Hei Gadis jangan Lari - Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
Melisa hanya merasa mulutnya penuh dan rasa kepuasan yang belum pernah ada sebelumnya muncul di hatinya.
Besar sekali sehingga memenuhi seluruh mulutnya, Melisa sangat menyukainya dan gerakannya meningkat sambil memainkan lidahnya dengan cekatan, badan Saimon pada saat ini sudah gemetaran, gila, wanita kota benar-benar bisa bermain, keterampilan ini jauh lebih baik dari Angel.
Mulut Melisa kecil dan memainkan lidahnya dengan baik sehingga mengeluarkan suara percikan di dalam mulutnya yang membuat otak Saimon hampir meledak ketika mendengarnya, dia sebenarnya tidak berpikir mau bermain dengan Melisa tapi dia tidak bisa menahan sengatan saat ini lalu meraih gunung besar Melisa.
Melisa pada saat ini sudah benar-benar jatuh cinta dan Saimon menjadi lebih besar dari sebelumnya, begitu tangan Saimon mendekat pada kelembutan ini, dia tidak bisa menahan mendesah.
Ugh.....
Tangan besar Saimon menangkapnya sehingga membuat Melisa semakin senang dan Melisa mengerang, kesenangannya semakin besar dan dia ingin langsung menelannya tapi dia menemukan jika sudah menusuk ujung tenggorokannya setiap kali baru sampai setengah.
"Ugh..... Saimon, barangmu ini besar sekali." Melisa merasa sudut mulutnya hampir pecah.
"Tidak sebesar punya Melisa, aku sangat menyukainya." Saimon meremas gunung Melisa.
Hati Melisa menjadi sangat senang ketika dia mendengar Saimon mengatakan miliknya besar dan dia merasa bagian tengah kakinya yang kering sudah menjadi sungai sehingga dia tidak bisa menahan dirinya untuk menggosokkan kedua pahanya.
"Saimon, apakah ada rasa?" Melisa memuntahkannya lalu menelan cairan itu.
Saimon melihat tatapan mata Melisa yang penuh gairah dan hatinya berpikir jika wanita benar-benar tidak bisa menolak barang ini, Melisa jelas bukan wanita sembarangan tapi tetap sangat mendambakan dirinya.
Tidak peduli apakah dia mau membalas budi Saimon atau karena dia kesepian tapi Saimon tidak bisa menolak tubuh yang penuh pesona ini.
"Apakah Melisa tidak takut aku akan membuatmu sakit?" Saimon menyentuh wajah Melisa dengan rasa kasihan. Menurutnya Melisa lebih lembut dibanding Angel maupun Nikita sehingga dia tidak ingin dia tidak merasakan kebahagiaan tapi malah menderita.
Melisa sangat menikmati sentuhan Saimon dan ketika dia mendengar Saimon mengasihaninya maka hatinya langsung merasa sedih.
Dia hamil sebelum menikah maka pasti akan dihina tidak peduli itu di kota maupun di desa, orang-orang di sekitar mencibirnya sejak dia punya anak dan Jevon tidak menginginkannya yang membuatnya tidak berdaya.
Sehingga perhatian Saimon pada saat ini membuat hatinya merasa hangat.
"Saimon, aku tidak takut sakit, aku hanya takut kamu tidak cukup kuat dan tidak merasa nyaman." Melisa berkata penuh perasaan.
Saimon melihat tatapan mata Melisa lalu dia menarik Melisa bangun dan langsung menurunkan celana Melisa yang longgar.
Pemandangan selanjutnya membuat Saimon tertegun.
Saimon bukan orang bodoh, dia telah lama bersama Angel sehingga sedikit banyak mengerti sedikit tentang tubuh wanita dan tahu jika tubuh wanita akan sedikit berubah sehabis melahirkan tapi saat ini dia melihat bagian Melisa tetap masih kecil, cantik dan lembut.
"Melisa, apakah kamu yang melahirkan anak itu?"
