Hei Gadis jangan Lari - Bab 87 Pria Tak Berguna
Tindakan Nikita secara tiba-tiba membuat orang terkejut, tetapi melihat Nikita memberikan kode dari mata kepada Monica, diapun langsung mengerti dan berkata.
"Iya, Jacky buktikan jika kamu adalah pria!"
Tidak masalah jika Jacky diejek oleh Nikita, tetapi kini Monica juga mengejek seketika membuat dia tidak senang dan berkata kepada Monica dengan emosi.
"Apa kamu masih belum tahu jika aku bisa atau tidak? Apa kamu sudah lupa kemarin aku membuat kamu berjeritan, darah yang mengalir itu memenuhi seluruh kakimu."
Ketika Monica mendengar omongan Jacky, wajahnya yang kecil seketika menjadi merah, melihat tatapan Jacky terus menerus menatap dadanya, dia seketika tidak bicara lagi.
"Jacky, kamu jangan mengulah. Jika kamu adalah pria, maka lakukan padaku, jika tidak berarti kamu tidak berguna!"
"Baik, dasar wanita tidak tahu malu, menunjukkan kepada orang, dasar wanita jalang, aku akan menyiksa kamu! Lagipula Monica dan Fifi adalah wanitaku, menunjukkan kepada kalian aku memainkan Nikita juga tidak masalah. Buka lebar mata kalian, terutama Fifi, aku akan memainkan kamu nanti!
Jacky mengatakan sambil membuka celananya dengan cepat, kemudian yang terlihat adalah setumpuk hitam. Tumpukan Jacky yang lembek ini lumayan menakutkan, dulu terlihat sangat gagah, sekarang malah...
"Aku akan buktikan ke kamu jika aku adalah pria! Buka kakimu, aku berdiri juga bisa membuat kamu turun!"
Barang milik Jacky lumayan bekerja sama dengannya karena bangun lumayan cepat, dia dengan sombong berjalan ke arah Nikita.
Namun, saat Monica melihat Jacky benar-benar mau mempermainkan Nikita di depan mereka, dia terkejut hingga mengulurkan tangan menutup mata Fifi.
Di saat ini Saimon tertawa dengan semakin bahagia, ini adalah tertawa asli, karena dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Mari, aku sudah buka celanaku dan buka kakiku, tunjukkan kepada Monica dan Fifi jika kamu adalah pria!" Nikita terus menerus memprovokasi Jacky.
"Baik, aku segera datang!"
Jacky sejak awal sudah sangat emosi, sh*t, Nikita saja tidak masalah, untuk apa dirinya masih mempermasalahkan.
Jessline yang berbaring di kamar mendengar Kakak terbesar mau berhubungan dengan Nikita di depan orang luar juga menjadi penasaran dan mengeluarkan kepalanya dari ruangan untuk melihat.
Barang milik Jacky terlihat sudah mau membengkak, semua wanita ketika melihat barang milik Jacky langsung membandingkan dengan Saimon memang terlalu kecil seperti tusuk gigi.
Monica juga pernah merasakan kesenangan wanita dari Saimon, jadi di saat ini dia juga mengerti kenapa setelah Nikita berhubungan satu kali dengan Saimon menjadi ingin setiap hari datang menemuinya. Barang yang dimiliki Jacky ini meskipun dikatakan tidak kecil, tetapi memang ada beda dengan milik Saimon, Nikita yang pernah merasakan kepuasan dari Saimon, bagaimana mungkin bisa disenangi Jacky.
"Lihatlah, apakah punyaku besar? Tidak berguna? Aku akan masuk dan menyiksamu!" Jacky menggoyangkan gajahnya dan berkata dengan sombong.
"Hehe, Jacky jangan hanya katakan dan tidak berlatih. Biarkan aku lihat dan aku rasakan!" Nikita mengatakan sambil memajukan pahanya kepada Jacky.
Kini Jessline atau Monica, atau Fifi yang kedua matanya ditutup juga sudah melebarkan mata, mereka berharap dengan keajaiban yang muncul. Saimon malah dengan ekspresi berpikir, sungguh seru, sekelompok orang menonton film biru sungguh seru, tapi kenapa dia merasa rugi? Melihat Fifi dengan ekspresi senang dan penasaran menatap Jacky, Saimon menjadi emosi, nanti dia harus memainkan bibinya ini!
"Ah...
Ketika Saimon sedang berpikir, Fifi tiba-tiba berteriak, kemudian dia menolehkan kepalanya dan tertawa.
Kepala gajah Jacky ketika baru menyentuh Nikita dan belum masuk, hanya gesek sebentar sudah muntah keluar. Melihat cairan putih dan lengket di kedua kaki Nikita, Saimon hanya merasa emosi, sialan Jacky ke depannya tidak bisa jadi pria lagi.
"Huh! Jacky, apa masih ada yang mau kamu katakan?!" Nikita mengatakan tanpa memedulikan bercak putih di kedua kakinya yang mengalir ke bawah.
"Ini, ini..." Jacky sangat pasrah, jika hanya satu dua kali begitu tidak masalah, tetapi ini sudah berapa kali, dia sudah takut. Melihat barang dia yang lembek, dia dengan buru-buru memakai celana. Ketika melihat tatapan mata Monica dan Fifi yang menghina, dia menjadi panik, fungsi dasar sebagai seorang pria juga sudah tidak ada lagi, dia sangat malu di sini.
Nikita mencemberutkan mulutnya ketika melihat Jacky yang berlari keluar dari rumah Monica dengan emosi dan malu, "Kulihat apa yang masih mau kamu katakan saat aku selingkuh!" kemudian dia berkata kepada Monica, "Cepat bawakan aku tisu dan lap, apa ini indah?"
Kini Jessline juga masuk ke ruangan, kedua matanya melebar ketika melihat benda yang ada di kedua kaki Nikita, dalam hati berpikir ini adalah sperma dari pria yang ditulis di dalam biologi, kan?
"Jessline, apa yang kamu lihat? Ini punya Kakakmu, ke depannya jika kamu berhubungan dengan Saimon, jumlahnya lebih banyak, kamu bisa merasa ada banjir masuk ke dalam tubuhmu dan sangat memuaskan." karena Jessline sudah berhubungan dengan Saimon, maka Nikita tidak masalah untuk mengatakan keunggulan dari Saimon.
"Ah... Kakak ipar, apa... apa yang kamu katakan. Aku... kembali melihat Kakak dulu..." selesai Jessline mengatakan langsung pergi, meskipun kini di tengah kedua kakinya sangat basah, tetapi dia tidak berani berhubungan dengan Saimon di saat ini.
Saimon melihat Jessline pergi dengan menggoyangkan bokongnya yang bulat membuatnya sangat tidak tahan, dalam hati berpikir jika bukan diganggu oleh Jacky, maka dia sudah menaklukkan si cantik Jessline ini.
"Eh, lihatlah si Saimon yang terus menatap Jessline, kenapa, apa kamu ingin suntik?" Nikita yang sedang menyeka kakinya memerhatikan Saimon yang sedang melototi bayangan belakang Jessline, kemudian dia berkata, "Apakah mau bermain denganku? Aku sudah tidak tahu malu demi kamu."
Nikita sedang berjalan ke arah Saimon, tetapi Saimon merasa jijik ketika melihat ada barang yang tersisa di kaki Jacky, dia terkejut hingga keluar dari kamar. Ketika dia mau keluar, dia mendengar suara Nikita dari dalam ruangan, "Kamu tidak tahu kebaikanku, si Jessline yang polos itu tidak sanggup menerima penyiksaanmu, aku bisa kamu mainkan setiap saat."
Saimon mengaku jika bersama Nikita sangat memuaskan, tetapi sekarang dia lebih ingin bersama Jessline, jadi dia keluar dan mengejar ke arah Jessline, dia tahu kini Jessline juga sangat tidak tahan, karena ketika tadi dia keluar, Saimon melihat celananya yang sudah basah.
Tapi ketika dia sedang mengejar dan melewati sebuah gang, tiba-tiba ditarik oleh seseorang.
"Kemari."
"Angel, apa yang kamu lakukan, apa kamu tidak tahu aku sedang kejar Jessline?"
"Tahu, bukankah kamu ingin suntik Jessline? Pfft, kamu bocah sungguh hebat. Aku lihat celana Jessline basah ketika dia pergi, kenapa? Banjir karena kamu?"
Novel Terkait
Suami Misterius
LauraBlooming at that time
White RoseMy Lady Boss
GeorgeMy Enchanting Guy
Bryan WuMy Lifetime
DevinaUangku Ya Milikku
Raditya DikaHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)