Hei Gadis jangan Lari - Bab 109 Permainan lain

Wanita sangat rakus terhadap pria, jika sudah merasakan ukuran besar maka akan lebih penasaran lagi dengan ukuran yang lebih besar, mereka tidak akan sudi dengan ukuran pria normal, Angel sangat mendambakan ukuran Saimon setelah makan cambuk keledai.

Karena merasa bersalah maka Saimon mencucinya dengan cepat dan hanya mencuci bagian yang akan digunakan, mereka berdua juga tidak banyak menunggu lagi setelah kembali ke rumah Angel, mereka langsung membuka baju.

Sewaktu celana Saimon lepas maka Angel tidak tahan bergumam setelah melihat ukurannya.

"Saimon, kamu hari ini sudah melakukannya dua kali? Kenapa masih begitu besar?'

"Hehe, apakah bibi tidak suka? Bukankah semakin besar semakin nyaman?"

Saimon melihat lekukan Angel terutama bagian bawahnya dan tanpa sadar dia mengingat Merry dan merasa bersih lebih bagus.

"Bibi, bukankah kamu mau bercukur waktu itu?" Saimon terkekeh.

"Ada apa? Mau bantu bibi cukur untuk merasakan yang tidak ada bulu?"

"Hehe, pasti bibi akan terlihat gemuk jika mencukurnya dan akan terasa nyaman." Saimon tertawa sambil memegangnya.

Angel adalah orang pintar apalagi masalah di gunung itu adalah rencananya, bagaimana dia tidak tahu mengapa Saimon tiba-tiba ingin main dengan yang botak.

"Sial, kamu sudah melihat barang pusaka Merry, apakah hatimu gatal?"

"Hehe, bibi bahkan bisa melihatnya." Saimon tidak menyembunyikannya lagi.

"Barang alami sama buatan tidak akan sama terutama kerapatannya, bagaimana jika membawakan Merry untukmu."

Kata-kata Angel membuat Saimon kaget maka dia buru-buru berkata, "Apa yang bibi katakan? Aku dan kak Andy bersaudara dan aku tahu jika tidak boleh menyentuh istri saudara sendiri, bagaimana aku bisa melakukan perbuatan tidak beradab seperti itu!"

Angel tertawa setelah mendengar kata-kata Saimon dan menangkap bagian bawah saimon, "Aku tahu jika aku tidak salah menilaimu, Saimon tahu aturan, jika seperti itu maka kamu hanya bisa bermain dengan bibi."

"Aku bersedia memainkan barang bibi."

Setelah itu, Angel mengambil pisau cukur dari bagian kepala tempat tidur sehingga Saimon menelan ludah, apakah orang ini selalu menyiapkannya?

"Ayo, bantu bibi cukur. Kamu harus hati-hati jangan sampai melukaiku."

Saimon tertawa, dia tidak pernah berpikir jika dia punya kesabaran seperti ini, dia masih mencukurnya sebelum memakainya, lumayan merepotkan.

"Jika begitu jangan dicukur lagi bibi, sama saja bukan? Aku sudah tidak tahan lagi."

"Memangnya kamu tahu apa? Bukankah lebih nyaman jika membersihkannya dulu!"

Saimon memikirkan barang putih mulus Merry dan hatinya merasa gatal, tidak perlu repot seperti ini jika yang berbaring di tempat tidur saat ini adalah Merry.

Pemikiran seperti ini membuat wajah Saimon merah dan dia mengumpat dirinya sendiri karena memikirkan Merry, dia adalah wanita saudaranya sendiri, Saimon merasanya dirinya sangat tidak bermoral.

Saimon menggelengkan kepalanya lalu dia mulai mencukur Angel dan segera selesai, dia mengambil tisu untuk membersihkan bekas rambut yang ada di kulit Angel, selanjutnya mata Saimon melotot, gila barang Angel juga putih mulus setelah dicukur, tidak lebih buruk dari Merry.

"Bagaimana bocah, kamu terkejut bukan? Apakah barang bibi juga bagus."

"Bagus, bagus. Bibi akan merasa nyaman hari ini."

Saimon sudah merasa hatinya gatal dan langsung menekan Angel dan mungkin karena habis dicukur maka Saimon merasa sangat nyaman.

"Ya apun, barangmu bertambah besar satu kali lipat, ah, kuat sedikit....."

Angel memeluk Saimon seperti gurita dan melakukannya dua kali sebelum merasa nyaman dan melepaskan Saimon.

Saimon hari ini sudah lega, mana ada pria yang sehari memakai tiga wanita, dia bukan hanya lega tapi merasa bangga ketika keluar dari rumah Angel dan berjalan pulang.

Dia memikirkan kata-kata Angel dan besok dia akan pergi menjual ikan di kota lagi sambil tersenyum pahit, dia melihat ke bawah dan berkata saudaraku, besok harus membuatmu menderita lagi.

Dia memikirkan jika bibinya akan tidur bersamanya di kamarnya maka hatinya merasa gatal, dia tetap menyukai keduanya bibinya.

Tapi sesungguhnya Monica malam ini tidak berani masuk kamarnya, dia sekarang sedang lembut dan dia sudah memakan cambuk keledai maka dia tidak berani mendekat, bagaimana jika terjadi masalah besar.

Karena dia telah meredakannya bersama Angel maka Saimon akan menjual ikan ke kota hari ini bersama Andy, Monica tahu maka dia segera menyuruh ke rumah Angel setelah dia sarapan.

"Saimon kerja dengan baik hari ini karena kami mengandalkanmu." Fifi tertawa sambil melirik ke arah celana Saimon. Apinya masih belum turun karena makan cambuk keledai maka hasilnya pasti bagus jika dia pergi ke kota.

"Apa yang Fifi katakan, Saimon kita hebat sekali karena sudah bisa menghasilkan uang, dengarkan kata-kata kak Andy sewaktu berada di luar...." Monica berpesan sehingga Saimon merasa hatinya hangat.

"Saimon dengarka kata-kata kak Andy......"

Setelah itu Saimon pergi ke rumah Angel meninggalkan kakak adik di rumah.

"Kak, kenapa kamu menangis jika Saimon bisa menghasilkan uang?" Fifi bertanya dengan bingung.

"Bukan, kakak merasa bahagia. Tidak diduga Saimon bisa menghasilkan uang."

Hati Fifi merasa sedih setelah mendengarnya, siapa menduga jika seorang yang bodoh bahkan bisa menghasilkan uang dengan barang bagian bawahnya.

"Kak, Saimon orang bodoh tapi mempunyai keberuntungannya sendiri, dia tidak akan mendapatkan uang seperti ini jika dia pintar, karena dia bodoh dan barang besar maka bisa punya rencana seperti ini, jika begitu tidak perlu khawatir lagi."

Uang sangat menggoda manusia, Saimon dan Andy mengambil dua ember ikan lalu dia berpesan kepada Angel, setelah di jalanan tidak ada orang maka Saimon dan Andy mendorong keretanya pergi ke arah kota.

"Saimon hari ini harus mengandalkanmu." Andy berkata.

"Masih perlu dikatakan lagi, bukankah aku sangat berguna?" Saimon berkata sambil menepuk dadanya.

"Haha, benar, benar, kemarin kamu baru habis memakan cambuk keledai yang khasiatnya masih sangat bagus karena hari ini bahkan masih belum mereda, mungkin wanita di kota akan berteriak....."

Saimon dan Andy bercanda sepanjang jalan, dia tidak perlu pura-pura bodoh lagi sehingga hatinya lebih nyaman, Saimon berusaha mengendalikan dirinya tapi sama seperti kata-kata Andy karena wanita kota berteriak melihatnya.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu