmu, apa kamu tidak khawatir dia akan mencurigaimu?”
“Lalu, memangnya kenapa kalau dia tahu? Aku kasih tahu kamu ya, sebenarnya dia pernah memaksaku untuk mencukur bulu bawahku ini, tapi aku dulu tidak pernah menyetujuinya, anggap saja hari ini sebagai keberuntunganmu.”
Angel sembari menyerahkan alat cukur itu kepada Saimon, kemudian melepaskan celananya.
“Kemarilah, cukur saja milik Bibi ini, aku akan membuatmu menikmati sesuatu yang bersih tanpa gangguan rambut ini sedikitpun, ini akan membuatmu nyaman, nikmat.” Goda Angel.
Sebenarnya, Saimon menemui Angel untuk membahas urusan serius, sama sekali tidak ada niatan untuk bersetubuh, tapi saat ini godaan Angel sungguh sangat sulit untuk di tolak, gairah Saimon Kembali memuncak.
“Bibi, kamu benar-benar memintaku untuk mencukurnya?”
“Memangnya aku terlihat bercanda, kamu saja sudah berhasil memberikannya pada kedua saudara itu, Nikita dan Jessline, saat ini Bibi tentu saja tidak akan membiarkanmu melepaskanku.” Jelas Angel semakin menggoda cemburu.
“Hehe, tidak mungkin, tidak mungkin .”
“Sudahlah, jangan banyak tanya lagi, sebentar lagi punya bibi akan basah, kami semakin sulit mencukurnya.” Angel mulai tak tahankan dirinya Ketika melihat sesuatu milik Saimon sudah terlihat nampak besar dan kencang.
“Bibi, payudara dan pantatmu yang besar ini sungguh menggoda, terlebih lagi jika surga dunia ini bersih dari bulu-bulu, aku pasti akan ketagihan.” Ujar Saimon sembari memulai mencukur.
“Dasar anak kecil, bisa saja kamu merayunya, tapi nyatanya aku tidak pernah merasakan tekanan kencang darimu.” Angel yang melihat dirinya dicukur bagian bawah itu semakin merasa geli.
“Bibi, kamu jangan sembarangan ngomong, kapan aku pernah memberimu rasa kurang dari tekanan yang besar? Justru saat itu, saat kamu mengajakku di bagian emperan, itu adalah pertama kalinya aku melakukan hal ini.” Jawab Saimon tak mau disalahkan.
“Oh Iya, kalau kamu tidak bilang, aku bahkan lupa. Saat itu kamu benar-benar baru pertama kali, nyaris saja tidak mendapati bagian itu, sungguh tidak percaya saat itu kamu baru pertama kali.”sindir Angel.
“Aku tak mungkin berbohong. Sudahlah, saat ini biarkan aku focus mencukurnya, menjadikannya putih dan mulus agar nanti semakin menikmatinya, sungguh aku sudah tak tahan.”
“Iya, tapi hati-hati, jangan sampai mencukur mengenai kulit dan dagingku, cukur bersih saja.”
Masih untung jika Angel tidak berbicara sedikitpun, begitu mengeluarkan suara, Saimon tampak sangat grogi, tangannya gemetar, baru saja mulai mencukur lagi, belum tercukur bersih bagian bulunya, tiba-tiba mengenai kulit Angel.
“Aduh, kamu mengenai bagian daging.”
Bagian intim ini sangatlah sensitif, Angel yang merasa kesakitan segera bangun dan duduk, “Lekas lihat, apakah keluar darah?”
“Bibi, hanya merah sedikit, tapi tidak keluar darah.”
“Dasar kamu, mengerjakan ini saja tidak bisa, hamper saja merusak keindahanku, jangan sampai menyisakan bekas luka di kulitku, kalau tidak, awas saja kamu!” Angel sedikit mengancam.
“Hehe, tidak mungkin, tapi kalau ada bekas luka, bukankah melakukan jadi lebih terasa.” Saimon tertawa menggoda.
Angel melirik sinis pada Saimon, menunduk ke arah bawah melihat sesuatu yang mulai besar dan sedikit basah yang diapit oleh kedua kakinya, kemudian tangannya menjulur meraba tubuh Saimon.
“Bodoh ya kamu, kalau begitu tidak usah dilanjutkan dulu, aku akan membuat kenikmatan dulu bagimu.”
Angel sembari menarik Saimon beranjak ke atas Kasur, Saimon yang merasa aman dari amarah Angel pun menyetujuinya.
“Benar, benar, ada baiknya kita lakukan saja dulu, karena aku dari tadi yang hanya melihat pesonamu saja sudah mulai tidak tahan.”
Saimon pun beranjak ke atas Kasur, membuka celananya, kedua matanya tepat berada di bagian belahan buah dada yang begitu besar.
“Dasar, kamu ini memang suka ya yang besar-besar, bahkan buah dada dan pantatku yang besar ini nyaris kamu permainkan hingga tak berdaya.”
“Hehe, bagaimana bisa tak berdaya, sekarang akan aku gigit buah dadamu ini, dan akan aku dorong sekuat tenaga bagian pantatmu.” Goda Saimon, yang disusul dengan Gerakan pelan membuka baju Angel dan langsung tampak buah dada yang begitu besar, gairahnya kian bertambah.
Angel yang melihat bagian vital Saimon semakin membesar beberapa senti, tanpa ragu mulai meremas-remas buah dadanya dengan sengaja.
“Hari ini, jangan sampai kamu mendorongku, beberapa hari lalu, pantatku sampai kesakitan, hari ini gantian aku yang akan menyodomimu.”
“Bagaimana bisa kamu melakukannya, kamu tidak memiliki apa yang aku miliki.”
Angel tanpa basa-basi menariknya, menidurkannya di atas ranjang, “Hari ini aku yang akan mengambil alih dan memainkannya.” Kata Angel sembari seperti menerkam Saimon.
“Ah … Bibi kamu ini juga kenapa tidak menunggu, punyamu masih belum cukup basah, apa kamu tidak khawatir akan luka.”
“hehe, lakukan dua kali Gerakan sudah cukup akan membuatnya basah.” Jawab Angel sambal menggerakkan badannya.
Gerakan pada posisi itu memperlihatkan dengan sangat jelas belahan kedua buah dada nya yang besar itu, bergetar ke atas, ke bawah, sungguh membuat Saimon beranjak duduk dan menggigitnya.
“Bibi, buah dadamu sungguh besar, pantatmu pun sangat montok, benar-benar tempat produksi anak yang cocok.”
Angel terus bergerak menikmati, mendengar pernyataan Saimon itu, justru goyangannya semakin kencang, “Tommy tidak memiliki gairah sepertimu, biarkan saja aku melahirkan anak darimu.”
Kedua tangan Angel sembari memegang bagian Pundak belakang Saimon, “Jangan ngobrol, Saimon, lakukan lebih kuat lagi, jangan duduk, rebahan, ayo rebahan, kalau duduk, kurang menusuk sampai dalam ……”
Saimon terkejut, baru kali ini ada wanita yang mengatakan bahwa suntikan aku ini kurang dalam, akhirnya Saimon Kembali merebahkan tubuhnya, melihat seluruh tubuh dan pose Angel, sungguh menawan.
“Bibi, pelan sedikit, aku nyaris patah .”
“Kamu … akhirnya kamu tahu juga ya bagaimana rasa sakitnya? Ah, Saimon …..”
Tiba-tiba Angel meletakkan tubuhnya berdempetan dengan tubuh Saimon, memeluk erat Saimon, “Dorong terus, Saimon, dorong sekuat tenaga, terus menjulang dan tusuk ke atas, tekan lagi.”
“Bibi, bukankah tadi kamu sendiri yang mengatakan akan melakukannya, sekarang sama saja memintaku untuk melakukannya?”
Begitu Saimon menggerakkan badannya, Angel mulai mendesah, “kamu ini sungguh tidak tahu diri, begitu aku mengatakan aku yang melakukannya, kamu menyerahkan semua padaku, mana mungkin aku bisa melakukan semuanya.”
Angel yang merasa terangsang, tiba-tiba menggigit telinga Saimon, membuat Saimon merasa kesakitan, dan terus mendorong bagiannya.
“Ah….”
“Bibi, kamu menggigitku.”
“Ah, tidak lagi, Saimon, tidak lagi, ayo cepat, lebih cepat lagi, Saimon…..”
Angel kemudian duduk lurus tepat berada di atas Saimon, melakukan goyangan-goyangan itu, mendesah keras.
“Terus tusuk menjulang ke atas, puaskan aku!”
Novel Terkait
Get Back To You
LexyPredestined
CarlyMy Enchanting Guy
Bryan WuThe Sixth Sense
AlexanderLove and Trouble
Mimi XuHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)