Hei Gadis jangan Lari - Bab 99 Tidak Boleh Pergi

Monica datang mencari Saimon untuk melakukan hal ini, saat mendengar Saimon yang berinisiatif untuk melakukannya, dia menjawab Saimon dengan senang.

"Saimon ingin menyuntik bibi ya?"

"Iya. Saimon suka bibi, ingin menyuntik bibi, ingin tidur bersama bibi setiap hari, memakan susu bibi setiap hari." Kata Saimon dengan bergairah.

"Ah, Saimon ingin bersama dengan bibi setiap hari ya, tapi pada malam hari bibi.... boleh, kelak tunggu bibi kecil sudah tidur bibi baru datang cari Saimon ya?"

melihat bahwa Monica telah masuk perangkap, Saimon merasa sangat senang, seketika itu juga langsung membuka selimut dan melepas baju dan celana tidur Monica, kemudian pemandangan indah di malam hari terpampang dihadapan Saimon.

"bibi, kamu sangat cantik." Saimon tidak tahan untuk mendesah.

"Kamu yang bodoh ini ternyata masih mengetahui apa yang cantik ya?" Nafas Saimon yang berat berhembus di kedua kaki Monica, mengakibatkan Monica tidak dapat menahan diri untuk merapatkan kedua kakinya, mengikuti perkataan Saimon, Monica bertanya, "Saimon, dibandingkan dengan itunya Jessline, siapa punya lebih cantik?"

Perkataan Monica membuat Saimon terdiam untuk sesaat, dalam hati mengatakan kenapa semua wanita seperti ini, bahkan bagian itu juga mau dibandingkan.

"Cantik, Bibi Monica cantik, bibi Monica adalah wanita paling cantik di dunia, Saimon sangat menyukainya." Saimon mengulurkan tangannya dan meraba Monica, ternyata masih sedikit bengkak.

"Bagaimana kalau dibandingkan dengan bibi Fifimu?"

Tanya Monica dengan mendesak, membuat Saimon mulai merasa frustasi, cari celah pintu Saimon dapat melihat sepasang mata Fifi yang bersinar terang, dalam hari berkata, apakah bibi Monica sedang mencelakainya?

"Bibi Monica cantik, bibi kecil juga cantik, tapi Saimon tidak pernah menyuntik bibi kecil, jadi tidak tahu punya siapa lebih cantik."

Fifi yang mendengar perkataan Saimon dari luar tersenyum dingin, si bodoh ini harus menyuntik dulu baru cantik ya, dia bukan tidak pernah melihatnya, sepertinya harus membiarkan dia masuk secepatnya, biar dia merasakan bagaimana rasanya ketika berada didalamnya, jika tidak Saimon akan ketagihan dengan merasakannya dari wanita lain dan tidak ingin menyuntiknya maka akan sangat repot.

"Bibi, itunya kamu masih bengkak."

"Ah, iya, bengkaknya masih belum hilang karena kamu, ketika menyuntik nanti pelan-pelan sedikit, kalau tidak bibi Monica bisa kesakitan." Monica mengingatkan dengan wajah memerah, terpikirkan bahwa dirinya sedang menggoda Saimon untuk menyuntuiknya membuat hatinya merasa berdosa.

"Saimon tahu, Saimon sayang bibi, tidak akan menggunakan tenaga, hehe."

"Kalau begitu Saimon cepat masuk." Kata Monica sambil melihat benda milik Saimon.

Melihat Monica yang gugup hingga merapatkan kedua kakinya, Saimon tahu bahwa dalam hati, bibi Monica masih merasa takut, dalam sekejap, bibirnya

Mencium kaki Monica dengan keras, kemudian dengan berlebihan berkata.

"Lah, kenapa itunya bibi ada begitu banyak air?"

Saimon mencium ke bagian atas dengan keras, seketika itu juga mengakibatkan Monica bergairah, air yang keluar dari tempat itu juga semakin banyak, Sambil berusaha menahan gairah, Monica berkata.

"Karena kamulah yang membuatnya, cepatlah, buat bibi merasa enak seperti waktu itu." Monica tidak bisa menahan diri untuk mengangkat kepala, satu tangannya menangkap Saimon.

"Lah, Saimon kamu sudah membesar lagi."

Melihat ukuran Saimon, Monica merasa sedikit takut, sepertinya ukuran ini lebih besar lagi dari yang sebelumnya, dirinya bukanlah Nikita, apakah benar-benar bisa menahannya?

Namun ketika dia sedang khawatir, Saimon sudah berada diatas tubuhnya.

"Bibi tidak takut, Saimon akan pelan-pelan, Saimon menyayangi bibi."

