Hei Gadis jangan Lari - Bab 147 Aku adalah Milikmu

"jangan! jangan! Jevon, bukankah kamu ingin uang? aku akan memberikannya padamu! mohon biarkan aku pergi!" teriak Melisa dengan nada penuh kasihan.

"hehe, tidak mungkin, aku menginginkan tubuhmu sekarang!" Jevon mulai merasa tidak sabar. dia menarik kedua tangan Melisa yang ia gunakan untuk melindungi bagian bawah tubuhnya sambil berkata: "singkirkan tanganmu itu, aku hari ini ingin menanamkan bibitku di perutmu. kamu harus melahirkan seorang anak lagi, itu semua merupakan sumber uang. haha....."

"Jevon, kamu bukanlah manusia, kamu adalah binatang, aku memanglah buta karena memilihmu waktu itu!" kata Melisa sambil menangis.

"haha, itu bukan salahku, tubuhku belakangan ini tidaklah bisa bergerak dan aku tidak lagi bisa menahan napsuku ini. aku merasa begitu panas melihat tubuhmu sekarang. aku harus melampiaskan semua perasaanku hari ini."

di luar rumah, terlihat dua preman jalanan yang sedang mendengar sambil mengintip kondisi yang ada di dalam rumah. meskipun mereka tidak bisa melihat wujud wajah dengan jelas, namun mereka bisa menyaksikan paha Melisa yang mulus dan putih itu.

"aku sangatlah ingin menyipi tubuh wanita yang bernama Melisa itu. dia memanglah begitu cantik!"

"iyakan? dulunya dia selalu menggoyangkan kedua bokongnya itu ketika berjalan di sisi Jevon. kedua mataku selalu tertuju ke arah bokongnya dan begitu menggoda."

"haha, setelah Jevon selesai nanti, kita berdua juga boleh mencobanya. meskipun wanita ini sudah pernah melahirkan, namun bagian bawahnya masih begitu rapat dan nikmat."

"apa yang kamu katakan itu? apakah kamu tidak mendengar kalau Jevon ingin membuat anak dengan Melisa? apakah kita berdua masih bisa melakukan hal itu setelah mereka berdua selesai melakukannya?"

"hehe, apa yang kamu ketahui? Jevon hanya menganggap Melisa sebagai sumber uang. dia akan menjual anaknya nanti. dia tidak perduli akan anak siapa itu. apakah ada bedanya anak dia dengan anak kita? mungkin dia akan mendukung kita untuk mencobai tubuh Melisa karena ini akan menambah persentase kemungkinan hamilnya Melisa."

"haha...... benar katamu."

"kita sudah boleh menunggu waktu untuk menikmati, shtt, jangan berbicara lagi. mereka akan memulai melakukan hal itu. haiya, aku sudah tidak bisa menahan napsuku lagi....."

ketika kedua preman itu sedang berbicara, tiba-tiba mereka merasa kesakitan pada lehernya. ketika mereka menolehkan kepala mereka, salah satu preman yang sedang berbicara pun jatuh pingsan karena pukulan dari Saimon.

di sisi lain, salah satu preman lainnya melihat seseorang muncul di depan mereka dan dirinya pun berteriak sambil mengarahkan tinjuan ke arah Saimon. namun dirinya terbang jauh karena tendangan dari Saimon sambil berteriak kesakitan.

di dalam ruangan, Jevon menyingkirkan tangan Melisa dan seketika dia mendengar suara dari luar ruangan. itu merupakan suara teriakan dari kedua preman yang tidak bisa menahan kesakitan lagi.

"tunggu saja, setelah aku siap bermain, aku akan menghajar kalian. kulit wanita ini memanglah mulus dan licin, setelah aku selesai bermain nanti, aku akan meminjamkannya untuk kalian. haha......."

Saimon sudah merasa marah sejak tadi. dia semakin marah setelah mendengar perkataan Jevon tadi, dia segera menendang pintu dengan kuat.

"binatang! aku akan menghajarmu hari ini!"

ketika Saimon menendang pintu itu, dia melihat Melisa sedang di timpa di atas meja dan pakaian yang dikenakan Melisa sudah hancur di robek oleh Jevon. paha Melisa memanglah terlihat begitu seksi dan menggoda.

"penolongku, cepat, tolonglah aku."

melihat kedatangan Saimon, Melisa segera berteriak dengan perasaan yang terkejut. hal ini pun menyadarkan Jevon akan kondisi saat ini. dia segera menyadari keberadaan Saimon di sana dan segera mendorong tubuh Melisa sambil berkata pada Saimon.

"hei, kamu lagi, aku baru saja memikirkan kemana aku harus mencarimu dan beraninya kamu menghantarkan dirimu sendiri ke depanku sekarang. hari ini, aku akan mematahkan salah satu kakimu!"

Saimon lalu menatap Jevon dengan penuh hina dan dia menatap ke arah Melisa yang sedang berusaha menutupi bagian tubuhnya.

"dasar binatang, apakah pukulan waktu itu tidak cukup bagimu? hari ini, aku akan mematahkan kedua kakimu agar kamu tidak bisa melakukan hal menjijikkan seperti ini lagi!"

Jevon seketika merasa terkejut setelah mendengar hentakkan dari Saimon. dia kembali teringat akan kemampuan Saimon yang mengerikan itu. waktu itu, tidak ada satupun orang yang bisa mengalahkannya dan menyebabkan tulangnya sendiri patah. dia seketika merasa ketakutan sambil berteriak memanggil para bawahannya.

"kamu, kamu, jangan mendekat, kalau tidak, aku akan membunuhmu....."

ancaman dari Jevon tidaklah berefek bagi Saimon. Saimon melototi Jevon dan sikap Jevon tidaklah beda jauh dari Jacky yang berada di desa Zhao. salah satu perbedaannya adalah satu berada di kota dan satu lainnya berada di desa. mereka sama-sama merupakan pengecut yang suka mengambil keuntungan.

Saimon merasa begitu jijik akan orang seperti ini, dia lalu menatap Jevon dengan tatapan yang dingin dan menendangnya.

bagaimana mungkin dia bisa menghindari dari serangan Saimon itu. tendangan dari Saimon berhasil membuat dirinya menabrak meja dan mematahkan beberapa tulang punggungnya.

saat ini, Saimon tidak lagi melakukan apapun pada Jevon dan dia berjalan ke arah Melisa.

"Melisa, kamu tidak apa-apa kan?"

"aku, aku tidak apa-apa penolongku. untung saja kamu datang di waktu yang tepat. kalau tidak, aku pastilah....... huhu......." Melisa menangis dan menyandar di pundak Saimon.

saat ini, Jevon meminjam kesempatan ini untuk melarikan diri. Saimon tahu kalau dia akan melarikan diri, namun dia juga tidak menghalangi Jevon. tidak ada cara lain untuk melawan preman seperti itu selain menghajarnya. tidak mungkin Saimon membunuhnya.

Saimon juga melihat kedua preman itu sedang hendak melarikan diri, dia lalu meraih sebuah kursi dan menatap tubuhnya sambil berkata dengan suara yang serak.

"Melisa, tutuplah tubuhmu."

setelah mendengar itu, Melisa menundukkan kepalanya dan melihat kalau bagian bawah pada rok yang ia kenakan telah robek dan kedua pahanya terlihat begitu jelas. wajahnya seketika berubah menjadi merah.

"penolongku, silahkan duduk, aku akan mengganti pakaianku terlebih dahulu." kata Melisa.

"Melisa, bukankah sudah aku katakan padamu? panggil saja aku Saimon." kata Saimon setelah mendengar panggilan Melisa kepadanya. apakah dia sendiri yang berpikir terlalu banyak akan hal ini? waktu itu, Melisa melakukan hal seperti itu dengannya hanya karena ingin berterimakasih padanya saja. Melisa sama sekali tidak memiliki niat lain, kalau tidak ia pastilah tidak akan memanggil Saimon dengan panggilan yang asing seperti ini.

setelah mengatakan itu, Melisa segera naik ke atas kasur dan dia tidak mendengar perkataan Saimon tadi.

rumah Melisa sangatlah besar, ruang tamu dan kamar tidur berada di satu ruangan besar dan tidak ada penghalang diantaranya. oleh karena itu, Saimon yang duduk di atas kursi itu bisa melihat dengan jelas kondisi Melisa.

ketika Saimon sedang berpikir akan hubungannya yang tidak begitu akrab dengan Melisa, dia pun melihat Melisa sudah tiba di atas kasur dan sedang membuka roknya yang telah robek itu. tiba-tiba terlihat bokong yang mulus dan montok serta kedua pahanya yang menggoda itu. bagian yang baru saja digunakan untuk melahirkan itu juga terlihat sedikit berisi dan hal ini membuat Saimon mulai memikirkan perasaan waktu itu.

"Melisa, kamu mengganti pakaianmu begitu saja? aku masih disini loh."

setelah mendengar perkataan Saimon, Melisa terbengong dan berkata dengan wajah yang memerah: "apa yang perlu ditutupi di antara kita, tidak ada bagian yang tidak pernah kamu lihat di tubuhku ini. aku sudah menjadi milikmu dan aku tidak takut untuk dilihat oleh kamu."

seketika Saimon merasakan sebuah panas yang melonjak hingga otaknya. dia menatap Melisa dengan erat dan kini Melisa tidak mengenakan apapun pada bagian bawah tubuhnya. kondisi tubuhnya terlihat begitu putih, mulus dan begitu menggoda...........

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu