Hei Gadis jangan Lari - Bab 77 Perannya Telah Berubah
Nikita tidak peduli apa yang dipikirkan kakak beradik itu tentang dia, dia benar-benar sudah tidak tahan, tadi malam, Jacky telah melakukan tahap awal cukup lama dengannya, dia mencium dan menggigit tubuhnya, seluruh tubuhnya basah, tetapi pada saat yang paling penting, Jacky malah tidak bisa lagi, itu membuatnya tidak bisa tidur semalaman.
Jika bukan karena Jacky berada di sebelahnya, dia pasti sudah akan datang mencari Saimon tadi malam.
"Saimon, bibi datang ke sini untuk memberimu suntikan lagi, apakah kamu masih ingat aku?"
Setelah Nikita selesai bicara, dia sudah melepas semua pakaiannya, hanya butuh beberapa langkah dari pintu ke tempat tidur, kecepatan membuka bajunya ini bisa dibayangkan seberapa cepat.
Ketika Saimon melihat Nikita begitu terburu-buru, dan sudah ada sedikit air di selangkangnya, dia merasa sangat senang, barang Jacky si brengsek itu sudah tidak berguna, kamu istrinya yang putih dan lembut, akan dinikmati olehku.
"Suntik, Saimon suka menyuntik, bibi minum susu." Saimon berkata dengan bekerja sama dengannya.
"Ya, suntik, suntik, bibi sudah sangat merindukannya, biarkan bibi mati di bawahmu hari ini." Nikita buru-buru naik ke ranjang dan masuk ke selimut Saimon, "Ah, apakah kamu si idiot ini tahu aku akan datang, jadi sudah telanjang dan menungguku sejak lama, ah ... ini, aku belum mulai, namun kamu sudah bengkak, aku benar-benar menyukainya."
Begitu Nikita membuka selimutnya, dia langsung melihat bagian bawah Saimon, besar dan perkasa, dia langsung bersemangat, Saimon terpaksa meminta maaf kepada Fifi di dalam hatinya, awalnya itu disiapkan untuk bibi kecilnya, tetapi sekarang Nikita yang mendapatkan keuntungan.
Tadi malam, Nikita sudah menahannya semalaman, jadi dia lebih terburu-buru dan sangat menginginkannya daripada sebelumnya, ketika dia membuka selimut dan melihat Saimon terlihat begitu kekar, dia tidak basa-basi lagi, pantatnya langsung duduk di atasnya.
"Saimon, kamu harus menggunakan tenaga hari ini, bibi sudah tidak sabar!"
Nikita buru-buru memohon, wajah kakak beradik yang berada di luar sudah memerah, Fifi bahkan lebih kesal, "Kakak, lihat betapa tidak tahu malunya wanita ini, aku ..."
"Sudahlah, adik, jangan marah, apakah kamu bisa menghentikannya jika dia ingin datang." Monica juga merasa tidak berdaya dengan Nikita.
Mereka berdua berbicara, dan suara Nikita yang berlebihan terdengar dari dalam, "Saimon, kamu benar-benar membuat bibi sangat mencintaimu, ah, tidak tahu kamu berapa kali lipat lebih kuat dari Jacky si bajingan itu, bunuh saja aku ... … "
Nikita berjongkok, dia naik turun, dia bangkit dan turun dengan gila-gilaan, gerakannya ternyata lebih besar daripada Sumi, ketika Saimon diam-diam mengatakan enak di dalam hatinya, dia juga penasaran, Nikita ini benar-benar tahan banting, sudah begitu besar namun dia masih begitu gila-gilaan, apakah dia tidak takut sakit.
Merasakan Nikita yang licin, Saimon berkata dalam hati, nafsu wanita ini benar-benar besar.
Namun, Nikita bukanlah Fifi, bagaimana mungkin Saimon tunduk padanya? Terlebih lagi, Nikita adalah alat balas dendamnya, dia langsung menegakkan tubuhnya, saat Nikita tengah berseru, dia membalikkan Nikita ke tempat tidur.
"Saimon menyuntik, Saimon di atas."
"Aduh, itu sangat menyakitkanku. Huh, oke oke, Saimon di atas, suntik dengan kuat, haha ..."
Mendengar perkataan Nikita, Saimon merasa kesal, sialan apakah dia ini balas dendam terhadap Jacky atau untuk memuaskan Nikita? Mengapa dia merasa efek balas dendam ini tidak begitu jelas.
Nikita memeluk Saimon erat-erat, tubuhnya terus melayaninya ... dia berkata dalam hati, si idiot ini benar-benar hadiah dari Tuhan.
Suara jeritan Nikita di dalam kamar membuat wajah dua kakak beradik yang berada di luar memerah, mereka tidak bisa menahan diri untuk menjepit selangkangan mereka, dibandingkan dengan Fifi, Monica bahkan lebih tidak bisa tahan, karena dia benar-benar sudah merasakan kenyamanan menjadi seorang wanita, jadi dia bahkan lebih sensitif dengan suara di dalam, dia langsung merasa bagian bawahnya yang bengkak itu gatal dan nyeri, itu membuatnya sedikit tidak tahan.
