Hei Gadis jangan Lari - Bab 12 Gadis Penyulam

Nikita akhirnya dengan sedikit rasa keberatan menyerahkan uang yang diminta kepada Jacky, kemudian Jacky segera pergi, Saimon tahu saat ini, Jacky pasti hendak menemui Mamet.

Setelah Jacky keluar melalui pintu belakang, Saimon mengintip Nikita yang masih berada di dalam rumah, wanita ini membelakanginya, Saimon menelan ludah tak percaya, ternyata wanita ini bekerja sama dengan Jacky, tidak bisa dimaafkan, mengingat kejadiaan dari apa yang dirasakan oleh Nikita, hari ini Saimon merasa sedikit kurang tepat, tunggu saja besok hari, wanita ini harus diberi pelajaran.

Karena beberapa alasan yang membuat dirinya tak habis pikir mengapa Jacky bersikeras meminta Mamet untuk memandu berburu, demi mencari jawaban kebenaran ini, Saimon mengikuti Jacky dari belakang, dia hanya melihat Jacky yang begitu gembira riang, ada apa sebenarnya ?

Saimon mengikutinya diam-diam, baru tiba di seberang jalan, melihat Jacky terhenti dan memasuki sebuah rumah, bukankah ini rumah Mamet? Dia benar-benar akan memberikannya uang ?

Saat Saimon sibuk menerka-nerka sendiri, dia mendengar suara istri Mamet tampak terkejut.

“Jacky, kamu, kamu mau apa?!”

Saimon tak berkedip, saat ini barulah mengerti alasan kenapa Jacky meminta Mamet menjadi pemandu, semua karena mengingat istri Mamet adalah gadis penyulam.

Gadis Penyulam, Istri yang baru dipinang oleh Mamet adalah gadis cantik nan menawan, dan kejadian yang sangat membuat iri adalah sewaktu hujan salju itu, jalannya bergetar, semua orang desa mengatakan gadis penyulam itu dapat membuat pria lemas.

Saimon baru menyadari rencana Jacky begitu licik, bahkan bisa merencanakan istri Mamet, mengingat ini semua, secara spontan Saimon meludah jijik ke jalanan, Jacky sungguh sangat menjijikkan!

Lihat saja bagaimana aku nanti memberimu pelajaran!

“Mau berbuat apa? Hehe, Gadis penyulam yang cantik, kulitmu ternyata memang benar-benar mulus, tapi aku kurang yakin sesuatu yang berada di bwah mu itu apakah juga semulus ini, kasih lihat padaku dong…..”

“Kamu, kamu jangan kemari, kalau kamu memaksa, aku akan memberontak, Mamet tak akan pernah melepaskanmu!”

Saimon yang mendengar ancaman Gadis Penyulam itu justru menjadi khawatir, mana mungkin Jacky bisa takut dengan Mamet.

Ternyata benar, ancamannya tak sedikit pun mempengaruhinya, Jacky terus mendekatinya, “Huh, aku kasih tahu ya, aku sudah mengutusnya ke pegunungan untuk menjadi pemandu, dan besok dia akan pergi, begitu Mamet pergi, aku akan bermain puas denganmu, dan aku datang kemari hanya ingin untuk pemanasan terlebih dahulu, ingin tahu, apakah kamu ada yang kurang enak badan?”

“Apa, kamu, kamu meminta Mamet untuk pergi ke pegunungan? Aku tidak akan mengijinkannya pergi!” Gadis penyulam itu membentaknya.

“Heh? Semua ini atas kendali ku, kamu berani menolaknya? Apa kamu cari mat? Aku sudah memberinya sejumlah uang, jika Mamet tidak pergi, aku yang akan menghabisinya, paham?!” Ancaman Jacky membuat gadis penyulam itu berhenti berbicara, melihat gadis itu sedikit ketakutan, suara Jacky memelan, “Baiklah, gadis cantik, tidak perlu memberontak, jika tidak ada Mamet, aku pun bisa menjagamu, melihat tubuh mungilmu ini, buatlah aku bahagia.”

“Kamu, kamu berpikir terlalu jauh! Dasar hewan jalang! Mamet akan segera pulang!”

Gadis Penyulam itu mendorong Jacky hingga tersungkur.

Tapi, mana mungkin Jacky membiarkannya dia pergi, dia tetap masih memberontak, tapi kali ini Jacky kehabisan kesabaran, dia menamparnya.

Memanfaatkan saat gadis penyulam itu tercengan, Jacky merebahkannya di atas kasur, Jacky merebahkan dirinya, kulitnya yang menawan pun ikut membuat Saimon yang berada di luar jendala ikut bergetar, tapi dia kemudian berpikir, wanita baik-baik sepertinya, jika ternoda oleh Jacky, akan menjadi urusan berat.

Begitu Jacky merebahkan Gadis Penyulam itu, tatapan matanya melotot tajam, mencubmbunya, gadis itu berteriak.

“Dasar Jacky hewan lajang, lepaskan aku!”

Tapi gertakan gadis itu sama sekali tidak di dengar oleh Jacky, justru membuatnya semakin bergairah, dan tertawa.

“Hei gadis manis, ternyata tubuhmu sungguh menawan, jauh lebih menawan dibandingkan Monica. Saat aku pertama kali mencumbu Monica, kurang begitu mengasyikkan, keluar sedikit darah, tapi kamu bahkan sudah disentuh beberapa kali oleh Mamet, sepertinya bagian dalamnya masih dikatakan boleh, setidaknya lebih berpengalaman jika dibandingkan dengan Monica.”

Jacky begitu menyampaikannya, langsung mengarahkan jemarinya, memasuki nya dari arah belakang, memajukan pergelangan paha, mencobanya.

Membentuk saling bersilangan gadis itu dibuatnya di atas ranjang, selain sumpah kutukan yang bisa dikatakan, Gadis itu tidak punya pilihan lain lagi, pasrah jika memang Jacky melecehkan dirinya.

Sementara Saimon dari luar melihatnya melecehkan gadis itu bahkan sembari menghina Monica, saat itu sungguh habis kesabarannya, ingin rasanya memergokinya.

Di dalam ruangan itu, jari jemari Jacky terus menyentuh gadis itu, keluar – masuk, keluar – masuk, mulutnya pun tak berhenti tanpa malu-malu mengatakan sesuatu.

“lihatlah, sekalipun kamu terus menolak, tapi tubuh mu ini sungguh sangat jujur apa adanya, nanti akan aku tunjukkan padamu jari jemariku sudah basah, hahaha …. Aku tunjukkan padamu.”

Kemudian jemarinya meraba mulutnya, siapa sangka, Gadis itu akhirnya mengigit keras jemai Jacky hingga berdarah.

“Kurang ajar, awalnya aku ingin memainkannya lagi, tapi karena kamu sudah menghancurkannya, baiklah, aku akan langsung saja, lihat saja kamu!”

Begitu Jacky terus berbicara, ia langsung membuka seluruh celananya, kemudian segera menaiki tubuh gadis penyulam ini, dan memuji tubuhnya, “Ahk … ternyata memang tubuhmu sungguh kencang, sungguh membuatku bahagia, dan aku harus benar-benar menikmatinya!”

Gadis penyulam itu sudah menikah dengan Mamet, bisa dibilang pengantin baru, hampir setiap malam melakukan hubungan suami istri, sekalipun tidak menoleh dan melihatnya, pasti akan tahu siapa pemuda itu, tatapannya sungguh penuh dengan ratapan hilang harapan, jika dirinya semakin memberontak, dia sama sekali bukan tandingan Jacky, air matanya jatuh terus bercucuran, mulutnya terus memakinya.

“Teruskan saja amarahmu, semakin kamu marah, aku akan semakin menikmatinya, haha, bokong besarmu ini sungguh membuatku tak kuasa menahan lagi, milikku sudah tergoda, aku tak tahan lagi, oh gadis manis, aku masukkan sekarang ya.”

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu