Hei Gadis jangan Lari - Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama

harus diakui kalau Melisa merupakan wanita yang sangat cantik. Saimon melihat dirinya sedang menggendong sang bayi sambil memberi susu padanya. tatapan bayi kecil yang sedang digendong oleh Melisa itu juga terlihat semakin membaik. bayi ini sangatlah mirip dengan Melisa, mata yang besar, hidung yang mancung dan terlihat begitu cantik. hal ini juga membuat Saimon begitu menyukainya.

bayi yang sedang meminum susu itu juga menyadari ada yang sedang melihatnya. dia lalu melepas gigitannya dari dada Melisa dan menatap ke arah Saimon dengan kedua matanya yang penuh akan rasa waspada itu.

"bocah kecil ini masih tahu untuk bersikap waspada, mungkin dia tahu kalau aku ingin merebut susu darinya." kata Saimon sambil tersenyum.

"apa yang sedang kamu katakan, janganlah kamu ajari hal yang tidak beres pada bocah ini. kamu bisa membuat bayi ini menjadi ketakutan jika kamu telanjang." jawab Melisa sambil melototinya setelah mendengar perkataan Saimon itu.

tatapan itu membuat Saimon yang telah beristirahat itu kembali bereaksi. dia menatap ke arah bocah kecil yang sedang minum susu itu sambil menelan ludah dan berkata,

"Melisa, kapan anak kita selesai minum susu? ayahnya juga sudah merasa lapar."

setelah mendengar Saimon yang menganggap bayi ini seperti anaknya sendiri, Melisa pun merasakan hangat di dalam hatinya. dia lalu menatap Saimon dan berkata, "Saimon, kamu tidak merasa jijik dengan bayi ini?"

"apa yang perlu aku jijikkan? aku bahkan lebih hemat tenaga. namun, lebih baik lagi jika kamu melahirkan kembali seorang anak untukku. hehe....."

Saimon tersenyum sambil meraih senjata yang ada dibawah tubuhnya sendiri. hal ini membuat wajah Melisa yang tadinya terlihat terharu itu kembali memerah.

"aku tidak mengerti apa saja yang kamu makan, kenapa senjatamu kembali membesar?"

"hehe, bukankah kamu menyukai milikku yang besar ini? hehe." Saimon tersenyum dan mengulurkan tangannya untuk mengelus bokong Melisa. Saimon tidak bisa menahan napsunya ketika melihat Melisa sedang menyusui.

"haiya, jangan seperti ini, bayi ini akan kenyang sebentar lagi." Melisa memohon pada Saimon.

puluhan menit kemudian, sang bayi pun kenyang. Saimon hendak menarik Melisa ke sisinya, namun Melisa berhasil menghindar.

"tunggu sebentar lagi, aku akan meniduri bayi ini terlebih dahulu."

sambil mengatakan itu, Melisa pun mulai meniduri bayi tersebut dan memindahkannya ke kasur khusus bayi. ketika Melisa menatap senjata milik Saimon itu, dia seketika merasa bagian bawahnya masih begitu panas.

dia lalu berkata pada Saimon, "Saimon, apakah kita boleh memulainya nanti saja? kita baru saja selesai melakukan hal itu dan bagian bawah tubuhku masih terasa sakit."

"hehe, apa maksudmu Melisa, senjataku bahkan hampir meledak, bagaimana mungkin aku menunggu hingga malam?" Saimon lalu menarik Melisa hingga dirinya terbaring di atas kasur.

"ah, Saimon, aku benar-benar merasa kesakitan, bahkan mulai terasa kebas." kata Melisa sambil menangis. saat ini, dia pun sadar akan sisi negatif dari Saimon, yaitu dia harus siap untuk menerima serangan dari Saimon setiap hari. meskipun dia suka pada Saimon, namun bagaimana mungkin dia melakukan hal seperti ini setiap hari? Melisa tidak sanggup melakukan hal ini.

dia menatap ke bagian bawah tubuhnya dan sadar kalau bagian bawah tubuhnya sudah bengkak dan memerah. jika Saimon kembali melakukannya, mungkin Melisa tidak sanggup meladeninya lagi.

saat ini, Saimon juga sadar kalau dirinya terlalu sering melakukan hal ini. namun dia merasa begitu panas ketika melihat sikap dewasa dari Melisa. dia lalu menatap wajah Melisa dengan erat.

"dasar kamu, ketika kamu tidak datang, aku sangat merindukanmu. setelah kamu datang, tubuhku sangatlah tersiksa." keluh Melisa sambil membuka kedua kakinya.

melihat Melisa membuka kedua kakinya, mata Saimon terlihat melotot dan dia terlihat seperti seekor serigala yang belum kenyang. dia mulai menyerang tubuh Melisa dan Melisa mulai memejamkan matanya dengan perasaan yang gugup. meskipun ini bukan lagi merupakan kali pertama, namun Saimon selalu memberi sebuah perasaan yang berbeda.

Saimon tahu kalau dirinya terlalu sering melakukan hal ini dan Melisa pastilah tidak sanggup melakukan hal yang sama. ketika melihat Melisa yang memejamkan matanya dengan gugup, Saimon seketika merasa kasihan padanya dan dia tidak lagi memasukkan senjatanya itu pada tubuh Melisa. dia memindahkan tangannya ke arah dada Melisa yang montok dan seksi itu dan mulai memainkannya agar rasa gugup pada Melisa bisa perlahan berkurang.

Melisa sudah menyiapkan batin untuk menerima serangan dari Saimon. namun dia tidak merasakan apapun setelah menunggu beberapa saat. dia hanya merasakan sebuah tekanan pada bagian dadanya yang membuat dirinya merasa nikmat. dia pun segera membuka kedua matanya.

setelah itu, dia melihat Saimon sedang meremas dadanya bagaikan sebuah bola.

"ah.... jangan gigit itu, Saimon. aku baru saja selesai menyusui."

"hehe, aku juga ingin minum susu setelah anakku selesai minum susu. kami berdua harus makan dari sumber yang sama."

setelah mengatakan itu, Saimon pun mulai menggigit bagian dada Melisa dengan pelan.

mulut dan tangan Saimon beraksi dengan tanpa henti. Melisa hanya merasa seperti ribuan semut sedang berjalan di atas tubuhnya dan membuat dirinya merasa begitu geli. rasa gugupnya mulai hilang dan menjadi penuh semangat. dia mulai menggerakkan tubuhnya dan menempel pada tubuh Saimon. dia juga mulai mendesah dan merasakan suhu tubuh Saimon semakin tinggi, seperti sebuah oven yang sedang membakar tubuhnya. Melisa mulai memindahkan tangannya pada bagian punggung Saimon.

"Saimon, hm.... jangan gigit. aku merasa tubuhku begitu panas."

Melisa tidak lagi bisa menahan rasa ini dan dia segera mencari sesuatu untuk menyumbat mulutnya sendiri.

Saimon merasa Melisa mulai terangsang dan dia pun menundukkan kepala untuk menatap bagian tubuh Melisa yang lembab dan licin itu.

"Melisa, apakah masih sakit?"

"tidak, aku mulai merasa geli, aku merasa begitu tidak nyaman. cepatlah Saimon, cepat....." Melisa merasa wajahnya semakin panas dan dirinya berpikir di dalam hati kalau dirinya memanglah sudah diracuni oleh Saimon. kalau tidak, bagaimana mungkin dia bisa mengatakan perkataan genit seperti ini.

setelah mendengar perkataan Melisa, Saimon juga menjadi begitu semangat. dia sudah tidak bisa menahan napsunya sejak tadi. ketika melihat tubuh Melisa yang seksi itu, dia pun berkata: "Melisa, bukalah kedua kakimu, aku ingin masuk...."

Melisa pun menatap senjata Saimon yang maju mundur di bagian bawah tubuhnya. dia sudah lupa kalau sebentar lagi sebuah serangan besar akan mendarat pada tubuhnya. dia hanya ingin melihat Saimon memasuki tubuhnya.

saat ini, Melisa pun mulai membuka kedua kakinya secara perlahan........

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu