Hei Gadis jangan Lari - Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
Dalam hal ini, wanita selalu tidak berdaya. Saat Angel duduk di atas tubuh Saimon dengan lelah dan bernapas dengan cepat, akhirnya dia berbalik dan segera turun lalu bertukar posisi dengan Saimon.
“Saimon, gunakan tenagamu dengan kuat, bibi akan segera sampai.”
“Dasar kamu ini, tidak bisa melakukannya sendiri. Jika aku yang di atas, kamu sudah dari tadi sampai.”
“Kamu ini, jangan omong kosong. Bukankah bibi membuatmu senang dengan membuat beberapa trik baru?”
“Hehe, aku tahu, aku tahu. Kalau begitu aku harus berterima kasih kepada bibi.”
“Ah... Tenang sedikit, kamu ini, mau membunuh bibimu ya.”
Saat Saimon berjalan keluar dari rumah Angel, Angel sedang mengusap tubuhnya dengan wajah puas, dan tatapan Angel saat Saimon melangkah pergi, hampir saja membangkitkan amarahnya lagi.
Setelah Saimon keluar dari rumah Angel, dia segera pergi ke belakang rumah Jacky dengan cara yang sudah biasa dia lakukan. Saat mendengarkan keributan di dalam, hatinya merasa senang. Mari membuat keributan, dua wanita membuat keributan denganmu, lihat apakah kamu bisa melakukannya?
“Kak, kasihanilah kedua saudara perempuan ini, biarkan mereka mengetahuinya. Kamu juga tidak akan rugi, mereka akan memberimu sejumlah uang setiap bulannya.” Suara Jessline membuat hati Saimon tergerak saat mendengarnya, lalu dia menggaruk-garuk kepalanya. Gadis ini tidak tahu bahwa dia bertingkah bodoh kan? Benar, selanjutnya dan untuk seterusnya dia akan bertindak bodoh di depannya.
“Jessline, apa yang kamu lakukan di sini, apa kamu tidak tahu skandal apa yang dilakukan kakak iparmu?” nada bicara Jacky kepada Jessline yang sangat disukainya ini sudah sangat luar biasa.
“Aku melakukan skandal apa? Bukankah aku hanya mengacaukan si idiot Saimon ini? Kamu juga tidak perlu memikirkan hal-hal konyol yang tidak kamu lakukan. Apakah kamu ingin aku mengatakannya di depan Jessline? Biarkan dia melihat siapa sebenarnya kakaknya ini!” Nikita berseru dengan marah.
Saat keributan di dalam semakin menjadi-jadi, Saimon tersenyum. Ini barulah cara balas dendam yang tepat. Setelah tidur dengan wanitanya dan adik perempuannya, dia masih harus membantu dirinya sendiri melakukan urusan itu, benar-benar sangat keren!
Melihat langit sudah benar-benar gelap, Saimon khawatir dirinya sudah terlalu lama keluar, jika kedua bibinya khawatir maka tidak akan mendengarkannya lagi, maka dia segera bergegas untuk pulang.
Begitu memasuki rumah, langsung mencium aroma sedap, “Baunya sangat enak.”
Saimon tidak sabar untuk mengulurkan tangannya dan makan sesuap makanan, dalam hatinya berpikir ini pasti bibi Monica yang membuatnya, benar-benar enak.
“Enakkah, Saimon?” tanya Monica sambil meletakkan perlatan makan.
“Enak, enak, semua masakan bibi sangat enak.” Kata Saimon sambil menyeringai.
“Aduh kakak, melihat tatapanmu ke Saimon sama seperti melihat suami sendiri. Hehe..” kata Fifi sambil duduk di meja makan.
“Kamu ini, suka asal bicara. Cepat makan, setelah makan lalu mandikan Saimon.” Kata Monica sambil menepuk kepala Fifi dengan sumpit.
“Ha? Kenapa aku yang memandikannya? Dia begitu kotor, semuanya ada bau Nikita. Aku tidak mau memandikannya, kamu saja yang memandikannya!” Kata Fifi dengan cemberut.
Saimon yang berada di samping tersenyum dalam hati, tidak peduli siapa yang akan memandikan dirinya, dia akan tetap mendapatkannya. Melihat wajah Monica yang cerah seperti sinar matahari, dan memikirkan suasana hatinya hari ini yang sedang baik, tidak yakin, sebentar lagi dia akan menggoda bibi Monica. Hehe..
Memikirkan bahwa selesai makan akan ada hal yang baik, Saimon dengan cepat mengambil nasi, dan segera makan, lalu duduk di atas meja dan menunggu dengan wajah bodohnya.
“Fifi, kunci pintunya.”
Monica mengatakan kepada Fifi sesuatu, lalu memindahkan baskom yang berisi penuh dengan air ke dalam kamar, Saimon tidak sabar untuk melepas celananya.
