Hei Gadis jangan Lari - Bab 178 Memeriksa Tubuh
Mendengarkan perkataan Icha, Saimon mengetahui bahwa wanita ini telah masuk ke perangkap, terburu-buru menjawab dengan suara polos yang bersemangat.
“Tentu saja, selama bisa membiarkanku bekerja dan menghasilkan uang di pasar, apapun yang kakak suruh akan kulakukan.”
Saimon berbicara dengan tubuh yang bersemangat, bahkan barang yang didalam celana terus melompat, Icha yang melihatnya semakin bersemangat, dia adalah wanita yang bernafsu besar, pria di keluarganya sama sekali tidak dapat memuaskannya, jadi dia sering memanfaatkan posisinya untuk berhubungan dengan orang yang bekerja di pasar, meskipun orang-orang yang membawa karung besar di pasar adalah orang miskin, tetapi tubuh mereka sangat kuat, saat melakukannya akan sangat nyaman.
Tetapi meskipun Icha sudah bermain dengan beberapa pria di pasar, juga belum pernah melihat barang sebesar Saimon, melihat bentuknya kurang lebih seperti keledai.
“Kalau begitu, apa yang bisa kamu lakukan?” Icha berbicara, lalu matanya menatapi wajah Saimon, pria muda seperti ini paling menggoda.
“Aku akan melakukan apapun yang diperintah Kakak, aku bisa melakukan apa saja!” Saimon menepuk dadanya dan berkata.
“Oh? Bisa melakukan apa saja?” Icha mengulurkan tangan lalu melewati celana Saimon dengan sembrono, membuat seluruh tubuh Saimon gemetar, berkata dalam hati, wanita ini sangat langsung.
Di Desa Zhao, Saimon adalah orang bodoh, dia sangatlah terbiasa dengan berpura-pura bodoh, meskipun Icha sudah berusia 30 tahunan, tetapi terawat dengan baik, tubuh depan yang bergelombang, sepasang kaki panjang, di tambah lagi wajah yang menawan, jika pria maka tidak akan bisa menahannya.
Meskipun tangan Icha hanya melintas sebentar di tubuh Saimon, tetapi dia segera menyadari ukuran dan skala barang itu, mendesah dalam hati tanpa sadar, orang ini sungguh mengejutkan, dengan pengalaman bertahun-tahun, membuatnya langsung yakin, barang didalam orang ini pasti adalah ukuran terbesar yang pernah dia jumpai, dia juga menjadi semakin antusias terhadap Saimon.
Icha yang merupakan pengelola pasar sudah lama terbiasa dengan metode insentif, berkata dalam hati, menghadapi orang kampungan seperti ini bukankah sangat gampang, tetapi dia tidak tahu bahwa Saimon, si bodoh dari Desa Zhao ini juga memiliki pemikiran yang sama.
“Siapa namamu?” Icha bertanya dengan lembut sambil menahan tenggorokannya.
“Namaku Saimon!” Saimon segera menjawabnya, diam-diam senang didalam hati, dia sudah menanyakan nama, bukankah ini sudah memiliki kesempatan.
“Saimon? Hihi, sungguh nama yang bagus. Tidak tahu Saimon seberapa kuatnya?”
“Kak, yang aku miliki adalah tenaga, benar-benar kuat, aku dapat langsung mengangkat batu yang menggelinding di tempat pengirikan desa kami.” Saimon tertawa bodoh dan berkata.
Melihat senyum bodoh di wajah Saimon, Icha semakin bahagia, sungguh adalah orang kampungan, sekarang jarak semakin dekat dengannya, dia semakin lebih jelas melihat Saimon, hatinya juga semakin tergelitik.
Saimon melihat senyuman di wajah Icha, berkata dalam hati, aku akan menemanimu bermain, paling bagus jika membiarkanku melakukannya sekarang, sialan, suara wanita ini saat berbicara sangat lembut, ditambah lagi wajahnya yang menawan, membuat seluruh tubuh Saimon mulai memanas.
“Ya, terlihat sangat kuat. Tetapi…………..” Icha mengamati Saimon dari atas ke bawah, berkata dengan berpura-pura kesulitan.
“Tetapi apa, kak?” Tanya Saimon dengan gugup.
“Tetapi, kakak harus memeriksa apakah tubuhmu ini sungguh kuat.”
Icha berkata, kemudian tangan kecilnya mulai mencubit tubuh Saimon, tangan kecil lembut yang mencubit di otot Saimon, dingin dan nyaman, membuat Saimon tidak bisa menahan untuk menyipitkan mata, berkata dalam hati, wanita ini sepertinya adalah senior di bidang ini, sialan, menyentuhku hingga merasa sangat nyaman.
Tangan Icha mencubit otot Saimon, didalam hati terkejut, berkata dalam hati, bocah ini sungguh sangat tangguh, meskipun seluruh tubuhnya tidak memiliki otot yang menonjol, tetapi sangatlah teratur, begitu melihat sudah dapat mengetahui bahwa seluruh tubuhnya penuh dengan kekuatan.
Melihat wajah Saimon yang polos dan muda, Icha memalingkan matanya, berkata: “Saimon, kamu berdiri diam, kakak akan memeriksanya dengan baik lagi.”
Saimon tentu saja bekerja sama dengan bepura-pura bodoh, dan Icha, selesai berbicara, langsung berputar ke belakang badan Saimon, lalu tiba-tiba memeluk Saimon, puncak yang berisi dalam sekejap mengenai punggungnya, kelembutan itu membuat Saimon sangatlah nyaman.
“Saimon, jangan bergerak, biarkan kakak memeriksa badanmu ini, jika tulang tubuhmu tidak bagus, pasar ini tidak akan mempekerjakanmu.”
Saimon berkata dalam hati, sialan, sudah mulai menunjukkan niatmu, bukan. Ini bukanlah memeriksa atau tidak, hanyalah menginginkannya.
“Saimon tidak bergerak, kakak periksalah dengan baik.”
Saimon berkerja sama dengannya, lalu menegakkan tubuhnya, lalu benar-benar seperti orang kampungan yang sangat mengharapkan kerjaan dan khawatir Icha tidak menginginkannya, seluruh tubuh mulai sedikit gemetaran, ini membuat Icha lebih tidak berwaspada, tertawa dan berkata.
“Saimon jangan gugup, kakak tidak akan memakanmu, mari biarkan kakak memeriksa tubuhmu dengan baik.”
Icha berkata, lalu sepasang tangan mulai masuk ke dalam celana Saimon, menyentuh ke arah daerah selangkangannya.
Saimon berkata dalam hati, wanita ini sungguh menganggap dirinya bodoh, begitu terang-terangan, meskipun hatinya senang, tetapi mulutnya malah berkata dengan malu-malu.
“Kak, ini, tidak boleh, tidak boleh menyentuh tempat ini.”
“Oh? Tidak boleh menyentuhnya? Tidak boleh menyentuhnya, bagaimana Kakak tahu apakah tubuhmu benar-benar kuat? Tempat ini adalah akar dari pria, jika disini tidak kuat, maka tubuhmu seberapa kokoh juga adalah palsu!”
Mendengar alasan aneh Icha, Saimon merasa lucu, tetapi segera menyetujui dan tidak membantahnya.
“Kak, kalau begitu, kamu periksalah dengan cepat.” Wah, Icha sungguh adalah seorang senior, dia hanya meraihnya dengan pelan, Saimon sudah merasakan keindahan, sangat nyaman.
Icha melihat kedua kaki Saimon yang awalnya tertutup rapat dan saat ini terbuka lagi, hatinya langsung menjadi senang, gerakannya juga menjadi lebih berani, mengalihkan pandangan dan berkata.
“Saimon, kakak sudah menyentuh, terasa sangat lemas, sepertinya bukan sangat kuat.”
“Ah? Kak, tempatku ini sangat kuat, Bibi di desa kami sudah mengatakan bahwa tempatku ini adalah nomor satu di Desa Zhao.” Saimon segera membantahnya.
“Oh? Benarkah? Tetapi aku menyentuhnya tidak seperti itu.” Icha melanjutkan perkataannya, “Lepaskanlah celanamu, biarkan kakak melihatnya dengan baik, lebih baik jika bisa menjadi besar, dengan begitu, kakak baru dapat menilainya.”
“Hah?”
Dibawah tatapan dingin Icha, Saimon “mengalah”, “Kak, itu, kamu……”
Perkataan Saimon masih belum selesai, Icha sudah memutar ke hadapannya, lalu dalam sekejap melepaskan celana Saimon sampai ke lekukan kakinya, gerakan yang terampil, membuat Saimon tercengang, sialan, hari ini sudah bertemu dengan lawan.
Begitu celana dibuka, pandangan Icha langsung terbodoh, barang ini benar-benar sangat besar, seperti lobak, penampilan yang masih lemas ini sudah satu inci lebih besar dari pria rumahnya, ini…..jika menjadi besar, bukankah sangatlah besar, itu akan sangat membuatnya nyaman.
Saimon melihat Icha yang terbodoh, berkata dalam hati, ini saja sudah terbodoh? Ketika aku sudah membesar, bukannya kamu akan langsung pingsan.
“Saimon, jangan bergerak, biarkan kakak memeriksanya dengan baik, menyentuhnya, melihat apakah akan semakin membesar ketika menyentuhnya.”
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniMy Goddes
Riski saputroAwesome Husband
EdisonCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaDon't say goodbye
Dessy PutriHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)