Hei Gadis jangan Lari - Bab 151 Takut?

Setelah melihat Melisa membuka tubuhnya dengan malu-malu maka Saimon dengan kasar mengangkatnya untuk mengatur posisi yang tepat bersiap masuk dan melampiaskan panas dalam hatinya, tiba-tiba terdengar suara berisik dari gang di luar.

Saimon merasa kesal karena pasti Jevon datang lagi, kurang ajar dia bahkan berani datang pada saat ini maka dia harus menundukkan pria ini sehingga tidak berani datang menganggu ibu dan anak ini lagi.

Karena Saimon pintar dan pendengarannya baik tapi Melisa sama sekali tidak mendengarnya, dia merasa bingung ketika melihat Saimon menghentikan gerakannya Saimon.

"Saimon cepat, mengapa tidak masuk."

Setelah mendengar kata-kata Melisa, dia menurunkannya dan mengecup keningnya dengan pelan sambil berbisik, "Melisa, aku keluar sebentar dan segera kembali, tunggu sebentar." Saimon berkata lalu menutup badan Melisa dengan selimut.

Melisa melihat Saimon segera memakai bajunya lalu turun, dia baru ingin menanyakan apa yang terjadi lalu segera mendengar suara pintu diketuk dan dia tahu jika pasti Jevon datang lagi dan berkata dengan panik.

"Saimon, kamu, kamu cepat sembunyi, Jevon membawa banyak orang, kamu, kamu....."

Melisa menjadi panik juga segera memakai bajunya, Jevon yang baru saja dipukul Saimon datang lagi, pasti dia membawa banyak anak buahnya untuk memukul Saimon, dia tahu Saimon pintar bertarung tapi bagaimanapun dia sendiri susah melawan orang banyak sehingga Saimon hanya bisa dipukul.

Saimon berkata pelan setelah melihat tampang panik Melisa, "Melisa jangan takut, ada aku di sini. Aku hari ini akan membiarkan Jevon tahu jika kamu adalah wanitaku sehingga dia tidak akan berani menyentuhmu lagi kelak!"

Saimon keluar setelah selesai mengatakanannya dan meninggalkan Melisa dengan wajah tertegun, Saimon adalah seorang pahlawan!

Saimon melihat Jevon bertelanjang dada dengan kain kasa yang melilit tubuhnya, dia berkata dalam hati, orang ini baru diobati tapi datang mencarinya lagi.

"Bajingan Jevon, apakah kamu masih belum cukup dipukul?"

"Dasar kampungan, kamu bahkan berani bersama Melisa, kamu bermain bersama Melisa setelah memukulku, hari ini aku akan melakukan perhitungan denganmu, saudaraku, cincang sampai mati dan aku akan bertanggung jawab untuk itu!" Setelah itu Jevon mengayunkan parang di tangannya dan sekelompok orang mengarah ke arah Saimon.

Sebelum datang Jevon sudah memberitahu mereka jika jangan menganggap remeh orang ini maka para preman ini langsung menggunakan tenaga untuk menyerangnya.

Melisa pada saat ini sudah turun dari ranjang dan melihat sekelompok orang menyerang Saimon dengan parang maka dia ketakutan sambil berteriak.

"Saimon....."

"Melisa kamu masuk ke dalam rumah, aku baik-baik saja!" Saimon menoleh ketika mendengar teriakannya dan dia tidak ingin membuat wanitanya sendiri khawatir.

"Dasar pelacur Melisa, kamu bahkan tidak bisa menahan kesepian sehingga main dengan pria kampungan ini, bagaimana, apakah barang pria kampungan ini tidak sebesar punyaku?! Haha..... kamu tunggu saja, aku akan menyuruh saudaraku menggilirmu setelah aku membereskan pria kampungan ini!" Jevon berkata dengan kejam.

Melisa menjadi panik setelah mendengarnya, meskipun dia tahu jika Saimon hebat bertarung, satu orang bisa melawan sepuluh orang tapi dia hanya seorang diri selain itu orang-orang yang dibawa Jevon memakai senjata, bagaimana mungkin Saimon bisa menang.

