Hei Gadis jangan Lari - Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
Saat ini cuaca sangat terik, kakak beradik mengenakan celana pendek longgar, dua pasang kaki putih ramping, dan dilihat ke atas lagi, bulat halus dan sangat indah, membuat mulut Saimon yang mengikuti di belakang menjadi kering, tubuhnya tidak bisa menahan dan bereaksi.
“Saimon, apa yang sedang kamu lihat?” Monica sedang berjalan di depan, menoleh dan bertanya.
Saat ini Saimon masih tenggelam dengan bokong indah kedua bibinya, mendengar pertanyaan Monica, secara naluriah dia berkata, “Bokong yang besar.”
“Ah……”
Begitu kata-kata Saimon keluar, Monica baru menyadari bahwa Saimon sedang menatap lurus ke arahnya, dan berteriak.
“Kak, kamu malu apa. Saimon melihatmu apa yang bisa dia lakukan. Yang benar saja.” Fifi berkata dengan tak setuju.
“Dasar bocah, apa yang kamu katakan. Kenapa kamu tidak membiarkan dia melihat bokongmu?” kata Monica dan menekan dahinya Fifi menggunakan tangannya.
“Kenapa aku tidak membiarkannya melihat, aku adalah miliknya, apakah bokong masih bisa kabur?”
Setelah mendengar perkataan Fifi, Saimon langsung merinding, dan berkata dalam hati, mengapa dulu tidak menyadari bibi kecilnya ini begitu terbuka.
“Dasar bocah, juga tidak tahu malu, apanya bokong juga milik Saimon, kekonyolan apa yang kamu bicarakan.” Kata Monica dengan wajahnya yang memerah.
“Kak, apanya konyol. Seluruh tubuhku diberikan kepada Saimon, memangnya kenapa kalau dia melihat bokongku.” Kata Fifi dan memutar matanya, kemudian terus berkata, “Kak, coba lihat, Saimon diam-diam melihat bokongmu, apakah di dalam hatinya dia sangat menyukaimu, tapi dia tidak bisa mengungkapkannya?”
“Hei, kamu jangan bicara sembarangan, tunggu penyakit Saimon sudah sembuh, kamu harus menikahinya, dan aku adalah iparnya, bagaimana bisa dia menyukaiku? Terlebih lagi, sekarang aku adalah seorang wanita yang rusak, siapa yang bisa tertarik kepadaku.”
Suasana hati Monica yang tertekan membuat Saimon sedih, dia tahu meskipun Monica tidak mengatakannya, tapi hatinya masih merasa dendam dengan masalahnya dengan Jacky, dan selalu merasa dirinya adalah seorang wanita yang kotor, tidak layak untuk menikah, dan juga tidak ada pria yang bersedia menikahinya.
“Kak, apa yang kamu katakan, kamu adalah wanita tercantik di desa kita.” Hibur Fifi.
“Hei, bocah ini, apakah kamu tidak tahu betapa pentingnya kesucian seorang wanita, coba kamu lihat, sebelumnya mak comblang selalu ke rumah kita untuk menyuruhku kencan buta, tetapi ketika masalah itu terjadi, dia langsung menghindar ketika bertemu denganku.” Monica menghela napas dalam-dalam.
Mendengar perkataan Monica, hati Saimon merasa sakit lagi.
“Itu karena mereka buta. Kakak kamu tenang saja, tunggu Saimon sudah sembuh, kita berdua akan menikahinya, jika dia berani tidak menginginkanmu, aku akan mengebirinya!”
Ketika Fifi berbicara, matanya seperti sebuah pisau melototi Saimon, membuat Saimon takut dan menjepit dengan kedua pahanya, tapi di dalam hatinya, dia mengacungkan jempol pada ucapan Fifi ini.
“Dasar bocah, selalu mengatakan hal konyol, mana ada dua kakak beradik menikahi seorang pria, itu akan membuat orang tertawa. Sudahlah, ayo cepat pergi, tanaman di ladang sudah terabaikan.”
Tidak mengherankan, dengan gerakan menyiangi, cangkul Fifi terus mengenai Saimon, untungnya Saimon pintar, dan dia terus menghindar, jika tidak dia harus mengalami luka dalam karena Fifi.
Sepanjang sore hari, meskipun Saimon tidak melakukan apa-apa, tapi mengikuti Fifi di belakang dan terus menghindari cangkulnya, dia juga merasa capek dan berkeringat, poin pentingnya adalah perasaan tidak bisa memakan kelezatan yang ada di depan mata, membuat Saimon merasa sangat tidak nyaman.
Karena hari ini terjadi masalah Si Codet, Monica khawatir Jacky tidak akan membiarkan ini begitu saja, jadi begitu sore, Monica langsung mengunci pintu halamannya, setelah makan lebih awal, dia membujuk Saimon untuk pergi tidur, kemudian dia berbicara secara pribadi dengan Fifi.
Meskipun Saimon sudah terbiasa dengan kata-kata berskala besar yang diucapkan dengan kedua bibinya, tapi sekarang mendengarkan lagi, dan masih merasa sangat cemas.
