Hei Gadis jangan Lari - Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
Mendengar suara ini, Saimon seperti ingin meledak, kemampuan wanitanya baru saja membuat Lena datang, dan terlalu cemas, berbalik badan dan berbicara dengannya, untuk menyuruhnya mengambil kembali kuncinya, jika tidak kemungkina Lena dan Angel bertemu di toko ini, ini bisa merepotkan.
“Kak Lena, hari sudah mau malam, kamu tidak berada di rumah, kenapa kamu datang mengampiriku kemari?” Saimon tersenyum, dan diam-diam melangkah mundur.
Saimon bukanlah pria yang tidak pernah bercinta, dia baru saja bercinta dengan Melisa, dan dia benar-benar tidak bisa melakukannya lagi.
“Apa yang aku lakukan di rumah? Celah di rumahku tidak bisa membokir saluran keluar air.” Lena tersenyum lembut, dan kemudian dengan kekuatan tangannya, pintu toko ditutup.
Di dalam toko Lena sangat gelap.
“Kak Lena, nyalakan lampunya, di sini Gelap sekali, aku tidak bisa melihat apa-apa.” Saimon berkata dengan tergesa-gesa.
“Apa yang ingin kamu lihat? Bercinta dalam kegelapan lebih nikmat, kenapa, Kamu masih ingin melihat bagian bawah kakak, tidak tahu malu.”
Hati Saimon menjadi murung, dan berkata di dalam hati, sialan, siapa yang tidak tahu malu sebenarnya, perkataan Lena benar, wanita ini tidak perlu menundukkan kepala dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh celana Saimon.
“Kakak, setiap hari kamu melakukan ini, apakah kamu tidak puas?”
“Bagaimana bisa puas dalam hal ini. Terlebih lagi, aku sudah menahannya seharian, kemarin, waktu kamu dan gadis desamu bercinta, membuatku tidak mudah menunggu sampai hari ini, dan sekarang kamu harus membuatku puas.”
Mendengarkan perkataan Lena, Saimon tahu bahwa ketika dia dan Angel bekerja di ruang dalam kemarin, Lena melihat semuanya dan berpikir Saimon membuat Angel merasa puas, Lena melihat pantat besarnya, Saimon tiba-tiba merasa ketakutan, dan tidak menyadarinya.
“Hehe, kak Lena, walaupun kamu mengambil banyak ikan untuk dimakan paman Rendra, itu tidak akan berhasil.” Saimon berkata.
“Kamu tidak punya hati nurani, jika dia bisa makan ikan, aku akan menculikmu. Cepat kemarilah, kakak sedang terburu-buru.”
Dalam kegelapan, Lena berkata, dengan tenaga tangannya, dia membuka celana Saimon, tangan itu segera menggenggam bagian bawah Saimon.
Harus dikatakan bahwa kekuatan tangan Lena sangat bagus, begitu dia meraih Saimon, mata Saimon menyipit, dan otot-otot kakinya menegang.
Meskipun saat ini hatinya tidak mau melakukan hal itu, namun karena rangsangan Lena, perlahan tubuhnya juga mulai bereaksi.
“Wah, Saimon, aku tidak menyangka, bagian bawahmu panjang begitu cepat.” Lena menunduk ke bagian bawah Saimon dan meniupnya.
“Huuu...” Tubuhnya merasa hangat, tindakan Lena ini membuat Saimon terangsang yang membuatnya merasa mati rasa dan tegang ketika Lena meniupnya dengan sangat lembut.
“Kak Lena...” Nada suara Saimon mulai menegang.
“Ada apa, Saimon? Apakah masih ingin menyuruh kakak pergi.” Lena mengulurkan tangan dan mengusap tubuh Saimon dengan perlahan.
Wanita sialan ini benar-benar hebat, dia mengulurkan tangan dan menahan bagian bawah Saimon, Saimon mengulurkan tangannya dan menyentuh kepala Lena.
“Kak Lena, jangan diusap, berdiri saja.”
“Untuk apa kberdiri? Aku harus melayanimu dengan baik, jika tidak kamu bakalan tidak senang bercinta dengan kakak.” Lena berkata.
Mendengarkan perkataan Lena, Saimon berkata dalam hatinya, sialanya, apakah wanita ini sengaja menggodanya?
Bisakah aku dicubit olehmu lagi? Saimon menundukkan kepalanya dan mengulurkan tangannya untuk menarik Lena.
“Oh, untuk apa kamu terburu-buru, biarkan kakak bermain dengan adik kecilmu lagi.” Lena berkata.
“Biarkan aku bermain dengan adik kecilmu dulu.” Saimon berkata, tangannya dengan keras mengangkat mantel Lena, gunung besar Lena segera keluar dari balik pakaiannya, kulitnya putih dan lembut, sangat mencolok dalam gelap.
“Bagaimana? Apakah adik kecil kakak menarik?” Lena berkata, mengulurkan tangan untuk memegang kedua gunungnya, dan kemudian dia memasukkannya ke dalam mulut Saimon.
Mencium aroma gunung yang kuat, Saimon tidak bisa menahannya lebih lama lagi, sialan, wanita ini benar-benar sangat beracun, aku baru saja bercinta dengan Melisa, dan Lena merangsangnya lagi.
“Sangat menarik, Kak Lena, punyamu sangat besar, baunya enak, sekali lihat, langsung ingin mencobanya.”
“Kalau begitu hisaplah, Kak Lena ingin kamu menghisapnya.”
Sebelum Lena selesai berbicara, Saimon membuka mulutnya dan menghisap setengah gunung itu, bagian kecilnya sangat lembut sehingga Saimon merasa sangat nyaman.
“Huuu… Saimon, kamu benar-benar berpengalaman, punyamu sudah membesar, tapi kamu tidak lupa untuk menghisap gunung kakak. Oh, tidak, kamu tidak boleh benar-benar menggigitnya… huu… ini sangat nikmat.”
Seluruh Lena sudah memanas, pada saat ini, Saimon membuka mulutnya dan menggigitnya, dan lidahnya terus berputar, Lena sudah tidak tahan lagi, dia mengulurkan tangannya dan menekan kepala Saimon, mengangkat kepalanya dan berkata dengan suara keras.
“Huu, pelan-pelan, ini benar-benar membuat kakak sangat nyaman.”
Mendengarkan perkataan Lena, hati Saimon semakin membara, memegang kedua gunung besar Lena di kedua tangan, dan terus-menerus mengusapnya: “Kak Lena, apakah kamu suka aku jilat seperti ini?”
“Suka, Kak Lena merindukan ini, jika kamu sudah puas, kamu harus berjuang keras untuk bercinta dengan kakak, kakak sudah tidak tahan lagi untuk keluar.”
Saimon berkata di dalam hati, gadis ini benar-benar mengerikan, Saimon mengulurkan tangan dan bergerak ke pantat Lena dari gunungnya, dia meraih dengan kuat dan membuat Lena berteriak.
“Saimon, lepaskan celana kakak. Ada barang bagus di dalamnya.”
“Hehe, seberapa bagusnya. Anda tidak bisa melihatnya dalam kegelapan.” Saimon tertawa.
“Apa kamu menyalahkan kakak karena tidak menyalakan lampu? Nyalakan, nyalakan lampu, dan cepat lepaskan celana kakak.”
Lena berkata, mendorong Saimon ke dinding, dan kemudian dengan terampil menarik tali lampu, toko tiba-tiba terang, Saimon juga bertindak cepat, seketika celana Lena dilepas.
Ketika dibuka, dalamnya sangat indah.
Sialan, Lena ini benar-benar sangat cantik, gemuk, lembut, dan menarik. Tidak heran dia harus memintaku melepas celananya, ternyata tidak menggunakan apa-apa di dalamnya, ini kosong, dia sudah bersiap untuk melakukan ini.
Melihat Saimon tiba-tiba melihat pemandangan indah dengan tercengang, Lena sangat senang, hehe, tidak menyangkakan, Jika tidak membuat permainan baru, bagaimana aku masih mempertahankanmu.
“Sedikit galak, bukankah bagian bawah Kak Lena ini lebih menarik?”
“Menarik, menarik, ini benar-benar sangat menarik.” Saimon berkata, dengan tidak sabar untuk melepas celananya, dan kemudian adik kecilnya yang gagah berani itu muncul.
Novel Terkait
Perjalanan Selingkuh
LindaMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeMarriage Journey
Hyon SongPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeLove And War
JanePernikahan Kontrak
JennyThe Great Guy
Vivi HuangBlooming at that time
White RoseHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)