Hei Gadis jangan Lari - Bab 146 Menunggangi Kuda
setelah Saimon menatap Lena, dia kembali mengangkat kakinya. dia tahu kalau Lena ingin mempermainkannya dari atas dan dia berkata di dalam hati kalau wanita ini sangatlah kokoh, bahkan lebih kokoh dibandingkan Angel dan juga Nikita.
"kak Lena, kalau dari atas, itu dinamakan mendayung perahu, bukan menunggangi kuda. menunggangi kuda haruslah dari belakang."
sambil mengatakan itu, Saimon segera membusungkan pinggangnya dan membuat Lena terjatuh dari atas tubuhnya. setelah itu, dia meraih pinggul Lena dengan kedua tangannya yang penuh tenaga itu dan membalikkan tubuhnya.
"kak Lena, biarkan aku yang menunggangi kuda hebat seperti dirimu,"
"dasar, kamu hanya tahu mengambil keuntungan saja."
dari sisi belakang, Saimon merasa bokong Lena terlihat begitu indah. meskipun ukurannya tidaklah besar seperti Sumi dan bahkan lebih kecil dibandingkan Angel, namun bokongnya yang montok itu memberikan sebuah rasa yang berbeda kepada Saimon.
"Saimon, apakah bokongku indah?" Lena membalikkan kepalanya dan menatap ke arah Saimon yang sedang menatap bokongnya sambil tersenyum.
"ini terlihat indah, kedua bokongmu sangatlah bulat dan aku sangatlah ingin menggigitnya."
"dasar, kamu selalu ingin menggigit apa yang kamu rasa indah. ini bukanlah untuk digigit, melainkan untuk ditabrak. cepatlah tunggangi kuda ini." kata Lena sambil menelungkupkan tubuhnya di atas kasur sambil menaikkan kedua bokongnya itu.
di atas kasur, Saimon terus mengeluarkan tenaga di belakang dan Lena berbaring telungkup di atas kasur dengan kondisi tubuh yayng bergetar karena gerakan Saimon dari belakang. Lena bahkan mengeluh di dalam hati, hanya pria yang memiliki senjata besar seperti Saimon lah yang bisa membuat wanita puas.
"Saimon, kamu membuat diriku merasa begitu puas. aku tidak ingin kamu pergi dari sini." kata Lena sambil membersihkan bagian bawah Saimon menggunakan tisu.
"apakah kak Lena ketagihan?" kata Saimon sambil memencet bokong Lena yang mulus itu.
"dasar, jangan pencet bokongku, itu akan membuat bokongku berbekas. ini akan sangat berbahaya jika dilihat suamiku nanti." kata Lena sambil menghindari tangan Saimon.
"hehe, apa yang kamu takutkan, suamimu sendirilah yang tidak berguna dan dia tidak mengizinkanmu untuk mencari yang lebih baik? lagipula, kenapa rupanya kalau dia mengetahui hal ini? aku juga bukan merupakan warga lokal. aku akan segera pergi dan kemana dia akan mencariku? hehe." kata Saimon sambil tersenyum.
"kamu memang merasa santai, namun aku pastilah akan dihukum olehnya nanti. lagipula suamiku bukanlah pria yang biasa, dia memiliki kekuasaan yang besar. kita juga tidak boleh membiarkan dia mengetahui hal ini, kalau tidak, kamu tetap aja bisa ditangkap olehnya meskipun kamu bersembunyi di dalam desa." kata Lena.
"ha?"
Saimon tidak menyangka kalau suami Lena merupakan orang yang hebat. namun Saimon juga merupakan orang yang memiliki kekuatan tubuh yang hebat, tidak ada yang bisa membandinginya dalam bidang ini. dia bisa melawan 20 hingga 30 orang dengan sendirian. oleh karena itu, meskipun suami Lena merupakan orang terhebat sekalipun, Saimon juga tidak merasa takut jika ingin menandingkan bidang bela diri.
"kenapa? apakah kamu takut? hehe, tenang saja, aku tidak rela kamu mati begitu saja." kata Lena setelah melihat Saimon yang tidak berbicara. dia merasa kalau Saimon merasa ketakutan dan dia pun memberi sebuah ciuman pada bibir Saimon.
"hehe, aku adalah orang yang berani mencintai. kak Lena sangatlah baik padaku dan aku pasti akan membalas semua kebaikanmu."
"hm, kamu hanya bisa berkata saja. aku sudah ketagihan akan pelayananmu kali ini. kedepannya, kamu harus lebih sering datang ke kota."
melihat ekspresi Lena, Saimon pun berkata di dalam hati kalau kedepannya wanita ini pastilah akan bergantung padanya.