Saimon tiba di bagian dalam Monica dengan sedikit kaku, ketika Saimon masuk, Monica merasa semua pori-pori yang ada di tubuhnya langsung terbuka, dia tidak bisa menahan diri untuk memejamkan mata dengan nyaman, sepasang tangannya memeluk Saimon dengan erat.

"Saimon, hari ini sayangi bibi dengan baik-baik, biarkan bibi merasakan bagaimana rasanya berada diatas awan lagi."

Monica memohon, maka Saimon pasti akan berusaha sekuat tenaga, "Bibi, Saimon sudah akan menggunakan tenaga, jika sakit, bibi teriaklah, Saimon akan berhenti."

Mendengar perkataan Saimon, Monica merasa tersentuh, dalam hati mengatakan meskipun Saimon bodoh, namun dia sangat baik terhadapnya, memikirkan Saimon yang memperlakukan Nikita dengan sadis, dan melihat gerakan Saimon yang pelan diatas tubuhnya, Monica hanya merasa hatinya penuh dengan kebahagiaan.

"Saimon ayo, bibi bisa menahannya."

Rasa puas yang sangat besar dalam tubuh, membuat Monica melepaskan kekhawatirannya, rasa nyaman yang sangat besar membuat dirinya lupa bahwa tubuh bagian bawahnya masih bengkak, sepasang tangannya memeluk leher Saimon dengan erat, pinggulnya mulai menyelaraskan gerakan Saimon.

Fifi yang mengintip dari luar, melihat dua tubuh yang menyatu jadi satu, membuat dirinya merasa sangat panas, sambil mendengar suara teriakan Monica yang ditahan, dalam hati Fifi berkata apakah rasanya seenak itu? Memikirkan bahwa milik kakak sedang dikikis oleh monster bagian bawah milik Saimon, Fifi tidak dapat menahan diri untuk menelan ludah, dia merasa ada cairan yang mengalir keluar dari antara kedua kakinya, kemudian mengulurkan tangan kedalam.

Lengket dan basah, seketika itu juga matanya bersinar dan menatap kedua orang yang sedang bersetubuh, jarinya masuk dan keluar tanpa henti dari selangkangannya, tempo gerakan tangannya mengikuti suara teriakan Monica, mulutnya juga mulai mengeluarkan suara desahan.

Meskipun Saimon sedang bergerak diatas tubuh Monica, namun matanya memperhatikan gerak-gerik di luar terus, melihat apa yang dilakukan fifi diluar, hatinya merasa senang, kelihatannya hal baik antara dirinya dengan bibi kecil juga akan segera tiba.

Sambil memikirkannya, Saimon melakukannya dengan bersemangat, sentakan pinggangnya membuat Monica yang berada dibawahnya berteriak.

"Saimon agak pelan, sudah menyodok hingga perut bibi. Iya Saimon, bibi sangat bahagia, berharap bisa seperti ini untuk selamanya."

Saat ini, Monica sudah sungguh-sungguh kehilangan akal sehat, bibirnya yang merah mencium telinga dan leher Saimon tanpa henti, membuat Saimon merasa semakin panas, secara perlahan, tempo yang dia kontrol sudah mulai kacau, semakin keras dan cepat, teriakan Monica semakin keras, membuat Fifi yang mendengarnya dari luar tidak tahan lagi.

Akhirnya, awan dan hujan mulai beristirahat, Saimon bangkit dari atas tubuh Monica, Monica masih tenggelam dalam rasa nyaman diatas awan, melihat wajah Saimon yang tersenyum, dengan lemah berkata.

"Saimon kamu sungguh sangat hebat, pantas saja Nikita ingin suntik dengan kamu dengan begitu antusias.

Monica mengatakannya sambil berupaya keras untuk bangkit duduk, mengambil tissue dan mengelap bersih dengan ringan, kemudian mengenakan pakaian dan kembali ke kamarnya.

Namun melihat kedua kaki Monica yang bergemetar, Saimon tidak tega membiarkannya berjalan, jadi dia menahan Monica tidak membiarkannya pergi.

"Bibi, jangan pergi, tidurlah bersama Saimon."

Mendengar perkataan Saimon, Monica memutar bola matanya, kemudian tertawa dan berkata, "Kamu yang bodoh ini, masih ingin melakukannya dengan bibi ya, bibi juga ingin merasakan rasa itu lagi, tapi jika melakukannya lagi, bibi akan mati kamu buat."

"Tidak, tidak, Saimon menyayangi bibi, tidak melakukannya lagi, Saimon merasa sedih melihat kedua kaki bibi yang bergemetar ketika berjalan, ingin bibi untuk tinggal disini, tidur sambil memeluk Saimon."

Novel Terkait

Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu