Hei Gadis jangan Lari - Bab 94 Berisik
Pemandangan seperti ini, bagi Jessline sungguh sebuah hal yang terang-terangan mengganggu, Gerakan dan posisi Saimon seperti itu seakan membuat Jessline melihatnya semakin jelas, benda yang berada di pertengahan kaki Saimon itu jauh lebih besar jika dibandingkan dengan saat ia baru memasukinya, semua terlihat begitu heran, melihat kegilaan itu, Jessline menelan ludah dalam-dalam.
“desahan” Nikita semakin terdengar pada telinga.
“Saimon, pelan sedikit …… ah, pelan, nyaris tak tahan, ah ……”
Sebenarnya Jessline merasa sedikit takut melihat respon Nikita saat bercengkrama dengan Saimon, bahkan Nikita yang sudah berpengalaman sekalipun, masih menjerit dibuatnya, bagaimana dengan dirinya yang baru pertama kali ingin melakukannya ini.
“Kakak Ipar, kamu, kamu, apa yang kamu rasakan?” Tanya Jessline sedikit khawatir.
“Ah, enak, enak, ah, tidak, sakit, pelan sedikit Saimon, biarkan saja Bibi ini, biarkan merasa puas hingga hilang rasapun tak apa ……”
Jessline kehilangan akal sehatnya saat melihat pemandangan Saimon dengan Nikita saat ini, yang bisa dia rasakan hanya rasa sakit, dan melihat kedua buah dada Nikita masih terus diremas oleh Saimon, Kembali melihat raut muka Saimon yang seakan tidak mengetahui apapun, dia Kembali merasa takut dan khawatir.
“Hei, kalian, apa yang kalian lakukan ?!” tiba-tiba terdengar suara Fifi, sesaat Ketika Jessline sedang tercengang.
“Fifi, kamu dating juga, lihatlah, apa kamu pura-pura tidak melihat? Aku sedang bermain mesra dengan Saimon, ah, remaja ini benar-benar membuatku terpesona.” Nikita tidak merasa malu sedikitpun, ia justru memamerkan keadaan tersebut.
Saimon sedari tadi sudah bisa menebak bahwa pasti kedua Bibi ini akan datang menemuinya, apalagi Ketika suara desahan akibat tekanan dari Saimon yang menarik perhatian kedua Bibi ini, dan memintanya segera mengakhiri perbuatan itu.
“Kalian berdua, kalian kakak adik ipar …..” kali ini Fifi juga melihat ke arah Jessline yang masih terlihat tanpa busana , Fifi merasakan kegilaan dunia ini benar-benar terjadi, “Jessline, kamu ……”
Jessline yang terseret dengan tanda tanya besar Fifi pun terdiam, berusaha menjelaskan, “Fifi, kamu, kamu jangan salah paham denganku, aku …..”
“Salah paham, salah paham apalagi? Aku pikir, kamu seorang Mahasiswi berpendidikan yang memiliki pribadi yang berkualitas, tak kusangka ternyata sama saja sebagai wanita jalang, terlebih lagi kamu Bersama dengan Nikita berdua bercengkrama dengan Saimon, benar-benar tidak tahu malu.”
“Malu untuk apa, kita memang menginginkan untuk bermain mesra dengan Saimon, lalu kenapa? Aahh, Saimon, kerahkan lagi tenagamu …..”Nikita membantah tanpa rasa malu.
Mendengar ucapan Nikita, Fifi semakin geram, Saimon pun tak kunjung menghentikan permainannya dengan Nikita, amarah Fifi memuncak, dia memutuskan untuk menarik Saimon, Saimon paham, sesaat Fifi akan datang, tepat sudah menyelesaikannya, begitu Fifi menariknya, seketika semua tenaga ia kerahkan, menggoyangkan badannya, disusul dengan suara desahan Nikita, kemudian Saimon ditarik paksa oleh Fifi, keluarlah cairan putih memanjang.
Dan saat itu juga, Monica tiba di tempat.
Melihat sebuah pertunjukan yang tidak biasa, Monica mengerutkan pandangannya, ini menjijikkan.
“Jessline, kamu sedang? Jangan bilang Bersama Nikita bermain dengan Saimon?” Monica melihat ke arah Jessline kemudian bertanya.
Saat itu, Jessline sudah mengenakan busananya, segera ia menjawab pertanyaan Monica, “Tidak, tidak, Saimon hanya melakukannya dengan Nikita, tidak denganku.”
“Kak, kamu jangn percaya dengan omongannya, dia pasti juga sudah melakukannya, barusan saat aku datang, dia tidak mengenakan busana apapun dan berbaring di lantai.” Fifi menjelaskan dengan penuh amarah, disamping itu, ada sedikit rasa iri yang ia luapkan pada Monica, “Kak, bahkan aku tadi sempat melihat bagian itunya, putih, lebih terlihat menarik darimu.”
“Dasar bodoh! Di saat seperti ini masih sempat mengucapkan hal itu!” Monica sedikit kesal sembari memperhatikan mereka yang termengap di atas lantai, sebuah tamparan melayang pada tubuh Saimon, “Kamu ini bodoh atau hanya pura-pura bodoh! Bagaimana mungkin kamu bisa melakukan hal ini, lekas kenakan pakaianmu!”
“Kak, untuk apa kamu memukulnya, dia kan idiot ……”
Fifi sangat mengkhawatirkan keadaan Saimon, dia membantunya mengenakan celana, di pertengahannya, dia menyadari bagaimana mungkin masih bisa sebesar ini, baru saja dia melihat Saimon sudah mengeluarkannya.
Jessline yang memperhatikan segala tingkah laku kakak beradik Keluarga Zhao itu terheran, apakah mereka tidak mengetahui bahwa Saimon ini hanya pura-pura idiot, pura-pura bodoh? Kemudian pandangannya beralih ke arah Saimon, tetap dengan tingkah laku idiotnya, Jessline semakin heran.
Sekalipun Saimon melakukannya dengan pura-pura, setidaknya dia tidak mungkin menutupinya dari kakak beradik Keluarga Zhao, bagaimanapun juga mereka adalah keluarga dekat.
Saat Jessline sibuk dengan pikirannya sendiri, Monica berujar, “Fifi, segera tarik Saimon keluar!”
“Baik, kak!” fifi kemudian melirik sini Jessline dan Nikita, menarik Saimon keluar, dia paham bahwa saat itu Monica akan berbicara serius dengan mereka.
Saimon sebenarnya masih ingin berada di tempat untuk mendengarkan percakapan mereka, tapi ternyata Jessline sudah mencurigai dirinya hanya berpura-pura, kedepannya, harus lebih jarang bertemu dengan Jessline.
Tapi, yang menjadi pertanyaan Saimon, bagaimana mungkin Jessline masih menginginkan melakukan itu dengan nya setelah mengetahui bahwa aku hanya berpura-pura idiot.
Fifi mengajak Saimon pulang ke rumah, Kembali mengeluarkan sedikit emosinya mengingat kejadian barusan, tamparan menyusul pada Saimon.
“Dasar bodoh kau, mereka memintamu untuk menyodorkannya kamu kemudian menyodorkan? Terlebih lagi kamu melakukannya dengan dua wanita dalam satu waktu, apa kamu tidak menyayangi tubuhmu?!”
Meskipun Fifi memukuli Saimon, namun Saimon menyadari bahwa Fifi sungguh menyayangkan dirinya.
“Hehe, Saimon kuat, tidak takut suntik.”
“Tentu saja kamu tidak merasa takut, karena kamu ini hanya musuh kecil, bahkan aku pun tidak tahu apakah yang dikatakan dokter itu benar atau tidak, penyakitmu itu dibuat olehnya, aku akan mencarikan seorang wanita muda yang akan memberikan suntikan padamu.”
Perkataan Fifi, membuat Saimon sejenak tak dapat berkata apapun, bagaimana mungkin ia masih mengingatnya.
“Ohya, Jessline pun sama muda nya denganku, tadi, apa tadi kamu sempat menidurinya?” tiba-tiba, Fifi bertanya dengan penuh semangat, karena Jessline masih sangat muda dan perawan, siapa tahu benar-benar dapat menghilangkan racun yang ada dalam tubuhmu itu.
“Tidak, tidak, Bibi bilang miliknya masih terlalu kencang, tidak memperbolehkanku menyuntiknya.” Jawab Saimon.
“Oh? Begitu, sepertinya kamu memang perlu mencobanya denganku.” Fifi sedikit ragu dan kemudian menoleh ke arah bagian bawah tubuh Saimon, bergumana, baru saja Saimon melakukannya dengan Nikita, kalua langsung melakukannya denganku, apakah akan merasa jijik.
Saimon memperhatikan pandangan Fifi yang menuju ke arah bagian dalam di tengah celana, tanpa sadar kemudian menjepitkan kedua kakinya menuju tengah, bergumam, tidak mungkin saat ini Bibi muda ini ingin melakukannya denganku untuk ……
“Bibi muda, ayo kita pulang. Saimon lapar.” Saimon tidak ingin melakukannya lagi dengan Fifi.
“Lapar? Ya jelaslah, lihat saja dirimu tadi begitu bergairah melakukannya Bersama Nikita.” Fifi menjawab kesal, dan meremas bagian celana Saimon.
Novel Terkait
Perjalanan Selingkuh
LindaEverything i know about love
Shinta CharityAngin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanMy Cold Wedding
MevitaUnperfect Wedding
Agnes YuMy Secret Love
Fang FangHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)