"Jevon, kamu lepaskan Saimon, aku akan melakukan apa saja jika kamu melepaskannya!" Melisa berkata sambil menangis.

"Sial, tidak diduga pelacur sudah tersentuh, tapi aku akan membunuh bajingan ini! Saudaraku, mengapa masih diam?! Cepat maju!"

Dengan perintah Jevon, para preman itu segera menyerang Saimon sambil berteriak.

Saimon semakin mencintai Melisa setelah mendengar kata-katanya, dia tahu seberapa takut Melisa kepada Jevon tapi dia tetap memohon kepada Jevon untuk dirinya, bagaimana mungkin dia tidak tersentuh.

Maka dari itu, dia semakin merasa yakin ingin melindungi Melisa dan anaknya.

Mata Saimon segera menjadi dingin sewaktu melihat para preman ini menyerangnya, salahkan kalian yang salah ikut orang dan aku hari ini akan memberi pelajaran kepada kalian!

Melisa langsung jatuh ke lantai sewaktu melihat para preman ini menyerang Saimon, dia seolah-olah telah melihat adegan Saimon terluka. Dia sangat mengerti siapa Jevon, bajingan yang bahkan mau menjual anak kandungnya sendiri akan melakukan kejahatan apa saja selain itu Saimon juga orang desa maka dia lebih tidak takut lagi.

Melisa tahu jelas siapa Jevon, bukankah dia berpikir seperti itu?

Sejak terakhir kali dia dipukul maka dia sudah menyuruh orang mencari tahu jika Saimon hanyalah orang desa yang tidak punya dukungan dan pada waktu itu dia telah memutuskan untuk membunuh bocah ini.

Heng, dia sudah sering melihat pria kampungan yang penuh jiwa keadilan ini, setiap kali dia melakukannya maka dia akan mengancam orang di desa dan memberikan sedikit uang maka urusannya langsung beres!

Dia sudah memutuskan membunuh Saimon, meskipun tenaganya sangat liar tapi begitu banyak orang yang mengepungnya, meskipun dia tidak mati maka pasti akan kelelahan sampai mati.

Jevon seolah-olah telah melihat adegan saimon penuh darah sehingga dia tersenyum tapi pada saat ini dia tiba-tiba mendengar suara teriakan.

Dia melihat anak buahnya ditendang satu per satu dan jatuh seolah-olah sedang menendang bola, Jevon kaget melihat para preman yang jatuh sambil menatap Saimon dengan tidak percaya, gila, apakah bocah ini adalah dewa perang yang turun dari langit? Sekelompok orang yang memegang parang tidak bisa mendekatinya.

"Heng!" Suara cibiran menyadarkan Jevon dan melihat dia selangkah demi selangkah berjalan mendekatinya sehingga Jevon langsung ketakutan dan jatuh.

"Aku....."

Kata-kata permohonan Jevon masih belum keluar tapi Saimon sudah menamparnya sehingga wajahnya terlihat jejak telapak tangan merah.

Mata Saimon ragu sewaktu melihat Jevon, dia ingin langsung membunuh bajingan sepertinya tapi ini dunia hukum maka dia tidak bisa sembarang membunuh orang.

Tapi jika hanya melepaskan Jevon begitu saja, bukankah dia tidak bisa menjamin keselamatan Melisa dengan anaknya dan dia segera menemukan cara bagus.

"Haha, Jevon, katanya kekuatanmu sangat besar? Preman nomor satu di kota ini?"

Hati Jevon langsung senang mendengar kata-kata Saimon karena dia pikir dirinya takut kepadanya sehingga dia langsung punya keberanian, "Kenapa? Apakah kamu sudah takut sekarang? Cepat lepaskan aku, jika tidak aku akan menyeret kalian untuk diperlihatkan kepada orang banyak!"

"Menunjukkannya kepada orang banyak?"

"Ya....." Jevon masih belum selesai bicara tapi tangan Saimon sudah menyambarnya dan menotok beberapa kali di bagian kedua kakinya setelah itu dia langsung menendang perutnya sehingga dia terbang keluar.

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu