Hei Gadis jangan Lari - Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar

"Apa yang kamu katakan gadis kecil? Bagaimana mungkin aku pikir? Semua ini adalah obat hari ini, bagaimana mungkin tidak basah?" Monica tidak akan mengaku.

"Tapi di sini lengket, cairan obat tidak lengket sama sekali." Fifi berkata sambil meraba di antara kedua kaki Monica, kemudian menggosokkan jari tangan, "Iya, Kak, ini lengket."

Dalam kegelapan, Monica melihat Fifi dengan ekspresi memeriksa sambil mencium jari tangan sendiri, wajahnya menjadi merah dan berkata dengan emosi, "Cepat tidur, besok masih mau kerja."

Selesai mengatakannya, Monica membalikkan badan berbaring membelakangi Fifi. Ketika memejamkan matanya, otaknya malah muncul tubuh Saimon yang kekar dan wajah yang bodoh.

Dia merasa sekujur tubuh geli dan menderita, dia sangat ingin sekarang masuk ke dalam ruangan tidur bersama Saimon. Meskipun tidak bisa melakukannya, tetapi tidur dengan memeluknya akan merasa lebih tenang.

Fifi melihat Kakaknya tidak berhenti berbalik badan dan tidak bisa tidur, dalam hatinya menjadi bingung. Dulu Kakak tidak pernah seperti ini, apakah ini karena bagian bawahnya sakit karena bengkak ulah Saimon? Nanti dia pasti akan memberi pelajaran kepada bodoh itu dengan baik-baik. Huh, Kakak begitu lembut, bagaimana mungkin bisa diserang oleh barang sebesar ini.

Suara ayam berkokok, langit baru menjadi cerah Saimon sudah dibanguni oleh Monica. Selesai sarapan, dua wanita membawa Saimon ke ladang, mereka tahu Saimon tidak ingin ikat tali, jadi dua wanita ini tidak mengikat tali lagi.

Melihat dua bibi sedang sibuk, Saimon tiba-tiba merasa terlalu banyak batas untuk bertindak bodoh, tapi setidaknya tidak boleh bantu bibi dengan begitu terang-terangan.

Karena khawatir Jacky bisa datang mencari masalah, jadi dua bibi tidak berani membiarkan Saimon berlari jauh. Tapi Saimon malah khawatirkan Jacky tidak menemukan dirinya dan menyusahkan kedua bibi, jadi dia tidak berhenti berputar di ladang jagung, jika sudah bosan maka bermain menangkap semut.

Ketika dia bermain, dia tiba-tiba mendengar suara berisik dari ladang jagung sebelah, dia mengira itu adalah kelinci liar atau ayam liar, jika berhasil ketangkap maka bisa dimasak untuk Bibi Monica, jadi dia dengan semangat menyelinap ke segala ladang jagung.

Dia diam-diam berjalan ke dalam sambil menahan jagung, perlahan-lahan ekspresinya berubah, di dalam itu bukan kelinci, melainkan dua wanita.

Saimon melihat Nikita dan Jessline berada di ladang jagung, dia menjadi sedikit murung. Ini bukan lahan Jacky, dan juga dua wanita ini bukan orang yang bisa bekerja, kenapa di sini?

Kini 2 wanita yang sudah sarapan dan bersembunyi di sini, kini sedang membahas rencana terakhir. Semalam dua perempuan ini pulang dan bertemu tanpa sepengetahuan Jacky, kini mereka sekali lagi mulai curhatan.

Nikita adalah wanita yang sangat pengertian, hanya beberapa kata saja sudah bisa membuat Jessline jujur dengan perasaan aslinya terhadap Saimon.

Jessline sedang masa remaja, meskipun dia adalah mahasiswa, tetapi dia tidak terlalu mengerti dengan masalah pria dan wanita, dia mudah jatuh cinta, bahkan memiliki pemikiran setia terhadap satu pria saja, jadi dalam hatinya sudah memutuskan Saimon adalah prianya.

"Jessline, beritahu kakak ipar, apakah kamu benar tidak mempermasalahkan Saimon adalah orang bodoh?" tatapan mata Nikita bersinar ketika bertanya.

"Kakak ipar, aku sudah bilang, aku..."

"Sudahlah, Jessline kamu jangan katakan kata-kata sungkan padaku, aku tidak tahu semua teori itu, aku hanya tahu jika pria bodoh tidak masalah, asalkan pria ini bisa membuat kita sebagai wanita merasa enak saja. Sekarang beritahu kakak ipar, apakah kamu jatuh cinta dengan si besar bodoh yang berada di bawah Saimon?" Nikita berkata dengan terus terang.

Mendengar perkataan Nikita, Jessline seketika menjadi tersipu. Dalam hati berpikir, kakak ipar benar-benar adalah wanita tidak masuk akal yang berani melakukan di depan orang asing. (Astaga, dia benar mengira dirinya jatuh cinta dengan Saimon karena suka dengan sesuatu yang besar di bawahnya.)

"Iya. Sejujurnya, aku memang jatuh cinta dengan barang besar dari Saimon, ketika barang itu masuk ke dalam lubangku, aku seperti mau mati. Jika bisa selamanya bersama pria seperti ini, aku bahkan rela untuk mati." Jessline berkata mengikuti perkataan Nikita.

"Baguslah, jika begitu, dengan adanya kamu, Kakak besarmu tidak berani membunuh Saimon. Hehe, jika begitu, maka mari lakukan secepatnya, nanti aku tipu si bodoh itu kemari."

Nikita berkata sambil menjatuhkan batang jagung di sisi mereka. Saimon yang melihatnya merasa sangat sakit hati, dua wanita ini sembarangan merusak karena bukan di daerah sendiri, mereka bahkan tidak takut dengan karma.

Nikita membuat sebuah ruangan untuk satu orang, kemudian dia tersenyum kepada Jessline dan berkata, "Jessline, setelah hari ini kamu berhasil dengan Saimon, kamu tidak boleh lupakan kebaikanku. Hehe, kamu juga tahu hubungan aku dengan Saimon, setelah berhubungan dengannya, kakakmu sama sekali tidak bisa memuaskanku..."

"Sudah mengerti Kakak ipar, kamu cepat panggil Saimon." Jessline pastinya tahu maksud dari Nikita, dia berpikir dirinya sudah kacau hingga bisa bersama Kakak iparnya memakai seorang pria, dia merasa malu karena panik, jika masalah ini disebar keluar, maka dirinya akan sangat malu.

Saimon melihat gaya dua wanita ini juga sudah mengerti jika Nikita mau membantu Jessline berhasil berhubungan dengan dirinya, Saimon melihat Jessline berdiri di sana dengan ekspresi tersipu, dalam hati berpikir wanita ini mungkin semalam sudah merasakan sedikit rasa manis, jadi hari ini sudah tidak tahan lagi.

Namun bagi Saimon ini adalah hal bagus, ketika berpikir sebuah tempat putih Jessline yang bahkan bulu belum tumbuh semua, jantung Saimon berdetak kencang. Ketika melihat Nikita sedang diam-diam berjalan ke rumahnya, Saimon juga menyusut, dia muncul di depan pandangan Nikita dengan sangat bekerja sama.

"Aduh, kamu muncul di saat yang tepat, hari ini Bibi akan memberikan kamu sesuatu, kuberikan kamu sebuah suntik yang lembut." Nikita mengatakan sambil melihat ke ladang jagung Monica, di saat dia melihat dua wanita sedang bekerja dan tidak memerhatikan sini, dia langsung dengan buru-buru membawa Saimon kembali.

"Suntik, suntik." Saimon berkata.

"Betul. Sh*t, kami berdua sudah kamu tunggangi, ke depannya kamu harus lebih baik dengan kami, setidaknya harus seperti Monica dan Fifi yang adil."

Ketika mendengar perkataan Nikita, Saimon dalam hati berpikir wanita ini sungguh serakah, jangan harap bisa adil dengan dua Bibi, paling tidak ketika hanya berhubungan denganmu membuat kamu berteriak saja.

Tapi, kini kesan Saimon kepada Nikita sudah berubah drastis, Nikita setelah berhubungan dengannya langsung mengeluarkan sifat aslinya, intinya sekarang Saimon merasa dia lebih kacau dari sebelumnya.

"Hehe, bagus bagus, suntik. Saimon mau suntik Bibi." Saimon berpura-pura gila sambil meraba gunung Nikita yang besar. Gila, bagian Nikita sungguh besar dan nyaman, hingga membuatnya ingin menggigit.

"Bodoh, hari ini bukan bersama bibi, hari ini aku carikan kamu yang lembut, yaitu kakak yang semalam berhubungan sampai setengah denganmu, apakah lembut? Cantik, tidak?" Nikita menjadi sangat geli karena dipegang Saimon, tapi hari ini dia harus tahan demi membuat Jessline melakukannya.

"Hehe, Jessline, Jessline..."

"Astaga, kamu masih tahu namanya ya? Sungguh licik, melihat orang polos langsung ingat dia?"

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu