Hei Gadis jangan Lari - Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
Saimon tidak menduga jika wanita di kota ini begitu berani, mereka bahkan memintanya secara terang-terangan, dia melihat kulit wanita itu menjadi gelap dan seperti memohon padanya sehingga Saimon tahu jika wanita ini pasti tidak harmonis dengan suaminya.
Penampilan wanita itu biasa saja tapi untungnya bentuk tubuhnya lumayan dan pada saat ini adalah musim panas, para wanita kota memakai pakaian model baru yang berani, Saimon bisa melihat isi yang ada di dalam pakaiannya, benar-benar putih.
Ketika wanita itu melihat Saimon melihat ke arah dadanya, dia menggoyangkan asetnya, "Bagaimana bocah, apakah bentuk tubuh kakak bagus? Sejujurnya aku merasa seluruh diriku merasa panas ketika melihat barangmu tadi dan sangat ingin berada di bawahmu."
Saimon melihat ke arah wanita yang terlihat tidak sabar lagi, untung saja sekarang berada di tempat yang ramai jika tidak mungkin wanita ini akan langsung membuka celananya dan menaikinya jika sedang berada di tempat yang sepi.
Tapi Saimon bukan pria sembarangan yang akan melakukan begitu melihat wanita maka dia langsung menolaknya, "Kakak, kamu cepat pulang dan menyuruh priamu memakan ikannya maka kamu pasti puas pada malam hari."
Saimon menolaknya dan wanita itu berpikir jika Saimon sedang mencari uang maka dia menggigit giginya, "Adik, bagaimana dengan dua ratus ribu? Mau tidak?"
Wanita berkata sambil memegang pahanya sehingga gerakan penuh tantangan itu membuat bagian celana Saimon membesar lagi sehingga wanita yang memegangnya berteriak.
Dua ratus ribu? Wanita di kota ini kaya sekali, sepertinya wanita ini sudah sangat gatal, dia mengatakan empat puluh ribu tadi tapi sekarang langsung menjadi dua ratus ribu.
"Kakak, kamu cepat pulang supaya bisa bermain dengan priamu karena aku sedang sibuk." Karena Saimon tidak bisa dibeli dengan uang.
Barang bagus sangat laku apalagi barang seperti Saimon jadi dalam sekejap para wanita itu membeli semua ikannya tentu saja di antara wanita itu ada beberapa wanita yang mengundangnya Saimon untuk naik ke awan bersama tapi semuanya ditolak oleh Saimon.
Meskipun ikannya sudah habis tetap saja masih ada wanita mengelilinginya yang sedang melakukan penawaran dengan Saimon sehingga Saimon kewalahan.
Bahkan ada wanita yang langsung mengarahkan perhatiannya kepada Andy ketika melihat Saimon tidak bisa digoda, Andy juga seorang pedagang ikan dan seharusnya juga banyak makan ikan maka barangnya pasti sangat berguna sehingga membuat Andy sangat senang maka dia keluar bersama para wanita setelah membereskan barangnya tapi Saimon langsung menyadarkannya, dia bukan Saimon, jika tidak bisa melayani para wanita ini maka mereka pasti berpikir ikan mereka tidak berguna dan dagangan mereka akan susah dijual kelak.
"Sial, hampir saja tidak bisa megontrolnya!" Andy berkata dengan pelan tapi Saimon tidak tahan memukulnya karena melihat ekspresinya, seolah-olah tidak pernah bermain dengan wanita.
Dia tidak bisa menyalahkan Andy karena barangnya tidak bekerja dengan baik bahkan Merry sering menolaknya tapi pada saat ini segerombolan wanita mengerumuninya karena yakin dengan kemampuannya, bagaimana dia tidak bersemangat.
"Sudahlah, cepat bereskan, wanita di kota ini ramah sekali sehingga membuatku bengkak, aku takut mereka akan memaksaku jika kita masih tidak pergi." Saimon melihat ke arah wanita itu sambil berkata.
"Baik. Tidak disangka ikan ini begitu mahal tapi laku dengan cepat, untung saja kakakku pintar sehingga menjadikanmu sebagai iklan." Andy memukul kantong yang penuh uang sambil berkata.
Kata-kata Andy membuat Saimon merasa rendah sehingga dia harus memberi pelajaran kepada Angel ketika pulang nanti!
