Hei Gadis jangan Lari - Bab 24 Jangan malu

Suara ini langsung menyadarkan Saimon yang terobsesi, ketika dia melihat dirinya dan Fifi setengah telanjang, dengan jarak dekat, dia terkejut sampai melangkah mundur, lalu dengan terburu-buru mengangkat celananya.

Melihat bahwa dirinya telah menghabiskan waktu yang lama untuk berhasil menggoda, dan terakhir di kacaukan oleh satu perkataan kakaknya, Fifi langsung kesal dan menangis, menolehkan kepalanya lalu berkata kepada Monica.

“Kamu lihatlah, aku dengan tidak mudahnya berhasil menipu Saimon, sebuah perkataanmu malah membuatnya ketakutan, huhuhu.”

Melihat Fifi menangis karena kesal, membuat Monica tidak tahu harus bagaimana, jadi membantunya menaikkan celana, melihat wajah Saimon yang “terkejut”, dia menyeka air mata Fifi dengan lembut lalu berkata.

“Gadis ini, mengapa begitu konyol, bahkan jika terburu-buru memberikan kepada Saimon, juga tidak boleh diladang jagung, dan juga tidak tahu malu.”

“Hhu, apa yang perlu dimalukan. Lagipula aku sudah mengakui Saimon, kapan memberikannya juga tidak boleh? Terlebih lagi juga tidak ada yang melihatnya.”

Lalu Saimon yang sudah tersadarkan saat ini tidak memikirkan kedua bibinya, dia pada saat ini tenggelam dalam pemikiran yang mendalam, memikirkan otak yang kosong sepenuhnya tadi dan hanya bergantung oleh naluri, hatinya langsung merasa ketakutan, sebenarnya apa yang terjadi!

Dia tahu bahwa keadaan dirinya ini pasti terkait dengan hal yang tak terduga itu, situasi tubuh lepas kendali dan hanya bergantung kepada naluri, pada awalnya dia sudah berjumpa keadaan ini ketika mendapatkan hal tak terduga itu, ketika Angel menggodanya dikolam ikan, otaknya juga kosong sepenuhnya.

Ketika Saimon sedang memikirkannya, Monica berjalan kemari lalu mendorong tubuhnya, “Saimon, apakah kamu ingin suntik bersama Bibi tadi?”

Ketika Monica mengatakan ini, wajah Fifi tersipu malu sambil mengikatkan tali pinggang, Saimon dapat melihat kulit putih dipinggangnya.

“Suntik, suntik, Bibi suntik.” Meskipun tidak tahu mengapa Monica tiba-tiba menanyakan hal ini padanya, Saimon masih menjawab dengan berpura-pura bodoh.

Mendengar perkataan Saimon, Monica melihat celana Saimon dengan malu-malu, ketika menemukan bahwa tenda masih belum runtuh, langsung berkata dengan gembira ke Fifi yang ada dibelakangnya.

“Fifi, jangan marah lagi, selagi Saimon masih ada rasa, cepat bawa dipulang.”

“Hha?” Fifi melihat kakaknya dengan terkejut.

"Jangan Hha lagi, cepat."

Monica berkata sambil menarik Fifi lalu mendorong Saimon keluar dari ladang jagung.

“Saimon, patuh, duluan pulang dengan Bibi dan suntik untuk berobat.”

Monica khawatir Saimon tidak ada rasa sebentar lagi, jadi mulutnya terus membujuk Saimon, membuat Saimon tidak tahu harus bagaimana, hanya bisa menyetujui dengan berpura-pura bodoh.

“Suntik, suntik, menyuntik Bibi.”

“Benar, Saimon sangat pintar.” Monica menyerahkan tangan Saimon ke Fifi, kemudian lanjut berkata, “Tanganmu jangan diam, nanti masuk kedalam celana lalu memegangnya, jangan sampai kembali lemas.”

“Kak, betapa memalukannya ini, bagaimana jika ada orang yang melihatnya dijalanan?” Kata Fifi dengan malu.

“Kali ini kamu sudah tahu malu? Dimana keberanianmu yang tadi melepas celana diladang? Jangan khawatir, kakak akan melindungimu, aku jamin tidak ada orang yang melihatmu.”

Dengan begini, kedua wanita dan seseorang bodoh yang belum lama turun ke ladang sudah kembali ke rumah, tetapi sekarang tidak ada orang di jalan desa, jadi tidak perlu khawatir terlihat oleh orang.

“Saimon, jangan khawatir, kita sudah akan tiba dirumah, setelah tiba Saimon bisa menyuntik Bibi.” Meskipun Fifi telah memutuskan untuk memberikannya kepada Saimon, tetapi perkataan ini dikeluarkan dari mulutnya, masih membuatnya tersipu karena malu.

“Suntik, menyuntik Bibi.”

Mulut Saimon bekerja sama, tetapi dalam hatinya berpikir bagaimana cara menyingkirkan Fifi, kedua orang mengira telah belajar cara menggoda Saimon dari Nikita, jika Saimon masih sama seperti sebelumnya, ketika hal sudah didepan mata lalu mendorong Fifi pergi lagi, mungkin mereka berdua akan curiga.

Tepat ketika ketiga orang bergegas pulang ke rumah, ada enam atau tujuh orang dijalan desa berjalan mendatangi mereka, Saimon langsung mengenali orang yang memimpin adalah si Codet!

Tatapan mata Saimon sangat dingin, berkata didalam hati, sungguh tidak sabaran, keputusan yang dibuat tadi malam, sudah akan dilaksanakan pagi ini!

“Eh, dua gadis cantik, hmm, wajah yang cantik, pantas saja Jacky sangat ingin berhubungan dengan kalian setiap hari.” Si Cobet dan lainnya mengelilingi mereka, sepasang-sepasang mata menatapi kakak beradik itu seperti serigala lapar yang melihat daging.

“Kak, kalau tidak kita menyeretnya ke ladang jagung dulu untuk bersenang-senang? Kulit kedua gadis ini sangatlah indah, lebih lembut daripada wanita dikota.” Kata seorang pria sambil meneteskan air liur, kemudian diikuti suara dukungan pria lainnya.

“Ide bagus. Dua gadis, apakah kalian sudah mendengar perkataan saudaraku? Bekerja samalah sebentar, maka aku tidak akan membiarkan saudaraku bertindak.” Sepasang mata si Codet terus-menerus tertuju ke sepasang puncak dan wajah Monica, membuat seluruh badan Monica terasa dingin.

“Kalian, siapa kalian? Apa yang ingin kalian lakukan disiang bolong seperti ini?” Monica secara naluriah melindungi Fifi dan Saimon ke belakangnya, hanya saja tubuhnya benar-benar terlalu kurus, mata Saimon menatapi si Codet melalui pundaknya, selama dia berani bertindak, bahkan jika Saimon ketahuan juga harus menyerang.

“Haha, ‘siang bolong’ perkataan yang bagus. Tidak disangka gadis ini cukup bijaksana, aku dengar beberapa hari lalu Jacky berhubungan denganmu, bagaimana? Jacky boleh berhubungan denganmu, dan aku tidak boleh?” Kata si Codet lalu mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Monica.

“Kamu, kamu jangan sembarangan! Aku akan teriak minta tolong!” Monica ketakutan sampai mundur ke belakang.

“Teriak minta tolong? Hhu, kukatakan sejujurnya padamu saja, kami adalah orang yang dicari Jacky untuk membunuh si bodoh ini, masalah Jacky, siapa yang berani ikut campur?!” Kata si Codet tanpa keraguan.

“Hha? Jacky? Jacky yang menyuruh kalian untuk membunuh Saimon? Oh tuhan, Saimon sudah menjadi bodoh, mengapa dia masih ingin segera membunuhnya.” Monica ketakutan sampai seluruh tubuh tidak bertenaga, kalau bukan Fifi yang tiba-tiba menahannya dari belakang, mungkin dia akan terjatuh ditanah.

Si Codet melihat Monica sangat khawatir dengan Saimon, pandangannya berputar lalu berkata sambil tertawa.

“Wah, tidak disangka, berkah si bodoh ini sangat besar, kamu alias si gadis cantik begitu peduli padanya, jangan-jangan ada berhubungan dengannya!”

“Haha……”

Perkataan si Codet langsung mengundang tawa dari para saudara-saudaranya, kemudian pandangan mata mereka ketika melihat Monica sudah berubah.

“Oh, kak lihatlah, barang didalam celana si bodoh ini tidaklah kecil. Kedua gadis ini terlihat polos, tidak sangka dalamnya sangatlah genit. Pantas saja gadis ini begitu melindungi si bodoh itu, orangnya memang bodoh, tetapi tidak dengan burungnya, mungkin saja pada malam hari membuat gadis ini berteriak bebas.”

“Benar juga! Anjir, barangku tidak terlalu berguna, setiap kali sudah berhenti setelah beberapa menit, setelah membantai bocah ini, potonglah barangnya, aku harus menambah suplemen!” Si Codet melihat bawah Saimon, didalam matanya adalah kecemburuan.

“Kamu! Kalian bicara sembarangan!” Setelah mendengar sekelompok orang menghina Monica, Fifi langsung menjadi kesal, dengan sekuat tenaga menunjuk si Codet lalu memaki, “Kalian tidak boleh menghina kakakku!”

“Wah, benar-benar hubungan persaudaraan yang dalam. Baiklah, tidak menghina kakakmu, hina kamu saja. Haha, aku dengar Jacky berhubungan dengan Kakakmu, kamu yang lebih lembut ini, bukankah dia masih belum menikmatinya? Hihi, ini sungguh menguntungkanku, anggaplah sebagai bayaran atas membantu Jacky mengurus hal! Saudara-saudaraku jangan lamban lagi, cepat bawa kedua gadis ini ke ladang jagung. Kulit putih ini, bokong besar ini sungguh membuatku lapar!”

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu