Hei Gadis jangan Lari - Bab 36 Sekarang Giliranmu
Setelah Nikita membuat kesepakatan dengan Sumi, ia pulang terlebih dulu, membiarkan kakak laki-laki kedua bersembunyi di bawah tempat tidur, dan hanya menyisakan Saimon di ruang luar.
“Saimon, sebentar lagi akan ada seorang kakak perempuan yang datang, dia juga bisa mengobati penyakit, nanti kamu suntik dia, ok?” Nikita merayunya dengan lembut.
Memikirkan pantat besar Sumi, Saimon merasa gatal di hatinya, tetapi dia ingin tahu bagaimana si Nikita meyakinkan Sumi. Jika tahu bahwa dirinya adalah orang bodoh dengan mulut bengkok dan mata sipit, seorang wanita tidak akan pernah melihatnya.
“Suntik Saimon ingin menyembuhkan penyakitnya.” kata Saimon bekerjasama.
"Bagus kalau begitu, kakak itu akan datang sekarang juga, keterampilan perawatannya seratus kali lebih baik daripada bibi. Saimon pasti menyukainya ..."
Saat mereka berdua sedang berbicara, Jon yang bersembunyi di bawah tempat tidur di ruang dalam merasa sedikit tidak tahan, dan berkata.
"Nik, kapan Sumi datang, aku sangat cemas dengan apa yang kamu katakan, dan aku sangat tidak nyaman."
"Lihatlah dirimu. Pulang dan bermain saja dengan istrimu nanti malam, malah cemburu."
Begitu suara Nikita jatuh, dia melihat Sumi telah memasuki halaman rumahnya, ia segera mengedipkan matanya kepada Jon. Setelah melihatnya menarik diri ke bawah tempat tidur, dia buru-buru menyapa Sumi sambil tersenyum.
"Adik, lihat, bukankah Saimon ada di sini?"
Sumi jarang keluar rumah akhir-akhir ini. Meskipun dengar-dengar bahwa Saimon tiba-tiba bodoh, tetapi dia belum pernah melihatnya. Saat ini, menjumpai mulut dan mata Saimon yang miring, dia merasa sedikit emosional.
"Hei, Kak Nikita, Saimon ini benar-benar menyedihkan, kuingat dulu wajahnya yang pintar, kenapa sekarang dia bodoh."
"Adik, untuk apa kamu pedulikan? Bukankah Saimon ada di sini? Cepatlah bermain dengannya untuk membalas dendam kepada Lean." kata Nikita dengan cemas.
"Kak NIkita, aku tidak jijik jika Saimon ini bodoh. Lagi pula, awalnya dia anak yang lumayan pintar, kalau begini aku terlalu murahan. Tapi bagaimanapun dia bodoh. Aku harus melihat apakah dia bisa bekerja." Sumi berkata dengan malu-malu.
Mendengar kata-kata Sumi, Nikita segera berkata, "Apa yang salah dengan ini, aku akan memperlihatkannya padamu sekarang juga, Saimon ini orangnya saja yang bodoh, besar kan."
Sembari berkata, Nikita melepas celana dalam Saimon. Kemudian Sumi pun melihatnya dan menutupi mulutnya dengan kaget, "Kak Nikita, benda Saimon terlihat cukup mengejutkan, lembek. "
"Hei, kamu harus merangsangnya dulu, kalau tidak si bodoh ini tidak tahu apa-apa, dia tidak merasakan apa-apa bahkan saat dia melihat pantat montokmu."
Nikita berhenti berbicara dengan Sumi, dia mulai berkonsentrasi untuk merayu Saimon, Ini adalah sesuatu yang akrab bagi Nikita. Dengan kerja sama Saimon, dia sudah berkembang pesat.
“Kak Nikita, ini, itu benar-benar hidup.” Melihat ukuran panjangnya dua kali lebih besar dari suaminya sendiri, Nikita berkata dengan kaget.
“apa ada yang palsu, bukankah aku sudah memberitahumu, Saimon bodoh tapi barangnya tidak, dan masih akan tumbuh lebih besar ketika masuk ke dalam, kamu tunggu dan nikmati saja.” Kata Nikita sambil membuka celananya, dia berkata kepada Sumi, "Akan kutunjukkan padamu, Saimon bodoh begini, dia cukup mengagumkan."
Sumi tidak menyangka Nikita akan benar-benar melakukannya dengan Saimon di hadapannya, melihat penampilannya yang tidak sabar, dia sepertinya sangat menikmati proses kebersamaan dengan Saimon.
Dia menelan ludah, menyaksikan Nikita benar-benar melakukannya dengan Saimon, dia kemudian lari keluar dari rumah dengan wajah tersipu malu.
Nikita tahu bahwa jika dia tidak melakukannya sampai langkah terakhir, Sumi tidak akan melakukannya dengan Saimon, oleh sebab itu dia bermain dengan Saimon di depan Sumi, melihat Sumi berlari keluar dan menutup pintu kamar. Wanita ini masih tidak bisa melepaskan, tetapi bagaimanapun kamu tidak bisa melarikan diri.
Sumi yang tengah duduk di luar ruangan mendengarkan suara hantaman keras dan jeritan berlebihan dari Nikita dengan wajah memerah, merasa panas dan tak tertahankan.
Sumi berbeda dari kedua Zhao bersaudara, dia adalah wanita individu yang tahu segalanya dengan baik. Seorang wanita nyaman atau tidak nyaman, dapat diketahui dengan mendengarkan suaranya. Meskipun jeritan Nikita telah berubah, dia tahu itu adalah jeritan nikmat bukan yang menyakitkan.
Sumi meremas sepasang kakinya dengan kuat, bertanya-tanya apakah dia akan kembali untuk melihat betapa kuatnya Saimon, memikirkan orang bodoh yang bergerak dengan lincah di atas tubuh Nikita, Sumi merasa aneh.
"Adik, datang dan lihatlah, kakak tidak keberatan, mulai sekarang Saimon akan menjadi milik kita berdua... Oh, si bodoh, kurangi tenagamu, mau membunuhku ya, Ini ... menurutmu, bodoh sepertimu, sudah bodoh tapi kenapa... Oh ... begitu luar biasa. "
Saimon tahu bahwa Nikita mencoba merayu Sumi yang ada di luar. Meskipun ini adalah konspirasi antara Nikita dan Jon, tapi memikirkan pantat montok si Sumi yang sebesar ember, Saimon merasa bergairah, mulutnya bekerja sama ia berkata.
"Suntik, hehe, Saimon suntik untuk menyembuhkan penyakit."
Di dalam, suara Nikita dan Saimon menyanyikan harmoni, yang benar-benar membangkitkan amarah Sumi, berdiri dengan keras, lalu mendorong pintu hingga terbuka, dan menatap lurus ke arah Nikita dengan Saimon.
Gedubrak ...
Adegan di atas tempat tidur membuat Sumi spontan menelan ludah, semula dia mengira adegan itu sudah cukup panas, tapi dia tidak menyangka bahwa selanjutnya akan semakin ...
"Adik, lihat, orang bodoh ini telah belajar untuk menjadi pemalas, dia bahkan membiarkanku di atas, haha ..." Meskipun Nikita mengeluh, tetapi di dalam lubuk hatinya dia bahagia, akhirnya kamu tidak bisa menahannya.
Sumi mendengarkan kata-kata Nikita dan menatap Saimon, Hanya mendapati Saimon seorang anak laki-laki konyol, menyunggingkan senyum konyol di wajahnya, seolah-olah dia tidak tahu betapa bagusnya itu, dan tubuhnya digerakkan dengan gerakan Nikita.
"Ah……"
Sumi sedang menonton pertunjukan besar kedua orang dengan saksama, dan tiba-tiba mendengar jeritan Nikita.
"Ah, nyaman sekali. Lelah sekali."
Selesai bicara, Nikita turun dari atas tubuh Saimon, begitu turun, Saimon benar-benar terpapar ke mata Sumi, dan Sumi tidak bisa menutup mulutnya karena terkejut.
"Kak Nikita, ini, ini, kenapa ini masih sangat besar?"
"Hei, apa lagi ini, Bocah konyol ini penuh energi. Jika aku tidak melepaskannya dua atau tiga kali, dia akan jatuh begitu saja. Adik, coba katakan, apakah kamu suka trik ini?"
Mendengarkan pertanyaan Nikita, wajah Sumi cukup merah. Wanita mana yang tidak suka yang besar? Apalagi, Saimon dua kali lebih besar dari orang biasa. Dia belum pernah melihat yang sebesar itu.
“A... aku menyukainya.” Sumi menatap lurus ke Saimon.
"Kalau begitu lakukanlah. Kakak sudah memperlihatkannya padamu, Bocah bodoh ini masih bisa melakukannya dua atau tiga kali untuk mengurangi bengkaknya, akan lebih murah untukmu hari ini. Sekarang giliranmu!" Nikita berkata dengan murah hati.
“Ah, aku, haruskah aku melakukannya sekarang?” Sumi tidak menyangka Nikita akan menyerahkannya kepadanya begitu cepat.
Novel Terkait
That Night
Star AngelYou're My Savior
Shella NaviMy Lady Boss
GeorgeMy Cute Wife
DessyPria Misteriusku
LylyHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)