"Saudaraku kita mendapatkan banyak uang hari ini, haha." Andy tertawa terbahak-bahak.
Ketika mendengar kata-kata Andy, Saimon memikirkan keuntungannya karena sudah datang ke kota maka tidak boleh lupa membelikan barang untuk kedua bibinya, dia teringat kedua bibinya tidak pernah membeli baju baru selama dua tahun ini maka Saimon segera mengulurkan uangnya.
"Kak Andy, beri aku sedikit uang."
"Buat apa kamu begitu panik Saimon, simpan saja di tempatku dulu dan kita bagi setelah pulang nanti, apakah kamu masih tidak tenang terhadapku."
"Bukan. Aku mau membeli barang, aku jarang-jarang bisa datang ke kota maka harus membelikan barang untuk bibiku." Saimon berkata.
Kata-kata Saimon membuat Andy menepuk pahanya, "Aku hampir lupa jika kamu tidak mengatakannya, aku juga harus membeli barang kepada Merry, hehe, ayo pergi....."
Setelah itu mereka berdua pergi sambil mendorong mobilnya tapi pada saat ini terdengar suara dari belakang.
"Brengsek, orang itu yang memukul bos, mari kita potong dia!"
Mereka berdua berbalik dan melihat belasan preman sambil memegang senjata di tangan dan datang menyerbunya.
"Brengsek! Saudaraku, sepertinya masalahnya menjadi rumit, sepertinya Jevon ini punya kemampuan, saudaraku kita berpisah saja dan jangan jalan-jalan di kota lagi, kita bertemu di kediaman keluarga Zhao saja!"
Tubuh Saimon saat ini lebih besar dari orang biasa dan dia yakin dia sendiri bisa memukul belasan orang tapi masalahnya adalah para premannya ini memegang senjata tajam sehingga jika tidak hati-hati maka akan membuatnya terluka sehingga Saimon tidak akan melakukan hal yang berbahaya.
Saimon mengangguk ketika mendengar kata-kata Andy dan tidak banyak omong kosong lagi, mereka langsung berpisah, sehingga semua preman yang ada di belakang langsung mengejarnya.
Saimon tidak terlalu familier dengan jalan yang ada di kota sehingga dia tersesat, dia mendengar para preman di belakang berteriak maka dia tidak mempedulikannya maka dia langsung berlari ke sebuah gang tapi ada orang yang langsung menangkapnya.
"Tuan penyelamat, aku datang."
Saimon baru tahu jika wanita yang memegangnya adalah Melisa yang dia selamatkan di depan rumah sakit itu, dia berputar di gang dengan cekatan sehingga tidak lama kemudian langsung sampai di sebuah halaman, Melisa mendorong pintunya dan menarik Saimon masuk ke dalamnya dan dia menutup pintunya setelah melihat tidak ada orang yang mengikuti mereka, napasnya terengah-engah.
"Tuan, ini adalah rumahku dan kamu sembunyi dulu di sini dan baru keluar setelah orang-orang Jevon pergi." Melisa berkata dengan wajah sedikit memerah.
"Ya, terima kasih."
Sebenarnya Melisa terus khawatir jika orang-orang Jevon akan mencelakai Saimon maka dia terus mengikuti Saimon dan dia membawa Saimon pulang ke rumahnya ketika anak buah Jevon mengejarnya.
Tapi ketika dia memikirkan Saimon membiarkan para wanita memegangnya di depan rumah sakit maka Melisa merasa seluruh tubuhnya gatal karena mereka hanya berduaan di rumah saat ini. Melisa merasa wajahnya lebih gelisah lagi sehingga matanya tanpa sadar melihat ke arah celana Saimon.
Ini bukan berarti Melisa sangat haus dengan pria tapi wanita secara alami sangat penasaran dengan bagian pria itu.
"Tuan penyelamat, itu, apakah kamu bisa membiarkanku melihat barang yang ada di dalam?" Melisa berkata dengan malu.
Novel Terkait
My Charming Lady Boss
AndikaAfter The End
Selena BeeStep by Step
LeksWaiting For Love
SnowMy Lifetime
DevinaMy Cute Wife
DessyCutie Mom
AlexiaAwesome Husband
EdisonHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)