Hei Gadis jangan Lari - Bab 149 Kelemahlembutan

setelah mendengar istilah baru itu, Melisa pun tertawa, "Saimon, dari wanita mana kamu mempelajari istilah-istilah seperti ini?"

Saimon merasa sedikit senang dan dia sadar kalau semua pemikiran wanita di dunia ini hampir sama. bukankah dulunya Nikita juga menggunakan istilah seperti ini untuk menipunya?

"hehe, sama seperti ayam jantan yang akan mencari sarang." kata Saimon sambil mendorong Melisa ke atas kasur.

tubuh Melisa yang terlihat putih dan mulus itu sangatlah menggoda. Melisa lalu berbaring terlentang di atas kasur sambil menatap bagian bawah tubuh Saimon dan berkata dengan suara yang gugup.

"Saimon, pelan-pelan, punyamu sangatlah besar, aku takut kalau...... itu akan merusak sarangku."

Saimon seketika sadar akan sesuatu dan dia pun berkata di dalam hati kalau Melisa sangatlah cepat mengerti akan apa yang dia maksud tadi.

Melisa yang berbaring terlentang itu memiliki dada yang menonjol dan belahan dadanya juga terlihat jelas. tatapan dari Melisa juga membuat Saimon merasa begitu nikmat hingga membuat sekujur tubuhnya mulai merasa panas.

"ah..... Saimon, pelan-pelan, itu terlalu besar, ah......"

Saimon memasukkan senjatanya dengan kuat dan membuat Melisa merasa kesakitan hingga mengerutkan keningnya.

setelah senjatanya masuk ke tempat yang hangat itu, tubuhnya pun mulai bergoyang dan membuat Melisa merasa semakin membara.

setelah beberapa saat, Melisa mulai menikmati dan perkataan Saimon memanglah benar, semua wanita suka dengan yang besar. Melisa merasakan rasa nikmat yang tidak hentinya menjalar pada tubuhnya. hal ini membuat dirinya memejamkan mata dan mulutnya mulai mengeluarkan suara desahan. kedua tangannya memeluk bagian punggung Saimon dengan erat dan tubuhnya juga ikut bergerak karena gerakan dari Saimon.

"Saimon, perlakuan ini hampir menewaskan nyawaku, aku tidak bisa lagi hidup jauh darimu."

kata Melisa sambil meremas bokong Saimon.

"aku juga tidak lagi bisa pergi jauh darimu, Melisa. ini sangatlah nikmat, aku ingin terus berada di sisimu." tubuh Melisa membuat dirinya merasa begitu nikmat dan Saimon tidak pernah mendapatkan rasa seperti ini pada wanita lain.

"Saimon, kamu hanya bisa membohongiku dengan perkataanmu yang manis itu, aku... ah.... kalian sebagai pria, hanya menganggap wanita itu penting ketika sedang melakukan hal seperti ini saja, setelah selesai nanti, kalian akan kembali seperti manusia yang tidak berperasaan........"

"hehe, tidak berperasaan? apakah seperti ini?" Saimon membusungkan bagian pinggulnya dengan kuat seperti sedang menghukum Melisa.

"ah, aku salah, jangan tambah tenagamu lagi, sakit......."

setelah Saimon melakukan serangan itu, Melisa mulai memejamkan kembali matanya dan mulai menggoyangkan tubuhnya sesuai dengan tempo yang diberikan oleh Saimon. Saimon juga meluapkan seluruh napsunya sambil mendengar suara desahan dari Melisa......

"Saimon, sebenarnya aku tidak ingin menyuruhmu untuk berhenti." setelah beberapa saat, Melisa pun menyandarkan dirinya pada dada Saimon.

"kenapa kamu menyuruhku berhenti, padahal aku baru saja memulainya?" kata Saimon pada Melisa. dia lalu menatap ke arah seorang bocah yang sedang tidur di samping mereka. bocah itu seperti orang mati yang tidak terbangun meskipun terdapat gerakan yang kuat di sampingnya.

"apa yang kamu katakan itu? baru saja memulainya? aku bahkan sudah keluar sebanyak 4 kali." kata Melisa dengan sedikit marah sambil menggigit telinga Saimon.

"hehe, karena kamu terlalu mudah untuk mencapai titik puas. aku baru keluar sekali saja dan aku masih belum merasa puas." kata Saimon dan dirinya kembali membalikkan badannya sambil menimpa tubuh Melisa.

"haiya, Saimon, aku tidak sanggup lagi. biarkan aku istirahat sebentar........"

"ha? istirahat lagi? kamu sudah beristirahat selama setengah jam dan aku tidak bisa menahan napsuku lagi."

