Hei Gadis jangan Lari - Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
"Kakak, apa yang kamu bicarakan, bagaimana aku bisa menyalahkanmu, aku sangat berharap kakak memiliki pemikiran ini, sehingga kita bisa bersama selamanya." Ujar Fifi sambil memegang tangan Monica.
"Tetapi, Saimon adalah suamimu, aku ..."
"Kak, jika wanita lain yang merebut Saimon, aku pasti tidak akan bersedia, tetapi kita adalah kakak beradik, aku tidak keberatan. Awalnya aku sudah pernah bilang, aku berharap kita bertiga bisa bersama selamanya, bahkan, bahkan jika kita melakukan hubungan dengan Saimon bersama, aku juga tidak keberatan ... " Ujar Fifi, kemudian wajahnya semakin memerah, tenggorakan Saimon yang mendengarnya di luar jendela semakin kencang, memikirkan tentang kehidupan yang baik dengan kedua bibinya ini, Saimon merasa seluruh tubuhnya terasa panas.
"Kamu ini, apa yang kamu bicarakan, dia yang idiot, jika dia bersama kita berdua pada saat yang sama, bukankah itu hanya akan menguntungkannya." Ketika Monica mendengar perkataan konyol adiknya, dia mengesampingkan kekhawatirannya dan berkata dengan marah.
"Kakak ini, lihat Saimon, salah satu dari kita tidak ada yang bisa memuaskan si idiot itu. Jika dia membengkak dan bengkaknya tidak berkurang, bisakah dia bersedia? Hanya kita berdua bersama-sama baru bisa memuaskannya." Fifi melihat pembengkakan dibagian intim Monica dan berkata sambil mengerutkan kening.
"Itu benar. Tetapi tidak apa-apa, aku pikir melakukannya beberapa kali lagi aku sudah akan terbiasa, tetapi adik, kakak memulainya dulu, kamu harus cepat, Jacky ini selalu mengawasimu, hari ini, dia juga telah mengganggumu, aku takut dia akan melampiaskan amarahnya ada Saimon, dan kemudian melakukan sesuatu yang tidak baik padanya." Monica mengingatkannya.
"Iya. Aku mengerti kakak, tetapi aku ingin menunggu sebentar lagi, ini kamu ... sudah seperti ini, aku takut ..."
Saimon yang mendengarnya di luar merasa sangat menyesal, jika dia tahu lebih awal dia akan lebih pelan saat melakukannya dengan Bibi Monica, dan sekarang dia telah membuat Fifi takut, dia benar-benar tidak tahu kapan dia baru bisa memakan istri sahnya.
Sejujurnya, Saimon tidak mau melakukan hubungan dengan kedua bibinya ketika dia idiot, tetapi situasi memaksa, Jacky terus memiliki pemikiran yang tidak baik, jadi dia teraksa "kejam".
Namun, memikirkan bagian bawah Jacky akan berubah menjadi barang rongsokan malam ini, Saimon tidak bisa menahan tawanya, sialan, ide Angel ini benar-benar bagus, itu sangat kejam.
Di dalam rumah, setelah beberapa saat, Fifi baru selesai membantu Monica mengoleskan obat: "Kakak, jangan pakai dalaman dulu malam ini, tidur saja seperti ini, jangan sampai membuat obatnya menempel di pakaian ... hehe ... … "
Melihat roti bengkak Monica penuh dengan obat berwarna ungu, Fifi tidak bisa menahan tawa.
"Apa yang kamu tertawakan, jika kamu melakukannya dengan Saimon nanti, mungkin akan lebih bengkak dariku." Monica tersenyum manja dan menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Kakak ... Menurutmu mengapa ketika kamu menggoda Saimon dia tertarik, tetapi aku selalu ditolak oleh Saimon? Apakah karena bagian ini kakak besar, Saimon ini suka yang seperti ini, jadi … "Fifi berkata dengan iri sambil melihat gunung montok Monica.
Monica mengangguk, menurutnya juga seperti itu, setelah Saimon menjadi idiot, hobi terbesarnya adalah minum susu, dan punyanya memang besar.
"Fifi, jangan terlalu banyak dipikirkan lagi, milikmu belum sepenuhnya tumbuh, hehe, aku dengar dari kakak-kakak di desa, mereka mengatakan bahwa bagian wanita ini akan bertambah besar jika dipegang seorang pria."
"Sungguh?"
...
Saimon yang berada di luar jendela merasa seluruh tubuhnya tidak nyaman saat mendengar perkataan kakak beradik ini, dia benar-benar ingin segera masuk dan mendorong Fifi ke bawah.
Pada malam hari, Saimon bermimpi, dalam mimpinya, ada sosok Fifi, sosok cantik Fifi terus naik turun karena dampak dorongannya, keningnya mengerut itu jelas karena dibuat kesakitan olehnya, tetapi dia menahan rasa sakit itu tanpa berteriak, itu membuat Saimon merasa sangat kasihan padanya.
