Hei Gadis jangan Lari - Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
Kulit putih halus, bersih dan lembut, terutama sepasang payudara yang padat dan montok, membuat Saimon tergiur.
Monica melihat Saimon yang menatap payudaranya sampai mengeluarkan air liur, hatinya senang, berkata, "Saimon suka sama bibi kah ?"
"Suka, Saimon paling suka sama bibi."
Monica mempunyai kulit yang halus, tidak berlemak, memiliki sepasang paha yang ramping dan putih, bagaimana mungkin Saimon tidak tertarik.
Saat Monica melepas pakaiannya, Saimon baru mengerti jerih payah kedua bibinya, dia mulai terharu, namun hanya bisa berpura-pura bodoh dan mengikuti arahan Monica, ini membuatnya merasa tertekan.
"Bagaimana kalau Saimon mandi bersama bibi ?"
"Baik." Pandangan mata Saimon tertuju pada sepasang paha Monica, yang mana ini kelak akan menjadi miliknya mulai sekarang.
Cantik, lembut, terpikirkan pertemuan pertama dengan Monica, dalam hati Saimon dia akan dengan lembut dan perlahan menikmati Monica.
Meskipun Monica tahu dirinya bisa menggoda Saimon, tapi melihat bagian bawah tubuh Saimon dia masih sedikit takut, tanpa sadar sepasang pahanya terbuka sedikit, ingin tetap seperti ini, siapa tahu bukaannya akan semakin lebar.
"Saimon sini berdiri di dekat baskom, biarkan bibi menyeka badan mu ya ?" sebentar saja tangan Monica telah memegang handuk.
Saimon melihat tubuh Monica, dari tadi sudah terbangkit gairahnya, ingin segera mengangkangi Monica, namun saat ini dia adalah si bodoh, tidak bisa terlalu bernafsu, hanya mengikuti arahan dari Monica, berjongkok di dekat baskom.
"Sini Saimon, biar bibi menyeka badan mu, aku lihat bagian sini Saimon ereksi lagi, bisa kasih tahu bibi kenapa bagian sini selalu ereksi ?" Monica sambil membantu membersihkan badan Saimon, dia mencoba merayunya, bagaimanapun juga setiap kali sampai tahap akhir banyak hal yang selalu di hindari oleh Saimon.
Saimon tahu kalau Monica sedang terus belajar merayu dia, dan dia tetap dengan bodoh bekerja sama.
"Saimon sedang sakit, ingin bercinta dengan wanita, menghilangkan ereksi ini. "
"Ah, Saimon tahu harus bercinta dengan wanita untuk menghilangkan ereksi ini, jadi kamu ingin bercinta dengan siapa ?" Monica tidak kepikiran kalau Saimon ternyata sudah tahu untuk menghilangkan ereksi harus bercinta dengan wanita.
"Bibi, Saimon sangat suka sama bibi, ingin bercinta dengan bibi." Saimon terpesona memandang Monica.
"Yay, kamu si dungu ini sedang bicara apa, bagaimana mungkin bibi bercinta dengan mu." Meski saat ini dia sudah telanjang, dan sudah mengetahui kalau Saimon akan datang padanya, tapi Monica masih sedikit malu.
Melihat sampai saat ini, Monica masih malu-malu, Saimon merasa Monica sangat imut, tidak bisa menahan diri untuk tidak menggodanya.
"Bibi jahat, tidak ingin bercinta dengan Saimon, aku benci sama bibi."
Sambil berkata, Saimon berdiri dengan terengah-engah, dengan pantat telanjang, berjalan menuju pintu, ini membuat Monica terkejut, bergegas berlari keluar, dan memeluk erat Saimon.
"Saimon sayang, bibi akan bercinta dengan mu, Saimon mau gimana bibi akan ikuti."
Monica menempelkan payudaranya ke punggung Saimon, membuat Saimon menarik nafas, bergumam dalam mulutnya.
"Lembut, sangat nyaman."
Lalu menoleh, dia tidak bisa menahan diri langsung memeluk erat Monica, dan menekan ke bagian dadanya.
Keduanya telanjang, tubuh Monica yang lembut, di remas oleh Saimon, belaian lembut itu membuat Saimon nyaman, reaksinya menjadi lebih intens.
Sementara Monica, tidak terpikir kalau Saimon bisa berbalik memeluknya, dia merasakan tubuh Saimon yang gagah, dan mencium aroma keringat yang samar-samar di tubuhnya, Saimon yang saat ini sedikitpun tidak kelihatan bodoh.