“Kak, lihatlah Saimon ini, begitu besar. Mungkin apa yang dikatakan psikiater itu benar, akar penyakit bodoh Saimon ada pada benda ini.” Kata Fifi sambil mengulurkan tangannya untuk menarik Saimon.
“Iya, kamu segera lakukan dengannya, mungkin dia akan sembuh.” Kata Monica sambil tertawa.
“Aduh kakak, apa yang kamu bicarakan? Aku tidak akan melakukannya hari ini. Lihat Saimon ini, terasa lengket saat disentuh. Nikita itu, dia tidak tahu berapa banyak barang yang dia tinggalkan, menjijikkan.” Kata Fifi sambil menundukkan kepalanya lalu mencium bau Saimon, membuat Saimon marah.
“Fifi, lihat, Saimon ini tiba-tiba besar, haha. Saimon marah kepadamu.” Kata Monica dengan heran.
“Aduh, kakak. Kamu cepat mandikan dia.” Fifi menutupi wajahnya dan berlari ke tempat tidur, saat itu sepasang mata menatap Saimon yang benar-benar sedang telanjang, dalam hati berkata, jika anak bodoh ini berhubungan dengan wanita lain lagi, maka dia harus memenggal pria ini.
Jika Saimon tahu apa yang dipikirkan Fifi saat ini, dia pasti akan ketakutan. Cinta membuat orang buta.
Tidak mengherankan, tempat terbersih yang dibersihkan oleh Monica untuk Saimon yaitu ada di sela-sela kakinya. Hati Saimon merasa gatal saat melihat Monica tetap menjepit kakinya.
“Bibi, Saimon ingin disuntik dengan bibi.”
“Ah Saimon, jujur saja, jangan bicara omong kosong. Bagaimana bibi bisa menyuntikmu.” Jantung Monica berdetak lebih cepat, tidak tahu ada apa hari ini, hanya selalu terpikir untuk memakan barang Saimon yang besar ini.
“Bisa, Saimon ingin disuntik dengan bibi.” Kata Saimon sambil meluruskan pinggangnya.
“Aduh, kamu ini, sudah menyentuh wajah bibi. Cepat berperilaku baik kepadaku.” Kata Monica sambil mengintip Fifi yang sedang duduk di tempat tidur, hanya untuk melihat dimana dia bisa menonton pertunjukkan yang bagus.
“Kak, berikan saja ke Saimon, bahkan aku lihat mukamu tersipu malu, kedua kakimu juga selalu dijepit, sepertinya kamu juga menginginkannya hehe...”
“Kamu ini...”
Saimon merasa kepanasan saat mandi, benar-benar ingin langsung menjatuhkan bibi Monica.
Sudah waktunya untuk selesai mandi, Saimon didorong Monica masuk ke ruangan untuk tidur, lalu dirinya sendiri juga ke tempat tidur untuk tidur. Hanya saja, begitu Monica memejamkan mata, tubuh kokoh Saimon muncul di pikirannya, terutama saat dia bersama dengan Saimon. Adegan itu terus mengusik pikirannya, membuatnya merasa kepanasan.
Lalu dia mengulurkan tangannya dan menyentuhnya, ternyata basah, kali ini lebih tidak bisa tidur, dia terus menyesuaikan postur tubuhnya, kakinya menegang tanpa sadar, bahkan dia menjepit selimut di tubunya. Memimpikan rasa yang Saimon bawa pada dirinya, hanya merasakan panas di wajahnya.
Mendengarkan suara napas Fifi di sebelahnya, Monica membuka matanya, mleihat pintu kamar yang tertutup, lalu melihat mata Monica tertutup lagi, jantungnya berdebar kencang.
Panas di tubuhnya membuatnya semakin tidak tertahankan, dia mengulurkan tangannya dan dengan lembut mendorong Fifi, dengan ragu-ragu berteriak, “Fifi, Fifi...” Fifi tidak bergerak sama sekali.
Memikirkan bahwa dia telah melakukannya dengan Saimon, tidak peduli betapa konyolnya, selama tidak dilihat oleh adik perempuannya, maka akan baik-baik saja. Diam-diam dia bangun, lalu turun dari tempat tidur dengan perlahan, dan berjalan menuju kamar belakang.
Tapi saat ini suara Fifi terdengar di belakangnya, “Kakak, mau pergi kemana?”
Seluruh tubuh Monica bergetar, menoleh untuk melihat Fifi yang sedang mengusap matanya, wajahnya sedang menyelidik, dan suaranya juga terdengar parau, “Kakak, kakak mau pergi ke kamar mandi.”
Novel Terkait
My Lifetime
DevinaHarmless Lie
BaigeCinta Yang Dalam
Kim YongyiMy Greget Husband
Dio ZhengPernikahan Kontrak
JennyCinta Yang Berpaling
NajokurataLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaThis Isn't Love
YuyuHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)