Hei Gadis jangan Lari - Bab 100 Kakak nakal ya

“dasar, kamu masih tahu juga sayang sama bibi. Bibi juga ingin memeluk kamu hingga tertidur, tapi bibi bungsumu pasti akan ketakutan sendiri di luar, kamu tidurlah sekarang, lain kali tiap malam bibi datang temankan kamu tidur ya.”

Saimon sadar untuk membuat Monica secara tuntas menerima hubungan yang sekarang tidaklah mungkin, satu-satunya cara adalah pancing secara perlahan-lahan, sambil melihat Monica bertolak pergi dengan lemas, hati Saimon sangat kecewa.

Melihat mereka berdua telah selesai, Fifi pun berlari kembali ke ranjang, menutup mata pura-pura tidur, namun setelah menutup mata, otak tak berhenti membayangan area bawah Simon yang keluar dari tubuh kakak dengan tetap terlihat tidak mengecil sama sekali, hatinya mulai tidak karuan.

kemudian terlihat Monica yang keluar dari kamar dengan lemas.

“kak, bagaimana rasanya? Ah... kenapa malah lemas?”

Mendengar kalimat Fifi, Monica tersipu malu, “kamu ya, jangan tertawaain kakak dulu, giliran kamu yang bersama Simon, lihat aku bagaimana menertawakan kamu nantinya.”

Monica kemudian berbaring di ranjang sambil menahan rasa sakit di area bawah.

“kak, rasanya begitu nikmatkah, sampai kakak terlihat lemas seperti ini, sepertinya sedikit menakutkan.”

“menakutkan? Kamu karena belum merasakannya saja, lihatlah kakakmu ini demi bisa bersama Simon, muka pun sudah dikesampingkan, bayangkan saja rasanya bagaimana?”

“iya si, aku mendengarkan suaramu saja sudah tahu nikmatnya.” Fifi merenung sebentar, dan berkata “kak, kalau begitu ke depannya kakak tidur bersama Simon saja.”

“kamu, kamu bicara apa sih? Mustahil itu, sudah tidurlah lagi.”

Sangking malunya, Monica buru-buru menarik selimut menutupi kepala.

Satu malam diam tanpa suara, keesokan harinya tetap seperti biasa, setelah sarapan, kedua saudara tersebut segera membawa Simon keluar, demi mencegah hal kemarin terjadi lagi, Simon di lahap oleh Nikita tanpa sepengetahuan mereka, mereka berdua pun mencoba mengikat Simon dengan tali.

Hingga siang hari tiba di rumah, Simon menggerutu tidak nyaman.

Kamu ini, kalau bukan aku yang ikat kamu, kamu pasti sudah menderita karena Nikita.” Fifi dengan kesal memaki Simon sambil melepaskan talinya.

Mendengar kalimat Fifi, Simon berpikir, terbalik, seharusnya aku yang celakai Nikita, terbayang dirinya meluapkan bakatnya di tubuh Nikita, hati Simon mulai gatal, namun ia tidak sadar dirinya tidak mengetahui kondisi perkelahian Jessline, Nikita dan Jacky.

Baru terpikir sampai di sini, depan pintu terdengar suara Nikita.

“waktu yang tepat, kalian mau masak bukan? Masaklah ini, kasih Simon makan.”

Nikita lalu melempar kantong ke dalam kompor, melihat benda panjang yang terlihat keluar dari kantong tersebut, Simon timbul rasa penasaran.

“Nikita, apa yang kamu lakukan? Aku tidak akan biarkan Simon sembarangan makan.”Fifi berkata dengan ketus pada Nikita.

“tentu saja benda bagus, nanti Fifi bisa makan bersama dengan Simon juga, heheh...”

“aku tak akan izinkan Simon makan makanan kamu!”

Fifi segera menuju ke kompor untuk membuka kantong itu, tiba-tiba Fifi teriak, “apaan ini? Amis sekali baunya.”

Simon yang penasaran pun meninjau apa yang telah terjadi, matanya terbelalak, makjang, Nikita ini gila juga, memasak p*nis keledai untuk Simon, dengan jelas menyampaikan ukuran Simon kurang memuaskan Nikita.