"kamu tidak perlu mengatakan itu, untuk beberapa hari kedepan, aku akan tetap berada di kota ini."
setelah mereka menyelesaikan percakapan yang tidak sehat itu, Lena pun pergi dengan tidak rela. ketika pergi dari sisi Saimon, Lena terus menatap ke belakang dan terus mengingatkan Saimon untuk ingat mencarinya nanti.
saat ini, matahari sudah terbit dan sinar matahari pun menyinari tubuh Saimon ketika dirinya keluar dari dalam hotel. dia merasa nyaman dan mulai berjalan dengan santai.
beberapa hari ini, dia tidak bisa kembali ke desa Zhao dan hanya bisa tetap berada di kota ini. awalnya dia merasa sedikit keberatan untuk menghabiskan uang di kota ini. namun setelah bertemu dengan Lena, dia merasa kalau kota ini juga tidaklah buruk.
tadinya dia berkata kepada Lena kalau dia akan tetap tinggal di kota ini untuk beberapa hari ke depan. Lena langsung berkata kepadanya agar dirinya tetap tinggal di hotel ini. Lena akan memberi biaya sewa hotel untuk setengah bulan ke depan agar dirinya bisa datang ke hotel ini untuk menemui Saimon kapanpun dia mau.
namun bagaimana mungkin Saimon hanya akan terus melakukan hal begituan? kalau dirinya hanya melakukan hal itu, apa bedanya dirinya dengan hewan? lagipula, sebelum dia datang ke sini, Angel juga telah memberikan misi kepadanya.
bisnis ikan yang sedang Angel jalankan semakin baik dan kini dia sudah memiliki sedikit uang. tentunya dia memiliki keinginan untuk mencari tempat untuk membuka toko di kota ini. oleh karena itu, dia menyuruh Saimon untuk mencari tempat yang bagus untuk berbisnis agar Saimon tidak melakukan hal aneh dengan wanita lain karena telalu santai.
sebenarnya, Angel telah berpikir terlalu banyak. Saimon lebih ingin mendapatkan uang dibandingkan Angel. sejak kecil, dia sudah berpikir, seandainya keluarganya memiliki uang yang cukup, dia pastilah tidak perlu keluar mencari yang lagi karena tidak mampu mengeluarkan biaya pernikahan dan juga tidak akan dicelakai oleh Jacky.
jika dia memiliki uang, kedua bibinya juga tidak perlu hidup dengan susah dan mendapat hinaan dari Jacky.
saat ini, dia sudah memiliki sebuah jalan yang terbuka dan hal ini membuat Saimon menjadi semakin serius.
namun, hari sudah sore, Saimon harus segera mencari tempat tinggal. sebenarnya, Saimon memiliki uang, karena Andy memberikan kepadanya hasil jualan ikan hari ini. tidak masalah baginya untuk hidup di kota ini selama setengah bulan. namun...........
Saimon merasa begitu tidak nyaman ketika terpikir akan Melisa. dia merasa dirinya harus memperjelas hubungannya saat ini. waktu itu, Melisa sudah melakukan hal begituan dengannya. apa maksud Melisa? apakah dia ingin membalas budi? atau karena ingin hidup berterusan dengannya?
sambil memikirkan itu, tidak terasa dia sudah tiba di depan gang tempat kediaman Melisa. dia merasa sedikit ragu, namun dia tetap memilih untuk masuk ke dalam.
ketika dia baru saja masuk ke dalam gang, dia mendengar suara teriakan Melisa yang mengerikan.
"Jevon, jangan mendekat, aku tidak lagi memiliki hubungan apapun denganmu!"
"hehe, tidak berhubungan? waktu itu kamu masih mendesah keenakkan di bagian bawahku dan sekarang kamu malah bilang kita tidak berhubungan?" nada suara Jevon terdengar sedikit bangga.
"waktu itu, aku dihajar hingga aku patah tulang dan berbaring selama setengah bulan di rumah sakit. aku langsung datang mencarimu setelah aku pilih. lihatlah betapa pentingnya kamu bagiku. hehe, kamu juga terlihat lebih indah setelah selesai melahirkan anak. dada dan bokongmu terlihat lebih besar dan menggoda."
"Jevon, kamu bukan manusia, aku..... ah.... jangan.... jangan dekati aku."
"haha, jangan? setiap kali kamu juga berkata tidak mau, namun di lubuk hati terdalam kamu sangatlah menginginkannya. singkirlah tanganmu itu, biarkan aku melihat apakah bagian bawahmu lebih indah dari sebelumnya atau tidak."
"dasar binatang kamu Jevon! aku tidak akan memberikannya padamu!"
"haha, aku tidak rela membunuhmu sekarang, kamu adalah pelayan wanitaku. bagaimana kalau aku menjual anak ini terlebih dahulu dan kita boleh membuat anak lagi nanti. itu semua bisa ditukar menjadi uang dan perutmu itu adalah sumber uang yang berharga."
"dasar binatang!" teriak Melisa.
"marahi saja, aku semakin semangat setelah mendengar amarah darimu. haiya, kamu juga semakin gemuk sekarang, pastilah lebih nikmat lagi. cepat, singkirkan tanganmu itu, aku tidak tahan lagi...."
Novel Terkait
Penyucian Pernikahan
Glen ValoraNikah Tanpa Cinta
Laura WangMy Charming Lady Boss
AndikaAdore You
ElinaSang Pendosa
DoniPejuang Hati
Marry SuMy Goddes
Riski saputroThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)