Setelah bangun keesokan harinya, setelah sarapan, Saimon pergi ke kolam ikan, dia sudah berjanji pada Angel bahwa dia akan menjaga kolam ikan ini kelak, dan dia tidak akan membiarkan penduduk desa sembarangan menangkapnya lagi, untungnya, Jacky sekarang telah diberi pelajaran dengan kejam oleh Saimon, fungsi seks prianya sudah tidak baik, jadi dia juga tidak harus terus menjaga kedua bibinya.
Saimon si idiot berkeliaran di sekitar kolam ikan, tidak ada yang mempedulikannya, siapa akan peduli apa yang dilakukan orang idiot.
Ketika kembali ke rumah pada siang hari, Saimon otomatis mengambil satu ikan dari kolam ikan dan membawanya pulang, sekarang dia tahu bahwa ikan ini bisa membuat kuat, Saimon otomatis ingin memberikan kedua bibinya makan.
Setelah beristirahat semalam, Monica sudah bisa bangun dari tempat tidur, tetapi penampilannya yang pincang, dan mengerutkan kening, itu memberi Monica sedikit pesona feminin, itu membuat hati Saimon tergerak.
"Dasar idiot, kemana kamu pergi pagi-pagi tadi?" Fifi memarahinya, seperti seorang istri yang sedang ngambek, itu membuat Saimon merasa sangat bahagia.
Kakak beradik ini keduanya adalah wanita baik bisa diajak keluar dan bisa memasak, meskipun Fifi keras kepala dan susah diatur, tetapi hanya ada mereka berdua di rumah, pekerjaan rumah biasanya juga dilakukan, Saimon makan dengan sangat puas.
Setelah makan, dia melihat Monica dan Fifi berbisik 'dengan isyarat mata', Saimon merasa sangat bersemangat, hehe, apakah hari ini sudah giliran Fifi? Saimon diam-diam memperhatikan wajah Fifi yang memerah, dan dia semakin merasa tebakannya benar.
Ketika Saimon sedang menunggu di kamar, dia mendengar Fifi dan Monica di luar mengemasi piring sambil berkata: "Kakak, aku sudah siap."
"Oke, kalau begitu cepat masuk, jika tidak, Saimon si idiot, mungkin akan pergi keluar lagi dan sulit ditemukan." Desak Monica.
"Tetapi, kemarin Saimon baru saja melakukannya denganmu, apakah dia masih perlu istirahat?"
"Dia adalah monster kecil, bahkan jika melakukannya setiap hari, dia juga akan baik-baik saja, dia sekarang bodoh, tidak tahu untuk berinisiatif mencari wanita, jika dia tahu, takutnya tidak akan berhenti setiap hari."
Mendengar percakapan di luar, Saimon terkekeh, dia menunggu Fifi masuk, Saimon menutup matanya dan memikirkan tubuh Fifi yang indah dan cantik seperti Monica, dia merasa bahwa itu sudah cukup.
Tetapi tepat ketika dia selesai melepas celananya dan menunggu, dia mendengar suara Nikita.
Diam-diam dia memakinya di dalam hati, wanita ini benar-benar pandai memilih waktu!
Namun, setelah berpikir lagi, dia segera mengerti bahwa pasti masalah barang Jacky tiba-tiba tidak bekerja lagi tadi malam membuat Nikita merasa sudah tidak tahan lagi, jadi dia datang mencarinya secepat ini.
Yang dia tebak benar, ketika Nikita dan Jacky melakukan hubungan tadi malam, ketika Jacky masuk ke tahap terakhir, saat barangnya masuk itu tiba-tiba berhenti bekerja, begitu menyentuh bagian panas Nikita, itu langsung layu, dan hal itu membuat bagian luar Nikita putih.
"Nikita, kenapa kamu datang lagi? Ini baru berapa lama?!" Fifi berteriak pada Nikita dengan marah.
Nikita sekarang sudah tidak sabar untuk masuk ke kamar, jadi bagaimana dia mau mendengarkan ancaman Fifi, dia mendorong Fifi menjauh, dan langsung berjalan masuk ke kamar.
"Minggir, aku tidak punya waktu untuk berbicara denganmu sekarang, aku sudah merasa tidak nyaman selama sehari, jadi aku akan menyelesaikannya dulu baru berbicara denganmu lagi."
Setelah mengatakannya, di depan mata kedua kakak beradik yang tampak kaget, dia masuk ke dalam kamar, dan kedua kakak beradik itu saling bertatapan sejenak, Fifi berkata dengan terkejut.
"Kakak, ada apa dengan Nikita hari ini? Kenapa dia begitu terburu-buru."
"Karena sudah gatal."
Novel Terkait
Pejuang Hati
Marry SuTakdir Raja Perang
Brama aditioHanya Kamu Hidupku
RenataThis Isn't Love
YuyuMenunggumu Kembali
NovanJalan Kembali Hidupku
Devan HardiHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)