Hei Gadis jangan Lari - Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
Meskipun Melisa pernah melahirkan dan berat badannya bertambah selama kehamilan. Tubuhnya yang montok dan berisi penuh dengan daya tarik dan pesona seks wanita, terutama dadanya yang jauh lebih besar dari biasanya, karena dia menyusui, Saimon tidak bisa meremas dadanya dengan telapak tangannya, mau tidak mau Saimon meremas dadanya yang harum beberapa kali.
“Mel……”Melisa yang emosional membuat Saimon tidak bisa menahan air liur, dan Saimon merasa suaranya serak.
“Saimon, biarkan kakak menjadi wanitamu, dengan begitu setiap kali kamu datang ke kota, bukankah kamu akan memiliki tempat tinggal?”Melisa tampak penuh harap, tangan kecilnya terus memegangi Saimon, mencoba untuk merangsangnya.
“Melisa, a-aku tidak bisa menikahimu.”Saimon merasa semuanya harus dijelaskan lebih dulu.
Perkataan Saimon membuat tatapan Melisa suram, kemudian dia menenggelamkan kepalanya tiba-tiba, seolah-olah telah mengambil keputusan.
Phuu tong……
Bibir hangat Melisa membuat Saimon tidak bisa bernafas, ini terlalu nyaman, bibir Melisa kecil, lidahnya panjang dan kurus terus berputar di dalam mulut, membuat seluruh tubuh Saimon gemetar.
“Saimon kamu benar-benar terlalu besar, mulutku tidak sanggup menahannya.”Melisa merasa ujung mulutnya hampir sobek.
Melisa yang sudah berkata demikian, bagaimana mungkin Saimon tidak mengerti, kali ini dia tidak tahan digoda oleh Melisa, barangnya segera menegang.
“Ahh……Saimon, kamu menusuk tenggorokanku.”Melisa buru-buru memuntahkannya.
Saimon tidak menanggapinya, dia menarik Melisa berdiri menghadapnya, lalu melepas semua pakaian yang tersisa di tubuh bagian atasnya, dan dengan cepat melepaskan celananya.
Dalam sekejap, keduanya telanjang.
Meskipun Melisa tahu apa yang akan terjadi nanti dan dia menginginkannya, tapi saat ini dia menundukkan kepala menatap penisnya lalu tertegun, dia sedikit gugup.
“Saimon, punyamu ini besar sekali.”Dia dengan serakah menyentuhnya dengan tangannya, diam-diam merasa senang meraihnya dengan satu tangan.
“Apakah kamu suka?”
“Suka, suka sekali, aku ingin menjadikannya milikku, selamanya.”Melisa tampak serakah sambil menelan air liurnya.
Saimon benar-benar tidak tahan dengan godaan Melisa, dia menundukkan kepala mencium bibir Melisa, bibir Melisa sama montoknya dengan tubuhnya.
Melisa mengangkat kepalanya, dengan satu tangan merangkul punggung Saimon dan tangan lainnya meraba-raba bawah tubuh Saimon sampai membuat gairah Saimon membara.
Saimon turun dari leher ke depan dada Melisa, dan perlahan-lahan turun ke bawah.
“Ah, Saimon jangan, jangan cium sana……”
Melisa menutup kakinya dengan malu, tapi dibuka oleh kedua tangan Saimon.
“Mel, ini-mu gemuk sekali. Seperti bakpao.”
“Mon, jangan katakan lagi, aku malu, ahh……pelan, Saimon cepat, a-aku sudah tidak tahan lagi.”
Melisa memeluk kepala Saimon dan tubuhnya berputar secara tidak wajar, dia benar-benar tidak tahan lagi.
Meskipun kedua kaki Melisa bergetar hebat, Saimon sadar dia harus segera memulainya. Dia mengangkat kepalanya dari kaki Melisa dan berdiri.
“Mel, aku datang.”
“Ehn.”
Melisa mendesah, tubuh Saimon maju ke depan, tidak disangka Melisa tiba-tiba mundur, lalu Saimon berkata dengan heran.
“Mel, kamu?”
“Saimon dari belakang saja, aku takut dari depan……”ucap Melisa menundukkan kepala mengintip ke bawah Saimon.
Pantat Melisa besar dan bulat, Saimon yang melihatnya semakin gairah, Penampilan Melisa yang glamor dan kulit putih mulusnya, menampakkan pesona seorang ibu di sekujur tubuhnya. Mau tidak mau Saimon menundukkan kepala menggigit pantatnya.
“Mel, aku datang.”
Begitu Saimon mengatakan kata-kata ini, Melisa segera merasakan perasaan kenyang yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dia berpikir, Saimon benar-benar besar, sayangnya dia baru melahirkan anak, kalau masih gadis, pasti dibuat Saimon sampai tidak bisa berdiri.
Pantat Melisa semakin lama semakin tinggi, tubuhnya yang putih montok entah bagaimanapun tidak bisa membuat Saimon merasa cukup, setelah memberikan satu dorongan keras, Melisa telah mencapai klimaks.
“Saimon, pelan sedikit, a-aku sudah mau……ahh……”
“Oh? Sudah ya? Kalau begitu tidak boleh berhenti, Melisa apakah kamu menyukai diriku yang seperti ini?”
“Suka, Saimon ke depannya kamu harus lebih sering datang ke kota, aku akan selalu menunggumu, ah……”
Setelah seharian, Saimon akhirnya klimaks, dia memeluk Melisa duduk di kursi, membiarkan itu-nya perlahan mengecil di di dalam tubuh Melisa.
“Saimon kamu terlalu kuat, perempuan biasa tidak sanggup menahannya.”
Melisa berkata, dirinya baru saja melahirkan seorang anak, jadi bisa menahannya, tapi anak gadis dan selingkuhan di luar mana tahan dengan kekuatan ini. Melisa tiba-tiba berpikir istri seperti apa yang dicari Saimon, paling wanita bertubuh montok, berpantat besar, kalau tidak mana mungkin tahan.
Melisa yang memikirkannya tiba-tiba terkikik, membuat Saimon terkejut, “Mel, apa yang kamu tertawakan?”
“Aku sedang berpikir istri seperti apa yang kamu cari, gadis biasa tidak sanggup menahan itu-mu yang besar.”ada renungan di wajah Melisa.
“Mel, bukankah kamu bisa menahannya?”
“Dasar kamu ini, kamu ingin mencari wanita yang seperti aku ya.”
“Iya, montok, dan sanggup menerima kekuatan besar.”
“Dasar kamu ini, kenapa membahas ini lagi.”Melisa merasa itu-nya perlahan-lahan mengecil, lalu tiba-tiba ada respon lagi, Melisa terkejut dan hendak berdiri, tapi Saimon malah memeluknya.
“Hihi, kamu duduk saja biarkan aku yang bergerak.”
“Ah……”
Suara desahan Melisa kembali terdengar.
Ronde kedua jauh lebih cepat dari yang pertama, ketika dia menarik itu-nya digesek dari atas ke bawah, seluruh tubuhnya tidak ada tenaga sama sekali.
“Dasar buaya, kali ini puas? Cepat berberes dan makan.”Melisa membersihkan dirinya dan perlahan mengenakan pakaiannya.
“Hihi, Melisa kamu masih menyuruhku memakan ikan, kamu mengeluh punyaku tidak cukup besar?”Saimon mencicipi ikannya, hatinya berkata rasanya enak.
“Iya, biarkan punyamu lebih besar lagi, menakuti para gadis, dan ke depannya punyamu hanya milikku seorang.”
Ketika Saimon keluar dari rumah Melisa, saat itu sudah pukul dua atau tiga sore, dia bergegas kembali ke desa, dari kejauhan dia melihat penduduk desa berkumpul di depan pintu masuk desa. Tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan, tapi dari tampang mereka yang serius, sepertinya telah terjadi hal besar.
Novel Terkait
My Goddes
Riski saputroStep by Step
LeksCinta Yang Berpaling
NajokurataHidden Son-in-Law
Andy LeeThis Isn't Love
YuyuHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)