"ah.... Saimon, pelan-pelan, sakit..... ah...... aku merasa sangat nikmat...."

Melisa mulai menikmati dan dia merasa tubuhnya ini tidak lagi merupakan miliknya. dia tiak lagi sadar dimana tubuhnya berada. dia hanya merasakan keberadaan Saimon di setiap sisi tubuhnya.

setelah selesai, Melisa hanya merasa tubuhnya hampir patah dan dia menarik napas dengan kasar.

"Saimon, bolehkah kamu tidak pergi malam ini?" mohon Melisa pada Saimon. dia tahu kalau permohonannya ini akan membuat Saimon merasa sedikit kesulitan. namun dia benar-benar tidak ingin Saimon pergi begitu saja.

"hm, aku tidak akan pergi." Saimon lalu berkata di dalam hati, sepertinya dia akan tinggal di rumah Melisa dalam jangka waktu yang panjang. bagaimana pun dia akan tetap berada di kota ini dalam kurun waktu yang lama. lagi pula, dia juga akan merasa khawatir untuk meninggalkan Melisa sendirian di rumah ini. Jevon si pria brengsek itu mungkin saja akan kembali untuk mencarinya.

ketika terpikir akan Jevon, tatapan Saimon seketika berubah. dia tidak mungkin berada di sini selamanya hanya untuk melindungi Melisa. oleh karena itu, dia harus memberikan sebuah pelajaran yang besar pada Jevon agar dirinya tidak lagi datang menganggu Melisa. bagaimana pun Melisa sudah merupakan wanita miliknya dan Saimon harus melindunginya dengan baik.

setelah mendengar jawaban dari Saimon, Melisa terlihat begitu senang. sikapnya seperti seorang anak gadis dan dirinya langsung mencium wajah Saimon, "Saimon, kamu sangat baik."

perkataan dari Melisa membuat hati Saimon sedikit sakit. wanita ini harus menjaga anaknya sendirian dan dia harus menghadapi ancaman dari Jevon setiap saat. Melisa bersikap begitu bahagia sekarang meskipun Saimon sendiri hanya bisa memberi sedikit janji kepadanya. hal ini membuat Saimon merasa begitu sakit hati.

"Melisa, aku akan melindungi kamu dan anakmu dengan baik."

perkataan Saimon yang serius ini membuat Melisa kebingungan. dia menganggap kalau Saimon hanya sedang menghiburnya. bagaimana pun Saimon terlihat seperti seorang pria yang berumur 17-san, bagaimana mungkin dia mampu melindungi mereka? lagipula anak ini juga bukan merupakan anak kandungnya sendiri.

namun Melisa tidak ingin menghancurkan suasana ini begitu saja. dia lalu memeluk Saimon, "Saimon, kamu sangatlah baik."

Saimon juga bisa merasakan perasaan Melisa melalui jawabannya itu. namun dia juga tahu dirinya tidak memiliki keahlian lain selain kemampuan bertarungnya yang hebat itu. dia juga mengerti kalau Melisa akan merasa tidak tenang ketika bersamanya.

"hehe, kamu menganggap aku baik hanya dengan ini saja? kamu pastilah akan merasa sangat bahagia jika aku berkata kalau aku ingin tinggal disini dalam beberapa waktu kedepan."

"ha? Saimon, apa yang kamu katakan? kamu ingin tinggal di sini?" kata Melisa dengan tidak percaya.

"hm? kenapa? apakah kamu tidak merasa senang?" kata Saimon dengan nada marah.

"senang, bagaimana mungkin aku tidak senang. kamu adalah lelakiku, hihihi......" Melisa merasa begitu bahagia, dia merasa dirinya begitu beruntung. mungkin Tuhan sedang mengasihaninya. setelah bertemu dengan Jevon si pria brengsek itu, Tuhan pun mengantarkan Saimon ke depannya.

mereka berdua pun mengobrol hingga terdengar suara tangisan bayi.

"bocah kecil itu sudah lapar, aku akan memberi susu padanya terlebih dahulu."

Melisa lalu keluar dari pelukan Saimon dan menggendong anaknya sambil mengarahkan dadanya yang besar pada anaknya itu.

melihat anaknya yang sedang menghisap bagian dada Melisa, Saimon pun berkata di dalam hati, mungkin akan ada yang mulai jatahnya mulai sekarang.

suasana ketika Melisa sedang memberikan susu pada anaknya itu membuat Saimon sedikit terharu. Saimon pun bersumpah di dalam hatinya, dia tidak akan lagi membiarkan Jevon si pria brengsek itu datang menghancurkan suasana indah seperti ini lagi. dia harus segera mengalahkan pria brengsek itu.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu