Hei Gadis jangan Lari - Bab 35 Membujuk Sumi
Kakak kedua berkata sambil menatap Saimon dengan mata panas, "Tidak tahu apakah orang bodoh ini berani menunggangi Sumi."
Mendengar perkataan kakak kedua, Saimon mengutuk dalam hati, dasar binatang yang menusuk orang dari belakang, tidak manusiawi, kalau begini, dia akan memanfaatkan masalah ini untuk menghukum sepasang binatang pria dan wanita ini.
Namun, memikirkan penampilan Sumi, pasangan Lean, Saimon merasa sedikit berselera, wanita itu sangat menarik.
Dua yang terbesar di Desa Zhao, buah besar wanita dan tekad besar Sumi, sepasang pantat besar bisa menduduki orang sampai mati, kata orang-orang Lean suka datang dari belakang, pantat besar yang lembut, sangat nyaman untuk dihantam.
"Apa yang Kakak kedua katakan? Saimon ini bodoh, apa yang dia ketahui, dia akan mengendarai siapa pun jika kusuruh." Kata Nikita sambil mengangkat kepalanya dengan bangga.
“Ya, ya, gadis itu cepatlah, aku senang memikirkan Sumi ditunggangi oleh orang bodoh, haha, Lean beraninya berhubungan dengan istriku!” Kakak kedua buru-buru mendesak.
“Hei, untuk apa kamu buru-buru. Aku akan mengundang Sumi ke rumah malam ini, saat itu membiarkan Sumi dengan rela membiarkan Saimon menungganginya.” Nikita berkata dengan sangat yakin mengingat ukuran Saimon.
“Tidak bisa, masalah ini harus segera dilaksanakan atau aku tidak akan pergi ke rumah Monica.” Ancam Kakak kedua.
Melihat Kakak kedua mencubitnya, dia merasa marah, tetapi saat memikirkan dia masih harus meminta kakak keduanya melakukan sesuatu, ia menggertakkan gigi dan berkata.
"Kamu tunggu di sini, aku panggil Sumi sekarang juga, kamu jaga si bodoh ini jangan sampai kabur!"
Sembari berkata Nikita tiba di rumah Leandengan terburu-buru, Sumi sendirian di rumah, dia melihat kedatangan Nikita, lantas bertanya dengan heran.
"Nikita, ada apa kamu datang ke rumahku?"
Nikita adalah istri dari Jacky yang jahat, para Wanita di desa biasanya bersembunyi darinya, tapi tidak pernah melihat dia berinisiatif pergi ke rumah orang lain.
"Lihatlah apa yang adik katakan, kenapa aku tidak bisa datang. Apakah Lean tidak ada di rumah?"
“Tidak ada, setan ini keluar pagi-pagi sekali, dia juga tidak mengurus tanaman yang ada di ladang, entah di mana dia berada sekarang.” Kata Sumi tertekan.
Melihat raut wajah Sumi tampak tidak senang saat dia membicarakan Lean, dia sangat gembira dan segera merayunya.
"Adik, ada apa? Kalian sedang bertengkar? Atau kalian melakukan itu dengan tidak menyenangkan."
Nada bicara Nikita sangat lembut, dia menatap Sumi dengan tulus hingga membuat hatinya tersentuh. Dia berpikir bahwa dia biasanya bahkan tidak memiliki seseorang untuk berbagi cerita, namun sekarang akhirnya seseorang peduli pada dirinya, saat itu ia segera menceritakan perilaku tidak biasa dari Lean padanya.
Melihat Sumi terjebak, Nikita langsung berkata, "Hei, adik, aku datang ke sini untuk memberitahumu tentang Lean-mu."
“Ha? Apa kamu tahu apa yang terjadi?” Sumi bertanya dengan heran.
Nikita memberi tahu Sumi tentang Lean yang berhubungan dengan istri dari kakak keduanya.
"Hah ?! Ini ..."
Mata Sumi langsung membola, sebenarnya dia sudah menebak bahwa Lean mempunyai wanita lain di luar. Pada saat ini, dia menangis ketika mendengar kata-kata Nikita.
"Adik, jangan menangis lagi, jika Lean bukan manusia, kamu juga jangan dimanfaatkan olehnya lagi."
"Lalu apa yang bisa kulakukan? Aku menikah dengannya, hanya bisa memintanya jangan meninggalkanku aku, huhu."
Nikita berkata dalam hatinya bahwa wanita ini benar-benar tidak berharga. Lean telah berselingkuh. Dia selain tidak meminta pertanggungjawaban, dia bahkan takut Lean akan meninggalkannya.
"Adik, jangan bodoh, apa kamu akan berdiam diri seperti ini? Lean sedang bermain-main di luar, kamu membiarkannya begitu saja?"
"Lalu aku harus bagaimana?"
"Bagaimana? Huh! Tidak bisa biarkan dia seenaknya! Jika dia bersama dengan wanita lain di luar, kamu juga bersama dengan laki-laki lain di rumah! Selingkuhi dia!"
Teori Nikita benar-benar mengejutkan Sumi. Dia adalah wanita pedesaan yang polos, walaupun entah seberapa banyak pria yang menginginkan sepasang pantat besarnya, dia tidak berani melampaui setengah dari tugasnya.
"Kak Nikita, apa maksud dari perkataanmu ini?"
"Adik, aku tidak akan menutupinya darimu. Faktanya, kita berdua sama-sama menderita dan saling mengasihani. Kamu juga tahu bahwa Jacky meniduri wanita lain di luar sepanjang hari, wanita di desa Zhao mana yang tidak pernah diganggu olehnya. Bahkan pantat besarmu pasti pernah diraba olehnya hingga beberapa kali. "
“Aduh, kakak, untuk apa kamu mengatakan tentang ini, aku tidak menyalahkan dia, aku memiliki tubuh ini, bukankah untuk diraba oleh pria?” ucap Sumi tersipu.
Mendengarkan kata-kata Sumi, Nikita membatin, kali ini hatimu akan lebih besar lagi.
"Kamu tidak salahkan dia, tapi aku menyalahkannya! Sial, demi apa Jacky main-main dengan perempuan lain di luar, aku hanya bisa mempertahankan satu pria saja, aku juga ingin mencari pria lain dan berselingkuh darinya!"
"Ha? Kak Nikita, kamu?"
"Betul, aku sudah berhubungan dengan seorang pria. Adik, kamu sama denganku, karena Lean meniduri wanita lain di luar, tapi kamu jangan berdiam diri, kamu harus membalas dendam, kamu harus mendapatkan pria lain untuk balas dendam padanya." Nikita tahu teorinya telah mengejutkan wanita pedesaan yang polos ini, ia segera berubah pikiran dan berkata, "Adik, malam hari Lean tidak berhubungan denganmu apa kamu tahan? Apa kamu bisa tidur di malam hari?"
Setelah semula Sumi terkejut, hatinya mulai menjadi tenang saat ini, karena sudah berbicara terbuka, Sumi tidak malu-malu lagi, ia menghela nafas dan berkata.
"Apa bisa ditahan? Aku sudah melakukannya dengan jariku sampai beberapa kali. Jika sudah tidak tahan lagi, maka aku pakai lobak."
Nikita tidak menyangka Sumi cukup gila untuk menggunakan lobak. Melihatnya bisa memikirkan cara itu, harapannya cukup besar
"Adik, menggunakan lobak tidak baik untuk kesehatanmu, dengarkan kakak, pertama cari pria lain untuk balas dendam kepada Lean. Kedua, kamu tidak akan melukai tubuhmu, menurutmu benar tidak ..."
Di bawah bujukan Nikita, Sumi akhirnya terguncang.
"Tapi, ke mana kuharus pergi menemukan seorang pria, jika ketahuan, aku bisa dibunuh oleh Lean."
"Kalau begitu temukan seseorang yang pastinya tidak akan disadari, Saimon, si bodoh di desa kita!"
Kata-kata Nikita terdengar keras, membuat tubuh Sumi bergetar.
"si.. si bodoh? Itu menjijikkan, Lagi pula, apakah si bodoh itu berguna?"
Mendengar pertanyaan Sumi, Nikita langsung berkata, “Apanya yang menjijikkan atau tidak, kamu tidak tinggal bersamanya, gunakan saja barang di bawahnya itu. Sudah kubilang akan berhasil, itu membuatku menjerit-jerit dan nyaman sekali. Gara-gara melakukannya dengannya, aku jadi tidak ingin melakukannya dengan Jacky."
Kata-kata Nikita benar-benar mengejutkan Sumi, "Kak Nikita, kamu, apakah kamu berhubungan dengan Saimon yang bodoh itu?"
"Adik, kakak tidak berbohong padamu. Aku mencarimu hari ini karena kmau sama menyedihkannya denganku. Jika kamu ingin membalas dendam kepada Lean, Saimon adalah orang yang tepat!"
Sumi terdiam, tangannya mengepal tanpa sadar, berpikir bahwa dia patuh kepada Lean, dia melakukan apa pun yang dia katakan untuk dilakukan, Meskipun begitu, dia tetap pergi keluar untuk mencari wanita lain, membuat pikirannya marah, memikirkan saran Nikita, dia ragu-ragu, jika dia benar-benar mencari laki-laki lain, orang bodoh ini memang pilihan yang tepat, siapa yang akan percaya bahwa dia akan berhubungan dengan orang bodoh, tetapi dia masih ragu-ragu.
"Orang bodoh itu tidak bodoh?"
"Tidak bodoh! Tentu saja tidak bodoh, aku sudah berhubungan dengannya beberapa kali, sungguh nyaman." Kata Nikita saat mendapati Sumi memiliki niat.
"Kak Nikita, aku telah memutuskan, jika benda itu benar-benar bekerja untuk orang bodoh itu, maka aku bersedia bersamanya!"
"Kamu tenang saja, sekarang orang bodoh ini sudah kukurung di rumah olehku. Aku akan membiarkanmu menyaksikanku bermain dengannya sekali, dengan begitu kamu akan tahu apakah dapat bekerja. Haha ..."
Novel Terkait
His Soft Side
RiseMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraBeautiful Love
Stefen LeeTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanGue Jadi Kaya
Faya SaitamaWahai Hati
JavAliusAir Mata Cinta
Bella CiaoHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)