Hei Gadis jangan Lari - Bab 32 Jamban

Saimon melihat wajah Nikita yang memohon hanya merasa sangat lega, juga tidak cerewet lagi, begitu kata-kata Nikita terlontarkan, tubuhnya langsung menindih di atas tubuh Nikita.

Sedangkan Nikat yang tubuhnya dikosongkan nafsu, setelah tubuh kuat Saimon menindih tubuhnya, merasa dalam sekejap terisi penuh, memeluk Saimon erat.

Saat ini Saimon bagaikan harimau keluar kandang, dengan sekuat tenaga tubuhnya menyerang, memikirkan berbagai perbuatan jahat Jacky, dia semakin marah, tubuhnya bergerak, menggunakan tenaga sekuat mungkin, membiarkan Nikita berteriak di bawah sana.

Mendengar teriakan Nikita di dalam sana semakin memekik telinga, kakak adik keluarga Zhao akhirnya tidak bisa menahan lagi, diam-diam merangkak melihat ke tempat tidur di dalam ruangan.

Hanya melihat, tubuh gemuk Nikita, dibawah serangan Saimon seperti kapal kecil bergetar hebat, matanya tertutup rapat, ekspresi wajahnya berubah, sama sekali tidak bisa membedakan senang atau sedih, tapi melihat mulut Nikita terbuka dan juga memeluk Saimon dengan erat tidak membiarkannya berdiri, sepertinya sangat nikmat.

Monica melihat Saimon dan Nikita dua tubuh panas ini bergulat bersama, hanya merasa tubuhnya sedikit panas, memikirkan tubuh Saimon yang kuat berhoyang cepat, bisa-bisanya tanpa sadar menjepit kedua kakinya.

Tapi memikirkan Saimon milik adiknya, dia merasa dirinya jahat, memutar kepalanya mau kembali ke rumah.

Tapi begitu menolehkan kepalanya, langsung melihat wajah Fifi yang obsesif melihat dua orang di atas tempat tidur, wajahnya sedikit memerah, sebelah tangannya malah mengusap celananya, seolah-oleh sedang berbunga-bunga.

"Fifi......."

Monica mendorong Fifi, Fifi langsung tersadar dari halunya, dengan panik kembali ke tempat awal dengan Monica, memikirkan gambaran yang terlintas di otaknya tadi, hanya merasa malu dan marah sekali, bagaimana dirinya bisa mengimajinasi orang yang berada di bawah Saimon adalah dirinya.

"Fifi, apa yang kamu pikirkan?" Mendengar suara teriakan Nikita di dalam sana, Monica berpikir menggunakan percakapan memindahkan perhatiannya.

Tapi perkataannya, malah membuat Fifi terkejut, dengan merasa bersalah berkata. "Ah.........., tidak memikirkan apa-apa."

Memikirkan barusan gerakan adiknya tadi mengusap celana, saat ini mendengar perkataan adiknya yang berpura-pura, Monica menghela nafas pelan, adiknya ini benar-benar sedang berbunga-bunga.

Tapi, begini juga bagus, memikirkan dia awalnya sedikit menolak melakukan dengan Saimon, merangsangnya seperti ini juga bagus.

"Kakak, apakah kamu sudah melihatnya? Saimon begitu kuat, sudah hampir mati, dia sampai tidak rela melepaskan tangan." Ucap Fifi dengan malu.

"Ehn, kenapa?"

"Hal itu benar-benar bagus sekali ya. Saimon orang itu sungguh tidak akan membuatnya kesakitan? Aku lihat dia seperti itu, sepertinya tidak tega Saimon keluar." Fifi bertanya dengan kusut.

"Aku juga tidak tau mengenai ini, kakak juga tidak pernah merasakan rasa indah itu, tapi mendengar para wanita di dalam desa seperti menjadi dewi." Ucap Monica.

"Ah? Apakah tidak sakit?"

Saat dua orang wanita yang tidak terlalu banyak pengalaman diluar membicarakan topik pembicaraan memalukan, intonasi Nikita tiba-tiba bertambah tinggi, dua kakak adik bertatapan, sudah tau kalau sudah selesai.

Di dalam ruangan, Saimon melihat Nikita yang terkulai lemas di atas ranjang, seluruh tubuhnya tidak bertenaga, hanya merasa sangat berprestasi, diam-diam berkata, aku masih belum bermain puas, kamu sudah tidak tahan.

Kali ii Nikita beristirahat selama setengah jam lebih, baru berjalan dengan lemas keluar dari rumah Monica, sedangkan Saimon yang menyebabkan ini semua, demi menghindari kecanggungan menghadapi bibi, malah langsung berpura-pura tidur di atas tempat tidur.

Malam hari mendengar diluar rumah tidak ada suara apapun, Saimon baru dengan kebiasannya memanjat dinding keluar, sampai di rumah Jacky, tapi menyadari bocah ini tidak ada di rumah malam-malam begini.

Melihat Nikita yang tertidur terlentang di atas tempat tidur, Saimon tertawa dalam hati, berkata dalam hati, ini adalah akibat aku suntik.

Melihat Jacky tidak dirumah, Saimon juga tidak tinggal lagi, memutar badan keluar dari rumah Jacky, kembali ke rumah, berjalan ke depan jendela dengan pelan, saat ingin memanjat jendela masuk ke dalam rumah, tiba-tiba terdengar suara gemetaran.

Mata Jacky menyusut, mendengar suara ini sepertinya dari jamban, memikirkan dua bibinya saat ini sedang tertidur pulas, dalam hati berkata tidak mungkin pencuri bukan.

"Saimon, ah, seperti ini, yang kuat, bibi tidak takut, ah......."

Mendengar wanita di dalam meneriakkan namanya sendiri, Saimon terdiam, ada apa ini.

Saimon mengulurkan kepala melihat ke dalam jamban, selanjutnya melihat pemandangan yang membuatnya ingin menyemburkan darah.

Melihat Monica jongkok di dalam jamban, menyipitkan mata, sebuah tangan di antara kedua kakinya, keluar dan masuk, bibirnya terus meracau nama Saimon, sepertinya terjerat dalam halusinasi.

"Ayo Saimon, datang ke tempat bibi, juga buat bibi nyaman, nyaman, ah, Saimon.......yang kuat........"

Monica sambil berkata, jari di antara kedua kakinya semakin cepat, ini membuat Saimon teringat dirinya di atas tubuh Nikita keluar masuk, dalam sekejap dia mengerti.

Bibi Monica menganggap jarinya sebagai milknya............

Saimon menelan ludah, tidak menyangka bibi Monica juga tertarik kepadanya, ini membuatnya sangat tertarik, bibi Monica dan bibi paling kecil menyukainya, maka lain kali menyuruh mereka menikahi dirinya pasti tidak bermasalah.

"Ah............."

Saat dia sedang berpikir, erangan rendah dan berat tiba-tiba terdengar dari dalam jamban, Saimon langsung melihat kesana, melihat tubuh Monica bergetar, kedua kakinya tiba-tiba menjepit tangan yang masuk ke dalam............

Monica yang setelah euforia, membawa tangan ke hadapannya, dalam kegelapan samar-samar bisa melihat flouresens pudar di atasnya, bibirnya berkata, "Maaf Fifi, kakak bukan sengaja, kakak tidak seharusnya mengingat Saimon melakukan ini......."

Setelah Monica melakukannya, mengangkat celana, dengan ketakutan berlari ke dalam rumah, melihat bayangan Monica yang kabur, dalam hati Saimon menghela nafas, dalam hati berkata bibi Monica masih tidak bisa melupakan rintangan itu.

Memikirkan dirinya cepat lambat akan menikahi dua bibi ini, tatapan Saimon langsung berbinar, karena bibi Monica tidak bisa melupakan rintangan itu, maka biarkan aku membantumu saja.

Monica kembali ke dalam rumah, berbaring di atas tempat tidur, mengingat kembali perasaan seperti itu, benar-benar nikmat sekali, pantas saja Nikita mendesah begitu miris ingin melakukan dengan Saimon, dirinya diam-diam menggunakan tangan saja sudah seenak ini, kalau diganti dengan pria bukannya terbang ke langit-langit.

Tapi, memikirkan lawan dari imajinasi di otaknya adalah Saimon, Monica melihat Fifi yang tertidur pulas di sebelahya, dengan tak bersuara mengatakan, maaf.

Tapi saat kata ini selesai dikatakan dari dalam hati, melihat Saimon engucek matanya, hanya dengan pantat, berjalan masuk dari dalam ruangan, sedangkan senjata yang melayani Nikita itu, juga berdiri tegak di tengah kegelapan malam...........

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu