Hei Gadis jangan Lari - Bab 124 Membandingkan
Tentu saja Saimon tahu punya Angel itu sangat indah, karena itu adalah maha karyanya.
“Saimon, lihat apakah ada perbedaan antara ini dan punya kakak? Apakah punya kakak yang indah atau punya dia yang indah?” Sumi menunjuk ke suatu tempat dan terus mengucapkan kata-kata genit untuk memikat Saimon.
Saimon terdiam beberapa saat, dalam hatinya bekata megapa wanita suka membandingkan tempat ini dengan wanita lain, apakah mereka peduli?
“Hehe, indah, indah,” Saimon tersenyum.
“Dasar bodoh, kakak bertanya mana yang lebih indah?” Kata Su Mei dengan memaksa.
Saimon berkata dalam hatinya. Sial, jika aku bilang punya mu yang indah, nanti Angel tidak akan memaafkanku, kamu masih memaksaku, dasar tidak tahu diuntung.
“Hehe, ini cantik.” Saimon menunjuk ke area Angel yang telah ia cukur tadi dan tersenyum, membuat Angel tertawa terbahak-bahak.
“Aduh, orang bodoh ini, kamu mengatai aku hitam ya. Jika kamu menariknya keluar, kamu lupa kalau dia indah. Lihat saja nanti akan kakak beri pelajaran kamu.” Sumi berkata dengan marah, lalu berkata kepada Angel, “Kakak , Apakah kamu sudah melihatnya? Orang bodoh ini menyukaimu yang tidak berbulu ini. Apakah kamu ingin mencobanya. "
Angel mengalihkan pandangannya dan membuat ekspresi bingung, ia dengan malu-malu berkata, "Aku juga lumayan menyukai anak ini."
Mendengar Angel yang sudah lebih santai, Sumi seketika menjadi gembira, dia tahu bahwa tidak ada wanita yang bisa menahan diri pria pada Saimon, dan dia tertawa.
"Saimon, kamu suka itu nya Angel, apakah kamu ingin bermain dengan itu seperti bermain dengan kakak tadi?"
Cara Sumi memancing Saimon sangatlah efektif. Angel diam-diam mengawasi Saimon, dalam hatinya berkata, Saimon orang bodoh ini sengaja menggoda Sumi, akting bodohnya ini benar-benar tidak masuk akal, apalagi untuk Saimon yang pura-pura bodoh ini.
Mendengar kata-kata Sumi, Saimon menggelengkan kepalanya, merengek dan berkata, "Tidak, Saimon suka bokong besar milik kakak, dagingnya membuat Saimon merasa sangat nyaman."
"Dasar bodoh, kamu kan sudah menatap bokong kakak. Jika kakak tidak memiliki bokong besar ini, kamu pasti tidak menyukai kakak. Kamu lihat bokongnya Angel juga sangat besar, coba kamu pegang."
Sumi meraih tangan Saimon dan mengarahkannya ke bokong Angel. Dan ketika Angel mendengar bahwa Saimon menyukai bokong besar Sumi, dia tahu bahwa si bodoh ini menyukai bokong yang besar, ia segera mengangkat bokongnya, dan kemudian mengarahkannya ke Saimon.
“Saimon, ayo pegang! Bokong bibi tidak kalah besarnya dengan Sumi, dan rasanya enak jika dipegang.” Ketika Angel berbicara, dia mengigit giginya. Sialan, Saimon orang yang bodoh yang tergoda dengan bokong besar, sangatlah menyebalkan.
Ketika Saimon melihat ekspresi Angel, dia tahu bahwa dia sedang marah, ia berpikir wanita ini terlalu iri hati, itu kan hanya bokong? Apakah perlu bersaing?
Melihat bokongnya yang basah, Saimon merasa tertekan untuk beberapa saat. Berpikir bahwa dia baru saja bermain dengan Sumi dan sekarang harus bermain dengan Angel. Angel bisa menerimanya, tetapi dia tidak bisa.
Melihat Angel yang menaikkan bokong putihnya itu, ia keras dengan keras menepuknya.
"Ah ... kamu bodoh mau memukul ku sampai mati ya!"
Angel menatap Saimon dengan marah, tetapi sebelum dia menyelesaikan kata-katanya, Saimon melepas celananya, melompat ke tempat tidur dan merintih.
“Hei, Saimon, Saimon…” Sumi tidak tahu mengapa dia menjadi begini dan dia berteriak dengan cemas. Bagaimana mungkin Saimon pergi tanpa melakukan sesuatu dengan Angel.
Tentu saja Angel tahu maksud Saimon. Orang bodoh ini, dua wanita secara bersamaan melakukan itu dengannya, dia masih tidak mau, betapa bodohnya dia.
"Adik, jangan berteriak lagi, kurasa orang bodoh ini menyukai bokong besarmu, dia tidak tertarik pada bokong kecilku. Aku sangat iri padamu karena memiliki bokong besar itu, bahkan orang bodoh saja bisa terpikat." Kata Angel sambil menaikkan celananya.
"Apa yang kakak katakan? Aku malah iri padamu. Aku tidak menyangka kamu dan Janda Qin memiliki pria yang mencintai kalian walau itu kalian tidak memiliki bulu. Itu benar-benar membuatku iri." Sumi menatap celana Angel.
"Hehe, Adek, aku tidak dilahirkan seperti ini. Ini aku dicukur oleh kakak mu. Hehe." Angel pasti tidak akan mengatakan bahwa dia telah melakukan itu dengan Saimon.
“Hah? Mata Sumi membelalak dan ia menelan air liurnya. Dia berpikir bahwa Tommy tidak hanya pandai mencabut bulu babi, ia juga pandai mencukur bulu istrinya. Dengan penampilannya yang gagah itu, dia tidak takut saat mencukur bulu istrinya akan membuat itu semakin terlihat.
"Hehe, jika adik iri, kamu bisa menggunakan pisau cukur ku untuk mencukurnya, kamu cuku itu akan bersih." Angel tertawa.
“Aduh, ini sangat memalukan, hitam-hitam begini saja masih bisa digunakan. Saat pria menginginkannya, mana mungkin mereka peduli punya mu itu hitam atau putih, yang terpenting adalah saat kita membuka kaki bisa langsung masuk kedalam.” Kata Sumi.
Mendengar kata-kata Sumi, Angel mengangguk dan setuju, dan kemudian berkata, "Ya, seperti orang bodoh itu, bermain dengannya cukup menyenangkan. Saat aku datang, dia enggan keluar dari tubuh mu."
"Ah ..." Melihat ekspresi ceria Angel, Sumi menelan air liurnya. Saat itu dia baru teringat dan berkata dengan tergesa-gesa, "Kakak Angel, jangan khawatir,besok aku akan memberimu makan daging. Saimon bodoh ini adalah kebanggaan wanita di Desa Zhao. "
“Oh? Adik maksudmu kamu ingin menjadikan Saimon sebagai raja bodoh di Desa Zhao, setiap wanita harus melakukan itu bersamanya?” Angel berkata sambil bercanda, berpikir bahwa inilah alasanmu menyebarkan gosip.
"Tidak, tidak, bagaimana aku bisa menjadi begitu mesum, maksudku hanya kita berdua. Kedepannya kita akan diam-diam menikmati Saimon, kamu tidak memberitahu orang lain, aku juga tidak bilang, siapa yang akan tahu?" Sumi ingin membujuknya sebanyak mungkin dan melibatkannya, dengan begitu dia bisa memastikan bahwa Angel tidak akan menceritakan tentang perselingkuhannya dengan Saimon hari ini.
Masalahnya sudah sampai disini dan Angel juga tidak menutupinya lagi. Ia menatap Sumi dan berkata, "Sumi, dua hari terakhir para wanita di desa mengatakan bahwa Saimon adalah orang bodoh yang memiliki itu yang dahsyat, Apakah kamu yang memberitahu ini? "
"Hah? Aku, aku baru saja membisikkan beberapa patah kata ke tetangga, kenapa ..."
"Apakah masalah ini boleh disebarkan? Sekarang para wanita di desa tahu bahwa Saimon adalah pria yang bisa digunakan bersama. Kamu masih berpikir bisa memakannya sendirian? Dan kamu juga ingin melibatkan ku. Heh! aku tidak akan tertipu! "
Angel berkata dan berakting ingin pergi. Su Mei ketakutan, dia buru-buru menarik Angel dan berkata: "Kakak, kamu jangan marah, bahkan jika aku mengatakannya tidak ada yang akan mempercayaiku, siapa yang akan percaya bahwa itu nya orang bodoh ini berfungsi dengan baik. "
"Heh! Siapa? Apakah kamu percaya? kamu saja tidak bisa menahan diri untuk mencobanya? Semua wanita di desa itu seperti serigala dan harimau, setelah ini mereka akan menatap Saimon. Selama Saimon sendirian, pasti ada sekelompok wanita yang siap menyerang dan mencoba itu nya. "
"Ah? Lalu, apa yang harus aku lakukan?" Sumiketakutan. Awalnya dia hanya berbisik pada tetangganya, tapi dia tidak berharap seluruh wanita desa tahu sekarang.
Melihat Sumi yang ketakutan, Angel tahu bahwa ini adalah waktu yang tepat: "Itu tidak mudah. Kamu bisa pergi lagi dan berbisik ke tetangga, lalu membalikkan faktanya, katakan bahwa Saimon adalah orang bodoh dan seluruh tubuhnya juga bodoh, begitu saja sudah bagus?"
"Lalu, aku baru bilang itu nya Saimon berguna, kemudian aku berkata itu tidak berguna, apakah orang-orang akan mempercayainya?"
"Kamu bilang begini ..." Lalu Angel menempelkan mulutnya ke telinga Sumi dan berkata dengan jelas, mata Sumi terbelalak dan bulat.
"Lakukan saja, dengarkan kakak. kedepannya Saimon akan menjadi mainan kita, hehe ..."
Mendengar kata-kata Sumi, Angel tersenyum sinis, kamu lah yang akan jadi mainannya Saimon.
Ketika Angel keluar dari rumah Sumi, sudah tengah hari. Begitu dia meninggalkan halaman rumah Sumi, dia mengingat Saimon yang tidak menyukai bokongnya, dia berpikir bahwa orang bodoh ini telah lupa ketika dia dengan semangatnya berada di bokongku. Anak ini, lain kali aku tidak akan membiarkan dia mendapatkannya dengan mudah. Jika tidak, dia tidak akan tahu cara menghargainya.
Dia pulang ke rumah dengan marah, tetapi ketika dia memasuki rumah, dia melihat Saimon yang berdiri di depan pintu rumah dan dengan senyum di wajahnya, ekspresi wajahnya terlihat datar.
"Heh, kamu orang bodoh beraninya dating kesini?"
“Hehe, aku datang kesini untuk menebus kesalahanku pada bibi?” Saimon berkata dan berjalan menuju Angel. Angel menunduk dan melihat sesuatu di celana dalamnya, amarahnya pun hilang tanpa jejak. Sialan! siapa yang bisa tidak menyukai barang besarnya.
Novel Terkait
Marriage Journey
Hyon SongMy Charming Lady Boss
AndikaAwesome Husband
Edison1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaHis Soft Side
RiseInventing A Millionaire
EdisonMy Enchanting Guy
Bryan WuHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)