"Kakak, Nikita ini terlalu tidak tahu malu!"
"Adik … jangan… bersabarlah, kita masih harus mengandalkan Nikita untuk melakukan sesuatu untuk kita." Monica membujuknya. Dia berencana mengatakan masalah kolam ikan dengan Nikita ketika dia sudah selesai.
Suara di dalam semakin keras dan keras, terutama perkataan Nikita untuk memikat Saimon, itu menjadi semakin menjadi-jadi, itu membuat kedua kakak beradik itu tidak tahan untuk mendengarnya lagi.
"Ayo, Saimon, aku datang ..."
Untuk pertama kalinya Nikita datang ke sini begitu cepat, ketika Saimon melihat ekspresi nyaman di wajahnya, dia merasa tidak senang, ia hanya merasa cara balas dendamnya terhadap Jacky ini terlalu buruk.
"Ah, Saimon ayo lanjutkan, lanjutkan!" Nikita terus meminta.
Saimon merasa kesal, dia menyeringai bodoh, tetapi sebenarnya dia sudah menghabiskan seluruh energinya, dia hanya ingin membuat Nikita sakit dan membuatnya menderita, tetapi dia salah, sekarang dia tidak bisa merasakan perasaan senang ketika pertama kali berselingkuh di belakang Jacky, dia semakin merasa dirinya sudah benar-benar menjadi alat pelampiasan nafsu Nikita, itu membuatnya sangat tidak senang.
Sialan, sepertinya perannya telah berubah.
Dia sekarang hanya ingin Nikita segera pergi, dia tidak ingin melakukan sesuatu yang tidak berguna lagi, dia juga tidak ingin mendapatkan kebahagiaan seorang pria dari Nikita, perasaan diperbudak seperti ini membuatnya sedikit marah.
Dia perlahan-lahan menurunkan kekuatannya, dan ingin bangun dari tubuh Nikita secepat mungkin, kelak dia juga tidak mau melakukan pekerjaan tanpa pamrih seperti ini lagi!
Nikita sedang merasa sangat nyaman, tiba-tiba dia merasa kekuatan dan kedalaman Saimon langsung menjadi lebih kecil, dia membuka matanya dan berkata.
"Hei, kenapa Saimon berhenti, lebih keras sedikit."
"Tidak nyaman, Saimon tidak mau suntik lagi." Ujar Wang dengan bodoh.
"Dasar bodoh, kamu belum sampai, ketika kamu kena tidak tahu betapa enaknya itu, cepatlah. Hei, idiot, jangan bangun ... aku benar-benar tidak tahan."
Melihat Saimon hendak bangun, Nikita merasa cemas, dia segera bangkit untuk memeluknya, sudah dilakukan setengah jalan, kenapa berhenti.
"Tidak mau!"
Saimon duduk di tempat tidur, dia mengulurkan tangannya dan meraih celana dalamnya.
Nikita benar-benar tidak berdaya, dia benar-benar tidak mengerti pemikiran si bodoh ini, dia tidak merasa ini jarang didapatkan dan hanya melakukannya hingga setengah, Nikita tahu bahwa dia tidak bisa memaksa Saimon jadi dia menekan nafsunya, dan berkata dengan mengelabuinya.
"Saimon, kamu lihat kamu masih bengkak, jika kamu tidak melakukannya, kamu akan mati."
"Tidak, kamu berbohong kepada Saimon, itu tidak akan membuatku mati, tidak nyaman, Saimon tidak mau melakukannya."
"Sialan, apakah kamu mau membuatku mati karena tidak melampiaskannya."
Kakak beradik di luar juga sudah mendengar terjadi perubahan di dalam, mereka saling bertatapan, dan berpikir mengapa Saimon hanya melakukannya hingga setengah dan tidak menyelesaikannya? Mereka penasaran hingga ingin masuk ke dalam kamar untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Tetapi saat ini, suara Jacky tiba-tiba terdengar di luar.
"Hehe, sayangku, aku datang lagi, aku hari ini harus mencicipi kalian berdua!"
Tadi malam, barang Jacky layu sebelum masuk ke dalam Nikita, itu membuatnya sangat kesal, dia merasa mungkin dia sudah terlalu banyak berhubungan dengan Nikita, dan sudah mati rasa, jadi dia ingin mencari kakak beradik ini untuk mencobanya, jika pada mereka tidak masalah, itu artinya, dia benar-benar sudah mati rasa pada Nikita, jadi terjadi masalah layu sebelum masuk ke dalam lubang.
"Ah ……"
Ketika mendengar suara Jacky, Monica terkejut hingga menjerit, kali ini dia bukan takut Jacky memperkosanya, melainkan khawatir Saimon dan Nikita yang berada di dalam akan ketahuan, jadi dia memblokir pintu kamar dengan refleks.
Novel Terkait
My Charming Lady Boss
AndikaMy Tough Bodyguard
Crystal SongCinta Yang Tak Biasa
WennieDark Love
Angel VeronicaWaiting For Love
SnowDon't say goodbye
Dessy PutriCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)