"Badan bibi sangat lembut, Saimon sangat suka."
"Kalau gitu Saimon mau kan bercinta dengan bibi." Sepasang payudara Monica, terus-menerus di remas, lembut dan geli, apalagi Saimon si dungu ini, tidak tahu belajar dari mana, sepasang tangannya tahu mengelus punggung Monica.
"Ingin, Saimon ingin bercinta dengan bibi, ingin mengemut payudara bibi." Hati Saimon sangat bangga, melihatnya dengan serius.
"Kalau begitu ayok kita naik ranjang, bibi akan bercinta dengan Saimon." saat ini Monica benar sudah tidak bisa menahan diri, memikirkan jari-jari tangan meraba bagian tubuhnya, hatinya bergejolak.
"Baik, Saimon bercinta dengan bibi, dan bibi akan memuaskan mu."
Saimon sangat bergairah, apakah dia akhirnya bisa memiliki Monica ?
Hatinya mulai berdebar kencang, pelan-pelan melepaskan pelukan, melihat wajah Monica merah merona, merasa sulit menahan nafsunya.
"Saimon ingin bercinta dengan bibi, karena aku mencintai bibi."
"Dasar bodoh, bercinta ya bercinta, mencintai bibi, apakah kamu tahu apa arti cinta ?"
"Saimon tidak tahu, tapi kelak aku tidak akan membiarkan bibi tertindas, aku ingin memperistri mu ! " Saimon berkata seperti orang bodoh sambil mengangkat tangannya ke bahu, tangannya terkepal erat.
Satu kata ingin memperistri dari Saimon, membuat Monica meneteskan air mata haru, terpikir pengalaman baru-baru ini, menurutnya, jika dia telah mempunyai suami pasti tidak akan di hina lagi oleh Jacky ?
Alangkah baiknya jika Saimon tidak bodoh, dan masih normal, dia adalah yang paling bisa di andalkan di seluruh desa ini, tidak hanya memprovokasi Jacky, malah bisa memperkuat Nikita.
Saimon sudah dewasa, tapi bodoh, ini membuat Monica kecewa.
Saimon tidak menyangka akting konyolnya membuat bibinya menangis, dia segera melepaskan tangannya dan menghampiri Monica, ingin menghiburnya, tapi......... begitu maju satu langkah......
"Ah....... Saimon kamu telah menyerunduk bibi. "begitu Monica menundukkan kepala, dia melihat Saimon telah berbaring tengkurap di perutnya, reaksi Monica saat ini sama seperti Melisa, menatap kosong Saimon, dia menelan ludahnya, dalam hatinya berpikir untuk melakukan persiapan terlebih dahulu, jika penis Saimon yang besar masuk ke bagian intim Fifi yang kecil, sudah pasti akan sangat menyakitkan.
"Saimon kenapa penis mu begitu besar, sungguh menakutkan." Monica tidak mempedulikan kesedihannya, dia berkata dengan kaget.
Saimon berpikir ini bukan pertama kalinya, mengapa masih sebesar ini, dia berkata dengan tingkah konyol.
"Bercinta, Saimon ingin bercinta dengan bibi."
Mendengar Saimon sangat bernafsu ingin bercinta dengannya, tidak ada sedikitpun tanda ingin menghindar, Monica juga menyukainya, melihat milik Saimon sebesar itu, jika bisa bersabar, bahkan wanita seperti Nikita di buat menjerit kenikmatan, jadi walaupun miliknya masih sempit tetap tidak akan terasa sakit yang luar biasa.
"Saimon kamu lihat bagian ini bibi, terlihat kah? Sangat sempit, lalu lihat punya Saimon, sangat besar, Saimon jangan menggunakan tenaga terlalu besar, apakah kamu tahu nanti bibi bisa berdarah ?" Monica berkata sambil menunjuk vaginanya.
"Saimon akan pelan-pelan, tidak akan membuat bibi berdarah."
Saimon memandangi bagian tubuh yang indah dari Monica, dia sangat menyukainya, akhirnya bibi Monica akan menjadi miliknya.
Novel Terkait
Get Back To You
LexyI'm Rich Man
HartantoUnperfect Wedding
Agnes YuDewa Perang Greget
Budi MaMy Goddes
Riski saputroMata Superman
BrickHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)