Hei Gadis jangan Lari - Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
Setelah mendengarkan pertanyaan Jessline, Nikita mengetahui bahwa dia terekspos. Dia sendiri adalah istri Jacky. Bagaimana dia bisa tahu ukuran benda pria lain? Jika dia mengetahuinya, bukankah secara tidak langsung memberi tahu Jessline bahwa dia telah bermain dengan pria lain.
"Ah, Jessline, jangan salah sangka. Aku, aku juga mendengarnya dari orang lain, dan aku hanya pernah dengan kakakmu seorang."
"Aduh, kakak ipar, apakah aku masih tidak mempercayaimu? Kamu telah menikah selama bertahun-tahun. Setiap kali aku di rumah, aku selalu mendengar derit tempat tidur di sebelah kamarku. Pikirku kamu pasti sangat mencintai kakak, bagaimana membelakangi kakak dan mencari pria lain." Jessline mengerti.
"Yah, karena Jessline sangat percaya pada kakak ipar kakak ipar katakan saja ya ..." Nikita berhenti ketika dia berkata, dan berkata setelah mencolek tubuh Jessline yang baru saja kembali gatal, "Saimon!"
Mendengar jawaban dari mulut Nikita ternyata sama dengan yang dia pikirkan, Jessline segera menutup mulutnya, tetapi kemudian menyadari bahwa reaksinya terlalu hebat, dan kemudian berpura-pura terkejut.
"Tapi bukankah dia bodoh?"
"Kenapa dengan bodoh? Siapa yang menetapkan bahwa orang bodoh tidak bisa memiliki sesuatu yang kuat. Jika mereka bisa ..." kata Nikita. Penampilan Saimon yang melompat ke tubuhnya muncul lagi di benaknya, dan dia segera tanpa sadar mencubit kakinya." Jessline, cepatlah pergi tidur. Sudah kubilang aku gatal lagi. Aku harus cepat mencari kakakmu untuk berbahagia."
Melihat Nikita melarikan diri dalam keadaan membara, mata Jessline berputar-putar. Hal itu sehebat itu. Sebelum dia bisa mengerti apa yang sedang terjadi, papan tempat tidur berderit dari sebelah.
Memikirkan apa yang dikatakan Nikita barusan, dan kemudian memikirkan tentang masalah dengan Saimon di pojok, dia benar-benar menyesal tidak terburu-buru. Maksud dari perkataan kakak iparnya, Saimon ini adalah seorang pria di antara pria. Jika dia bisa melakukan dengan dirinya sendiri, maka dia akan sangat bahagia seumur hidupnya.
Jeritan Nikita di sebelah dan suara papan tempat tidur membuat seluruh tubuh Jessline panas. Matanya tertutup, kakinya menjepit selimut itu lagi, dan sedang memikirkan Saimon di benaknya, dan tubuhnya perlahan-lahan bergetar sesuai dengan ritme kamar sebelah.
Pada saat ini, Saimon, yang baru saja membahas perencanaan secara rinci dengan Angel kakak beradik. Begitu dia meninggalkan rumah Angel, dia bersin dan bertanya-tanya siapa yang sedang memarahi dirinya.
Berpikir bahwa meskipun tidak melakukan hal itu dengan Jessline hari ini, tetapi mendapat kesempatan untuk menghasilkan banyak uang, Saimon segera menggosok tangannya.Sialan, Tuhan akhirnya membuka matanya, pertama memberi dirinya petualangan, dan kemudian memberi dirinya peluang bisnis yang bisa mendapatkan banyak uang.
Persetan dengan Jacky dan Titan! Aku akan membuatk kalian berlutut di depanku suatu hari nanti dan memanggilku kakek!
Saimon berjalan menuju rumah dengan kepala terangkat penuh ambisi saat ini, tetapi pada saat ini, Angel memanggilnya untuk berhenti.
"Saimon, kembalilah ke sini! Apa yang kamu lakukan?!"
"Ha?"
"Ha, kepalamu! Aku telah mencarikan pekerjaan yang bagus untukmu. Kamu tidak menghadiahiku, dan ingin pergi begitu saja. Mana ada hal sebaik itu!"
"Tapi, Saudara Andy ..."
"Andy sudah kembali ke rumah Mery daritadi. Lihatlah antusiasmenya, dan kemudian lihat dirimu. Sia sia kamu ada benda sebaik itu. Segera ikut aku pulang. Aku sudah ngiler sepanjang malam."
Kembali ke rumah, Angel juga tidak omong kosong lagi, sudah langsung membuka semua pakaiannya hingga dia dalam keadaan terbuka. Di bawah cahaya lampu, Saimon melihat ke tempat di mana rambut berkilau itu bercahaya dengan air, menelan ludahnya. Hasrat yang ditekan oleh ambisi seketika naik dari perut bagian bawah ke atas kepala
Sialan, gadis ini benar-benar haus, bukankah dia baru saja membicarakan hal-hal yang serius? Kapan dia basah? Ini sangat panas.
Saimon melepas celananya dengan sekilas, dan bergegas ke tempat tidur dengan tiga langkah dalam dua langkah, dan ketika dia hendak bergegas ke medan perang,
Angel tiba-tiba meletakkan tangannya di dadanya dan bertanya dengan bercanda saat dia melihat hasrat Saimon.