"Saimon kamu bercanda, jika bukan aku apakah kamu yang melahirkannya?"
"Tapi bagianmu ini sangat kecil dan sama sekali tidak terlihat pernah melahirkan anak." Saimon menelan ludah dan tangannya perlahan-lahan masuk.
"Jika begitu, apakah Saimon menyukainya?" Sentuhan tangan Saimon yang hangat membuat suaranya bergetar.
"Suka." Saimon seperti seorang penjelajah dan jarinya menyentuhnya perlahan, dia merasa dirinya menyentuh tahu yang lembut dan dia tidak percaya jika dia adalah seorang ibu.
"Ugh...... jika Saimon suka maka nikmatilah, dari luar tidak kelihatan apakah pernah melahirkan atau tidak, kamu harus coba masuk dulu baru bisa mengetahuinya." Melisa merasa seluruh badannya lemas dan dia ingin Saimon cepat mencobanya.
Melisa bisa membayangkan bagaimana pengalaman yang akan Saimon berikan kepadanya, pada saat ini sentuhan Saimon membuat seluruh tubuhnya merasa tidak nyaman sehingga badannya terus bergerak.
"Saimon jangan bermain lagi karena aku sangat mendambakan barang besarmu, biarkan aku mencobanya."
"Melisa, apakah kamu tidak menyesal?" Saimon memastikannya sekali lagi.
"Saimon tidak perlu ragu lagi, jangan katakan dulu kamu telah menyelamatkan dan aku sudah menyukai sikapmu ini dan bersedia melakukannya bersamamu. Selain itu aku juga tidak rugi jika bersamamu, kamu masih begitu muda sedangkan aku adalah wanita tua yang pernah melahirkan. Aku tahu pasti akan banyak wanita yang menyukaimu tapi aku tidak peduli dan aku hanya berharap jika kamu datang ke kota kelak masih bisa mengingatku dan datang menjengukku, ah......"
Kata-kata Melisa membuat Saimon bersemangat sehingga Saimon langsung berdiri, dia ragu dan jarak mereka sangat dekat sehingga bagian bawah Saimon mengenai tubuh Melisa.
Melisa kaget melihatnya sambil menelan ludah, tadi Saimon sedang duduk sehingga barangnya menghadap ke atas maka tidak bisa merasakannya tapi pada saat ini jarak mereka sangat dekat sehingga mengenai perutnya, dia menjadi ragu karena besar dan panjang, apakah dia bisa menahannya?
"Apakah Melisa takut? Lupakan saja, aku rasa kamu terlalu lembut dan aku takut membuatmu sakit." Melisa bukan Jessline sehingga Saimon akan merasa senang jika membuatnya sakit tapi Melisa adalah wanita malang sehingga dia tidak...... tega, saimon berkata sambil bergerak mundur dan langsung mau menaikkan celananya.
Tadi pada saat ini Melisa langsung memeluknya dengan badannya yang lembut, tubuhnya yang lembut menyentuh bagian bawahnya.
"Saimon, kamu jangan bodoh, wanita mana yang tidak menyukai barang yang bagus, aku hanya merasa terkejut tadi tapi hatiku sebenarnya sangat menyukainya."
"Benarkah?" Bagian perut Melisa membuat seluruh badannya menderita.
"Tidak takut, mana ada wanita yang takut sakit ketika sedang melakukan ini, jika seorang pria bisa membuat wanita sakit maka wanita itu pasti sangat senang."
Melisa melihat Saimon berhenti sehingga tangannya memegang bagian bawah dan suaranya terdengar mendesaknya.
"Saimon jangan ragu lagi, cepat coba aku untuk melihat apakah aku pernah melahirkan atau tidak."
Novel Terkait
Love and Trouble
Mimi XuMeet By Chance
Lena TanPengantin Baruku
FebiMy Superhero
JessiPenyucian Pernikahan
Glen ValoraHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)