“Fifi, bersabarlah, kita harus mencegah si bajingan Jacky itu membuat masalah, jadi malam ini kamu tidak bisa dengan Saimon.” Kata Monica.
“Kak, aku tahu, aku sudah menunggu lama dan tidak peduli dengan malam ini, tapi aku hanya khawatir Saimon dia……”
“Apa yang kamu khawatirkan, apa yang dilakukan Nikita besok kita ikuti saja, Saimon telah menelan umpannya, selain itu, apakah kamu tidak tahu bahwa seorang pria bernafsu kuat pada pagi hari?” kata Monica sangat berpengetahuan.
“Iya. Maka sudah dipastikan, besok aku akan menjaga Saimon.”
Mendengar pembicaraan kedua bibinya di luar, hati Saimon merasa sangat tidak nyaman, dan ingin memukul pria yang tidak jujur itu dengan kejam.
Perlahan-lahan suara percakapan kedua bibinya di luar menjadi tenang, kemudian berubah menjadi suara bernapas, Saimon tahu mereka telah tertidur, dia langsung membuka selimutnya dan keluar lewat jendela.
Begitu sampai di luar halaman rumah Jacky, tatapan mata Saimon menjadi kejam, hari ini kedua bibinya hampir saja dihancurkan oleh Si Codet, dan harus diselesaikan dengan Jacky, jika tidak membunuh Jacky, juga harus membuatnya kehilangan satu lengan dan kakinya.
Saimon sedang berpikir dengan kejam, sepasang matanya berkilau, kemudian dia hendak melompati dinding tetapi tanpa diduga bahunya ditekan dengan kuat oleh seseorang, tiba-tiba dia terkejut dan berkeringat dingin, secara naluriah dia hampir melakukan backhand untuk mengikat pergelangan pria itu, tetapi tanpa diduga, pria itu sepertinya telah menyadarinya dan mundur.
“Saudara Saimon, apakah ingin menggunakan trik ini untuk menjatuhkanku lagi?” tepat ketika Saimon mengira sesuatu yang buruk, pria itu berbicara.
“Sial! Kak Andy, apakah kamu tahu aku sangat terkejut!” teriak Saimon dan melihat wajah Andy yang serius.
“Hehe, saudaraku, aku sudah tahu kamu hari ini akan datang mencari Jacky untuk membalas dendam, aku sudah lama menunggumu di sini.” Kata Andy sambil tersenyum.
“Menungguku? Buat apa menungguku? Apakah kamu ingin mencegahku membalas dendam kepada Jacky?” Saimon bertanya dengan tidak yakin.
“Bagaimana bisa? Aku juga memiliki dendam dengan Jacky. Hari ini Si Codet juga lari dipukuli olehku, kita berada di perahu yang sama. Namun balas dendam juga tidak bisa begitu gegabah, kamu harus mendengarkanku, ayo ikuti aku ke rumah kakakku.” Kata Andy dan melambaikan tangannya.
Mendengar perkataan Andy, Saimon mengerutkan keningnya, dan hatinya sedikit tidak bisa mengetahui denyut nadi Andy.
Setelah Andy selesai berbicara, dia berjalan terlebih dahulu, dan Saimon mendongak melirik sekilas halaman rumah Jacky, melalui jendala kaca dia masih bisa melihat bayangan si bajingan Jacky itu, dia meludah di tanah dan berkata.
“Sialan, aku akan membiarkanmu bebas beberapa hari lagi!”
Saimon mengikuti Andy dan berjalan memasuki rumah Angel.
Begitu memasuki rumah Angel, Andy berkata kepada Angel, “Kak, apa yang kamu katakan memang benar, saudara Saimon benar-benar jongkok di luar halaman Jacky, jika bukan karena aku menghentikannya, dia pasti sudah masuk.”
“Itu berarti Saimon adalah pria yang memiliki keberanian di desa Zhao. Hari ini Si Codet hampir saja membahayakan kedua bibinya, apakah dia bisa tidak mencari Jacky untuk membalas dendam?” sambil berbicara, tubuhnya yang montok dicondongkan ke arah Saimon, dan gunung putihnya yang lembut melalui baju tipisnya ditekankan ke tubuh Saimon.
“Ehm, itu, kak Andy bukankah kamu mengatakan bahwa memiliki ide yang bagus? Cepat katakan.” Kata Saimon dan mendorong Angel dengan canggung.
“Saimon, aku tahu kamu sangat membenci Jacky, bukankah membalas dendam juga harus memperhatikan strategi? Kamu terang-terangan mencari masalah dengan Jacky, kemungkinan Jacky juga tidak akan bagaimana, dan kamu akan ditangkap……”
Apa yang dikatakan Andy, membuat Saimon mengerutkan bibirnya dengan enggan, dan berkata dalam hati setelah sekian lama masih tidak ada informasi yang berguna.
Angel melihat Saimon mengerutkan keningnya, langsung menyela Andy, dan berkata, “Kenapa kamu begitu cerewet, langsung katakan intinya saja!”
Andy juga memperhatikan bahwa Saimon tidak sabar, mendengarkan perkataan kakaknya dan segera berkata, “Saudara Saimon, aku punya cara untuk membuatmu balas dendam, dan tidak ada yang bisa menemukan bahwa kamu yang melakukannya!”
Perkataan Andy membuat mata Saimon berbinar-binar, dan berkata, “Ide bagus apa?”
“Aku lihat badanmu lebih kuat dibandingkan dari orang biasa, baik kekuatan maupun kemampuan bereaksi kamu jauh lebih melampaui orang normal, tapi kamu tidak bisa menggunakannya.” Kata Andy sambil menghelakan napas.
Kata-kata Andy menyentuh hati Saimon, seluruh tubuh Saimon mendapatkan kemampuan yang ekstrim setelah berpetualangan, tapi dia tidak bisa memanfaatkan sepenuhnya. Sama seperti Liam, Leonard dan beberapa orang lainnya yang datang beberapa hari yang lalu, dia merasa bahwa dia bisa mengalahkan mereka hanya dengan satu pukulan, tetapi faktanya adalah Leonard menekan bahunya dengan pelan, dan dia tidak bisa bergerak.
“Apakah kak Andy ingin mengajariku seni bela diri? Sejenis dengan terbang melewati tembok, dan terbang ke negeri ajaib?” Saimon tiba-tiba memikirkan sesuatu dan berkata dengan cemas.
“Em, aku benar-benar tidak memiliki kemampuan itu, namun aku telah bertemu banyak murid dari keluarga seni bela diri di pasukan militer, mereka cenderung terlihat kurus dan kecil, tapi bisa membuat musuhnya mati dalam satu gerakan! Itu karena mereka sangat tangkas, dan sangat mengerti dengan titik akupuntur tubuh manusia!” Andy berkata dengan sedikit memancarkan kebanggaan di wajahnya, terlihat jelas dia juga telah belajar beberapa trik.
“Apakah kak Andy ingin mengajariku?” Saimon bisa membayangkan, betapa kuatnya kekuatannya jika dikombinasikan dengan keterampilan ajaib akupuntur.
“Tentu saja. Dengan begini ketika kamu melawan Jacky, tekan titik akupunturnya sesukamu, buat dia pingsan, kemudian tanpa ada yang menyadari……”
“Tunggu apa lagi kak Andy? Cepat ajari aku!” Saimon sangat bersemangat.
“Kamu jangan terburu-buru, titik akupuntur memiliki teknik, harus menggunakan trik, tidak boleh gegabah, kalau tidak akan mudah mati, begini saja, kamu bacalah buku ini terlebih dahulu, kenali dulu titik akupuntur, setelah mengenali semuanya, aku akan memberikanmu keterampilan mencapai titik akupuntur.”
Setelah Andy berpesan, dia memberikan sebuah buku kepada Saimon, Saimon membuka buku itu, dan itu hanyalah sebuah buku porno, dua orang telanjang, ilustrasi seorang pria dan wanita, ada berbagai titik yang ditandai di tubuhnya, kemudian diikuti dengan huruf hitam pekat, memberikan keterangan efek dari setiap titik akupuntur pada tubuh manusia.
Saimon sedikit pusing melihatnya, dan berkata dalam hati tanda titik akupuntur ini sangat tidak spesifik, bagaimana bisa dia mengenalinya, tetapi tepat ketika dia mendongak dan hendak bertanya kepada Andy, dia menyadari bahwa tidak tahu sejak kapan dia sudah pergi.
“Ada apa Saimon? Hanya dua orang ini saja kamu tidak mengerti, ini adalah kamu dan ini adalah aku.” Kata Angel sambil tertawa dan menunjuk dua orang telanjang yang ada di buku itu.
“Apa-apaan ini bibi, apa gunanya memberikanku sebuah buku, kak Andy tidak menjelaskan kepadaku, aku juga tidak bisa mengenali di mana titik akupuntur ini berada pada tubuh manusia.” Saimon berkata dengan putus asa.
“Kenapa hanya ada buku, bukankah masih ada bibi? Bibi akan menjadi contoh, kamu ingin melihat titik akupuntur mana, bibi akan membiarkanmu melihatnya.”
Setelah berbicara, Angel langsung menelanjangkan tubuhnya, kulit yang sempurna bersinar di bawah sinar lampu, melihat itu Saimon tercengang dan menelan ludah, dan berkata dalam hati, pantas saja Andy pergi, ternyata Angel sendiri yang akan memberikan dirinya pelajaran tentang tubuh.
“Ayolah, Saimon, titik akupuntur di tubuh bibi, lihatlah sesuka hatimu.” Angel melepaskan celana dalamnya di pergelangan kakinya dan menarik tangan Saimon.
Novel Terkait
Get Back To You
LexyThe Sixth Sense
AlexanderCinta Seorang CEO Arogan
MedellineBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesThick Wallet
TessaLove Is A War Zone
Qing QingCinta Di Balik Awan
KellyMy Superhero
JessiHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)