“p*nis keledai, benda bagus tahu, kasih Simon makan, dijamin tiap hari bisa puaskan kita para wanita.” Nikita dengan senyum nafsu, mengulurkan tangan memeras celana tengah Simon, “masih bisa tumbuh besar kok.”

“kau, dasar wanita genit, ukurannya Simon sudah begitu besar, mau sebesar apa lagi?” Fifi berkata dengan amarah.

“kamu sekali lihat juga sudah ketahuan masih hijau, mana ada wanita yang menolak besarnya ukuran itunya pria, malah ingin lebih besar dan lebih besar, rasanya makin nikmat tentunya. Bayi saja berhasil lewat pintu, masih tak sanggup menampung besarnya ukuran Simon? Besar satu kali lipat lagi pasti jauh lebih nikmat.”Kalimat Nikita tersebut, membuat Simon terpancing, sialan, perempuan ini keluhkan ukurannya kecil,siap-siap kubereskan kau!

“bagaimanapun, aku tidak akan biarkan Simon memakan makanan dari kau!”Fifi dengan marah berkata.

“Coba saja mengganggu, percaya tidak? akanku suruh Jacky tangkap si bodoh ini!” Nikita mengancam, kemudian menoleh kepala melihat Monica, “dek, Fifi tak paham, kamu harusnya paham lah ya, bukannya semakin besar ukuran Simon, kamu juga makin nikmat?”

“aku rasa ukuran Simon yang sekarang sudah cukup, tidak bisa lebih besar lagi, Kak Nikita, kamu benar-benar sanggup? Nafsu Simon nantinya bisa membunuhmu.” Monica dengan perasaan takut mengatakannya sambil membayangkan suasana ketika melakukannya dengan Simon.

“hah, membunuhku? Kamu pernah dengar ada wanita yang mati karena gituan? Lagian dek, pepatah mengatakan, satu tetes sperma sepuluh tetes darah, Simon seperti ini melayani begitu banyak wanita, kalau tidak dijaga baik-baik kesehatannya, badannya cepat lambat bisa hancur.” Nikita berkata dengan ramah.

Mendengar perkataan Nikita, Monica terdiam, benar juga penyampaian Nikita, Simon memang sudah berlebihan kali ini, kalau tidak dijaga, tubuhnya tidak akan sanggup.

“sudah ya dek, kalau sudah selesai saya pergi dulu, malam nanti baru nilai baik-baik mutu dari p*nis keledai itu.”Nikita pergi dengan melenggakkan pantatnya, Simon melihatnya dengan geram, fuck, lihatlah nanti malam, akan kubuat kau nangis minta ampun.

“kak, bagaimana ini?”

“ya bagaimana? buang saja, ini Nikita terlalu niat juga untuk Simon. Tapi, yang dikatakan Nikita tidak salah juga, Simon terlalu rutin lakukan itu, tubuhnya pasti tidak akan tahan, di makan saja?”

Mendengar perkataan Monica, Simon terdiam, kalau ia memakannya, ukurannya akan lebih besar lagi, saat itu pasti akan seperti monster.

“tidak, Simon tidak mau makan, bau, kotor.”Simon berkata lalu keluar rumah.

“eh, Simon, kamu... kak?”Fifi dengan panik berkata.

“hal ini tidak bisa sepenuhnya dengarkan dia, ini juga demi kebaikannya. Begini saja, potong setengah, tumis dalam sayur untuknya.” mata Monica menoleh ke samping.

“tapi kak, Simon kalau makan, itunya akan lebih besar lagi, ini, kamu tahan tidak?” Fifi dengan khawatir melihat kedua kaki Monica, ia jelas tahu di sana masih bengkak.

“kamu tak dengarkah yang disampaikan Nikita, malam ini dia yang datang cari Simon? Biarkan Simon lampiaskan nafsunya terlebih dahulu dengannya, baru setelah itu, aku dengan Simon....”Monica berkata sambil tersipu malu.

“hehe, kakak nakal ya.”

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu