Hei Gadis jangan Lari - Bab 102 Memakai Mulut
Begitu seorang wanita merasa nyaman dengan seorang pria untuk pertama kalinya maka akan seperti serigala liar yang mendapatkan daging! Ingin makan daging ketika tidak ada daging dan makan sewaktu ada daging.
Monica juga begitu, setelah dua kali merasakan kesenangan seorang wanita dari Saimon, bisa dikatakan jika dia terus memikirkan untuk berada di bawah Saimon.
Tapi pada saat ini dia menjadi takut karena ukuran dan keadaan Saimon pada saat ini sangat menakutkan.
Besar, terlalu besar, merah, terlalu merah, penuh dengan urat.
Saimon seperti binatang buas yang mencium pahanya dan setelah menghirup aroma khusus wanita di suatu tempat maka Saimon semakin tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, ciumannya yang lembut berubah menjadi gigitan seperti binatang buas.
"Saimon jangan, jangan digigit, ah..... bibi sakit....."
Meskipun gigitan Saimon tidak kuat tapi Monica sudah bengkak, napas hangat dari hidung dan gigitan langsung membuat sakit dan gatal yang terasa perih.
"Ah, Saimon apa yang sedang kamu lakukan. Cepat lakukan, kenapa memakai mulut?" Fifi juga panik ketika melihat Saimon tiba-tiba membuka mulut untuk menggigit bagian kakak, hatinya berkata apakah setelah Saimon memakan cambuk keledai juga berubah menjadi keledai yang menggigit orang?
"Fifi, cepat tarik Saimon, ah, Saimon kuat sedikit, sangat nyaman....." Monica baru selesai bicara tapi merasakan bagian bawahnya sangat nyaman, dia merasa seperti ada seekor ular kecil yang masuk ke celah sempitnya, hangat dan lembab yang membuat orang merasa tidak nyaman.
"Ah kakak, reaksi apa itu....." Selanjutnya Fifi melihat bagian bawah Saimon sudah membengkak, dia menarik kepala Saimon, "Jangan makan lagi dan cepat suntik bibi, kamu sudah hampir meledak."
Fifi menarik Saimon dan tangannya yang kuat membuat Fifi kaget dan Saimon yang sedang menikmati bagian Monica langsung sadar setelah tarikan Fifi, dia melihat Monica yang berbaring di tempat tidur dan melihat bagian bawahnya, hatinya berkata jika dia benar-benar masuk ke dalam bibi Monica maka bukankah bagian bibi Monica yang bengkak akan berubah menjadi bakpao.
Yang lebih parah lagi adalah dia kewalahan dengan api yang menyerangnya, jika benaran sudah masuk dan bertemu kelembutan dan kelembaban maka dia pasti tidak akan bisa mengendalikan dirinya dan akan menunggangi bibi Monica seperti binatang buas, jika seperti itu maka tubuh lembut bibi Monica pasti tidak bisa menahannya dan dia pasti kesakitan sampai pingsan.
"Tidak, Saimon tidak mau menyuntik bibi, Saimon akan mencari Nikita." Nikita bisa bertahan dan Saimon tidak perlu khawatir ketika menunggangi Nikita karena dia menganggapnya sebagai balas dendam.
"Kamu masih mau mencari Nikita? Kamu benar-benar tergoda olehnya, bukankah kamu akan puas jika menyuntik bibi pertamamu?" Fifi salah paham dan nada bicaranya terdengar cemburu.
Saimon tidak berdaya dan bagian bawahnya merasa sakit dan bibi Monica yang cantik ada di depannya, telanjang bulat yang menusuk matanya tapi tidak bisa melakukannya.
"Saimon, kamu cepat mendekat ke sini untuk menyuntik bibi, kamu lihat bagianmu akan sakit karena bengkak." Monica juga tidak sabar lagi.
"Tidak, tidak bisa bibi, Saimon akan membuat bibi pingsan, sakit, Saimon tidak tega."
"Ah....."
Kata-kata Saimon membuat dua bersaudara itu menganga, mereka pikir Saimon mencari Nikita karena merasa lebih nyaman melakukannya dengannya tapi tidak diduga dia khawatir ukurannya yang terlalu besar akan membuatnya pingsan.
Hati Monica merasa tersentuh karena Saimon masih memikirkannya dirinya pada kondisi seperti saat ini, dia mengulurkan tangan untuk meraih Saimon.
"Saimon, bibi tahu jika kamu sayang dengan bibi tapi jika kamu masih belum melakukannya maka kamu akan meledak, jangan ditahan lagi, ayo bibi bersedia dan bibi sangat menginginkan Saimon."
Godaan Monica membuat Saimon lebih menderita, dia berusaha melawan apinya tapi kata-kata Monica membuat semua usahanya sia-sia sehingga dia tidak bisa menahannya lagi.
Saimon mendorong Monica ke tempat tidur dan sewaktu Monica kaget dia berlutut di bawah Monica sehingga Monica merasakan panas bagian bawah Saimon sehingga dia mengangkat kepala untuk melihatnya.
Dia menjadi gemetaran dan kedua kakinya menjadi lebih lebar, ini, ini.....
Fifi yang berada di samping juga melihatnya, dia melihat bagian bengkak Saimon mengarah ke Monica sehingga dia menelan ludahnya.
"Kakak, kamu, kamu tahan dulu dan aku akan pergi mencari Nikita, jika tidak kamu pasti akan pingsan."
Sewaktu bagian depan tubuhnya menyentuh kelembaban bagian luar Monica, akal sehat Saimon sudah hilang semuanya lalu dia mengarah ke depan.
"Ah....."
Saimon masih belum masuk tapi Monica sudah berteriak ketakutan, dia rasa dia akan dirobek jika bagian sebesar ini masuk.
Saimon baru masuk sedikit tapi dia sudah merasa api buasnya sudah meledak dan akal sehatnya hilang, ketika dia ingin melampiaskan semunya, terdengar teriakan senang Fifi di luar.
"Kakak, Nikita sudah datang."
"Mengapa kamu berteriak, bagaimana jika orang mendengarnya."
Fifi tidak peduli dengan Nikita dan dia segera menariknya masuk dan dia melihat dua orang di atas ranjang setelah masuk serta melihat barang Saimon yang besarnya luar biasa.
"Aduh, mengapa cambuk keledai itu berkhasiat sekali, hari ini aku akan membuat diriku nyaman."
Nikita tidak bisa menahannya lagi dan cepat menghampiri dan menarik Saimon.
"Saimon, bibimu tidak bisa menahan barang sebesar ini, cepat kamu pakai aku saja, aku bisa menahannya."
Saimon juga tidak banyak bicara lagi setelah melihat Nikita datang dan langsung menariknya ke tempat tidur dan Monica langsung bangun.
"Aduh, bocah, jangan buru-buru, aduh, besar sekali, besar sekali, aku mendapatkan barang pusaka, aku pasti sangat nyaman."
Saimon sudah meledak pada saat ini dan langsung melepas celana Nikita tanpa pemanasan dulu, dia menekan Nikita dan menusuknya.
Nikita hanya merasa badannya seperti robek, meskipun dia sangat kuat tapi serangan Saimon membuatnya tidak tahan.
"Ah, bocah tengik, mengapa begitu besar. Ah, Terlalu dalam, kamu menembus bibi, ah......"
Saimon merasa hatinya nyaman ketika mendengar teriakan Nikita, hatinya berkata, kamu wanita gatal berani membohongi bibi untuk memberiku makan itu, aku hari ini akan membuatmu merasakan akibatnya.
Setelah berpikir seperti itu, Saimon mengangkat Nikita sehingga dadanya yang besar mengarah ke depannya......
Novel Terkait
Don't say goodbye
Dessy PutriAwesome Guy
RobinWaiting For Love
SnowAwesome Husband
EdisonMy Only One
Alice SongMy Superhero
JessiHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)