"Lebih enak buah persik berbulu tua-ku atau buah persik madu Jessline?"
Sialan, masih sempat menanyakan omong kosong seperti ini di saat begini?" Tentu saja buah persik berbulu tua yang enak."
Ketika Saimon selesai berbicara, dia segera menarik tangan Angel yang menopangnya. Kemudian dengan sesukanya menekannya ke tubuhnya, bergerak dengan sekuat tenaga, melepaskan dengan ganas cacing rakus di tubuhnya yang dihubungkan ke Angel. Mendengar tempat tidur mengeluarkan suara rendah yang berat karena tindakannya, Saimon hanya merasa tempat tidur itu akan roboh.
Saat ini sudah larut malam, dan tidak ada seorang pun di seluruh desa kecuali gonggongan anjing. Angel membuka tenggorokannya, memegangi seprai dengan erat, menikmati perasaan bak peri. Sialan, Benda Saimon benar-benar besar dan langka!
Setelah setengah hari, Saimon akhirnya selesai ejakulasi, dan dia tertawa ketika dia melihat Angel yang lemas seperti kerangka tengkorak.
"Bibi, puaskah?"
"Kamu jahat sekali, setiap kali kamu ingin membunuh bibimu. Untung saja bibimu kuat. Jika diganti dengan Jessline, gadis kecil itu akan pingsan dibuat olehmu!" Angel mengutuk lembut.
"Itu tidak akan terjadi. Aku sudah pasti akan bersikap lembut dengan orang lain, aku hanya begitu galak dengan bibi." Saimon tersenyum dan mengenakan celananya.
"Bagus ya kamu Saimon, apa yang kamu maksud perkataanmu itu? Apakah maksudmu wanita tua ini kulitnya gatal?"
Saimon berjalan menjauh dari ngomelan Angel. Dalam perjalanan, dia masih memikirkan rasanya berada di tubuh Angel, belum lagi Angel ini wanita gemuk dan berdaging, membuatnya lebih nyaman.
Pada saat ini, di tengah malam, tanpa siapa pun, Saimon berjalan pulang dengan goyah, tetapi ketika dia berjalan, telinganya tiba-tiba bergerak, dan kemudian dia mendengar ‘meong’ dari sisi kiri belakang rumah. Kemudian suara ‘meong’ lain muncul dari dalam rumah, sepertinya merespons. Saimon menyipitkan matanya dan melihat Jakson, sang akuntasi desa berjongkok di bawah tembok dan mengeong, matanya langsung bersinar.
Rumah di depan bukan rumah Jakson. Kenapa dia datang ke sini di saat tengah malam begini, pasti ada sesuatu yang mencurigakan. Ketika dia memikirkannya, dia melihat kepala seorang wanita mencuat dari dinding!
Yuni, suaminya telah bekerja di luar, biasanya tidak keluar dari pintu, penilaian terhadapnya sangat bagus. Tidak disangka ternyata mempunyai hubungan dengan Jakson yang bermuka pelajar. Ini pasti akan menjadi berita besar!
Begitu Jakson memasuki rumah Yuni dengan kaki depannya, Saimon mengikuti langkahnya. Melihat kedua pria dan wanita ini yang bahkan tidak saling menatap saat hari biasa, mereka berpelukan dan menggigit dengan tidak sabar ketika mereka memasuki rumah. Desa kecil di pegunungan ini penuh dengan hal langka.
"Kamu bajingan, kenapa begitu lama baru kamu datang ke sini? Aku sudah rindu mati kepadamu!" Yuni mengeluh sambil merobek pakaian Jakson.
"Kamu kira aku tidak ingin datang, para wanita di rumah mengawasimu dengan ketat. Aku harus menunggunya tidur sebelum aku bisa keluar. Jangan membuang waktu lagi. Cepat biarkan aku melakukannya. Aku sudah rindu mati dengan badan dan kulitmu ini." Mulut Jakson berkata dan tangannya juga tidak lambat, buru-buru melepas pakaian Yuni.
Saimon, yang mengintip dari luar jendela, berkata di dalam hatinya, kedua orang ini biasanya sangat pendiam, tetapi sekarang mereka mengucapkan kata-kata liar seperti itu, benar-benar membuka matanya.
Melihat pasangan pria dan wanita ini sudah saling telanjang, mereka saling jujur. Saimon sudah dapat menebak langkah selanjutnya bakal seperti apa. Dia merasa tidak ada yang seru untuk dilihat lagi. Dia berbalik dan ingin pergi, tetapi pada saat ini, Jakson berbicara.
"Yuni, apakah kamu sudah persiapkan apa yang aku minta?"
“Sudah siap.” Yuni mengeluarkan pisau cukur dari samping tempat tidur.
Jakson memandang pisau cukur, matanya langsung menyala, dan dia bergerak di bawah Yuni dengan pisau cukur. Saimon yang mengintip dari luar terkejut dan menelan ludah.
Dasar, pria sialan ini mau ...
Novel Terkait
Cinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinGadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku
Rio SaputraGet Back To You
LexySomeday Unexpected Love
AlexanderSang Pendosa
DoniHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)