Hei Gadis jangan Lari - Bab 129 Membuat tanda
Nikita menatapi tindakan Saimon selanjutnya, melihat kepala besar Saimon itu, Nikita merasa sangatlah gugup, dia tahu bagaimana rasa masuknya barang itu, begitu besar, pasti sangatlah nyaman.
Tetapi rasa nyaman yang ditunggu tidak kunjung datang, hanya melihat Saimon berkeliaran di pintunya sebentar, lalu mundur kembali, ini sudah merangsang Nikita.
“Saimon, Bibi sudah merasa sangat panas, mengapa kamu mundur kembali lagi? Apakah lubang Bibi tidak cukup besar?” Nikita panik lalu membukanya dengan tangan.
Melihat Nikita, Saimon hanya merasa akan mimisan, sialan, Nikita sungguh demi melakukan dengan dirinya, gerakan menggoda seperti apapun bisa dilakukannya.
“Kamu tidak sama seperti sebelumnya?” Saimon berkata dengan tidak bahagia.
“Ah? Tempat ini sudah tidak sama seperti sebelumnya?” Nikita bingung sejenak, tempat wanita ini bisa memiliki perubahan apa, bisakah hari ini seperti ini besok seperti itu? Berkata dalam hati, si bodoh ini mungkin ingin melakukan hal buruk lagi, segera bangkit dan meraih Saimon, berkata, “Saimon, tempat Bibi ini tidak berubah, bukankah masih seperti itu? Cepat masuklah, setelah masuk kamu akan tahu bahwa rasanya masih sama.”
“Tidak, kamu lihatlah, disitu, mengapa begitu banyak garis? Merah-merah.” Siamon menunjuk bagian bawah Nikita dan berkata.
Mendengar perkataan Saimon, mengikuti arah jari yang ditunjuknya, Nikita baru memperhatikan, sialan, Jacky si bajingan itu, meskipun sapu tidak masuk ke dalam, tetapi meninggalkan begitu banyak jejak merah disana, segaris-segaris.
“Ah, Saimon tidak apa-apa, bukankah hanya memiliki beberapa bekas di sana? Ini tidak ada apa-apanya, tidak mempengaruhi menekan sarang Saimon.”
Saimon melihat tempat gemuk Nikita yang memiliki jejak merah, mengulurkan tangan lalu menyentuhnya dengan lembut sebentar.
“Oh, Saimon, apa yang kamu sentuh, membuat Bibi merasa gatal, kamu jangan mempelajarinya lagi, ini adalah bekas yang dibuat oleh Jacky menggunakan sapu, Bibi telah sangat menderita demimu, cepat sakiti Bibi.” Kata Nikita. Dia sudah tidak bisa menahannya lagi, tubuhnya mulai meluncur kearah Saimon dengan perlahan, saat proses juga tidak lupa untuk membantu Saimon.
Tadi percakapan antara Nikita dan kedua bibinya, Saimon juga telah mendengarnya, tidak disangka dia mengatakan Jacky menggunakan sapu memainkannya adalah kenyataan, terpikirkan ukuran gagang sapu, Saimon menelan ludah, sialan, Jacky sudah gila, untungnya dia gagal, kalo berhasil, seberapa tahannya Nikita juga akan mampus.
Namun, melihat goresan disana, Saimon memutarkan pandangannya, karena Jacky meninggalkan tanda di atasnya, maka aku juga akan membuat beberapa jejak lagi ditempat gemukmu ini, nanti setelah Jacky melihatnya pasti akan menggila.
Konflik antara Jacky dan Nikita meledak sepenuhnya, itulah yang diinginkan oleh Saimon, yang paling baik jika Nikita dan Jacky berperang sepenuhnya, Nikita menyuruh Titan untuk membantunya, menangkap Jacky si bajingan ini.
Membuat keluarga Jacky terpecah-belah sepertinya lebih menarik.
Ketika Saimon sedang memikirkannya, merasa bagian bawahnya tiba-tiba menjadi panas, menundukkan kepala melihat Nikita mengambil miliknya lalu memasukkan kedalam dirinya, didalam hati tidak bisa menahan untuk menarik nafas, sialan, sungguh sangat nyaman.
Begitu Saimon masuk, Nikita langsung merasakan seluruh tubuhnya terisi, bagian bawah Saimon panas dan kuat, membuatnya sangatlah puas.
“Saimon, apakah dalam Bibi masih sama seperti sebelumnya?”
“Panas, dalam Bibi lebih panas dari sebelumnya.”
“Dasar bodoh, Bibi sudah sangat basah, kamu masuk ke kolam air panas, apakah masih tidak panas?” Nikita meluruskan pinggangnya, berharap Saimon segera melakukannya.
Perkataan Nikita membuat Saimon sangat menyetujuinya, sialan, sama seperti memasuki pemandian air panas, melihat tempat mereka berdua bersentuhan, Nikita menggerakkan bokongnya dengan lembut, melihat penampilan ini, sungguh sangat menggoda.
“Sangat panas, sangat sempit, Saimon tidak nyaman.”
“Dasar bodoh, barangmu menjadi lebih besar lagi, apakah tidak akan sempit jika masuk….Ei, Saimon jangan pergi, Bibi tidak memarahimu, kamu jangan seperti ini kepada Bibi.” Nikita melihat Saimon ingin pergi ketika dimarahi oleh dirinya, langsung terkejut, segera bangkit dan mendorong Saimon ke kasur.
“Dasar bodoh, lihat bagaimana kamu bisa lari lagi. Hari ini Bibi sudah kelelahan, Bibi diatas. Siapa suruh kamu memiliki barang yang begitu besar, sungguh membuat wanita tidak bisa menahannya.”
“Huh, aku tidak mau, aku mau diatas, cepat lepaskan Saimon, Saimon patuh, Saimon akan menekan sarangnya.” Saimon berkata dalam hati, jika kamu di atas bagaimana aku bisa melakukan sesuatu ditempatmu itu, hihihi.
Dalam hal antara pria dan wanita ini, wanita diatas pria dibawah itu untuk meningkatkan minat, jika mengatakan nyaman, pria berada diatas lebih nyaman, pria lebih kuat dan bertenaga, hanya ketika bergesekan baru bisa membuat wanita nyaman, jika wanita diatas, mereka sangat lemah, jadi bagaimana mungkin akan nyaman.
Nikita sangat senang ketika mendengar Saimon berinisiatif ingin berada diatas, segera turun dari tubuh Saimon, lalu berbaring di tempat tidur lagi dengan patuh.
“Ayo, Saimon, cepat kemari.”
Nikita yang berbaring terlentang, matanya penuh air, tatapan mata yang lapar, dengan bagian bawah yang terbuka, membuat hati Saimon puas, sialan, lihat bagaimana aku membereskanmu, hihi, begitu banyak kali aku membuatmu puas, hari ini tidak bisa membiarkanmu begitu saja, harus meninggalkan bekas yang jelas ditubuhmu, matanya berputar, lalu langsung menekan tubuh Nikita.
Nikita sudah bersiap dari awal, tetapi ketika Saimon menekan bawahnya dengan kuat, dia masih terkejut dan berteriak, “Ah, Saimon kamu sudah terlalu besar, sudah menembus perut bibi, sst…..lebih pelan.”
Saimon tdiak peduli apakah Nikita sakit atau tidak, begerak dengan sekuat di atas tubuh Nikita, seperti membunuh orang, semua tenaganya digunakan pada tubuh Nikita.
“Dasar bodoh, lebih pelan, hari ini pasti akan sangat bengkak, desis……sungguh besar, pelan sedikit, gunakan tenaga, ah, sangat nyaman, Saimon….” Nikita berteriak dengan kekacauan, hanya merasakan Saimon yang didalam tubuhnya lebih besar dari sebelumnya, lebih bertenaga, sangatlah nyaman, tetapi juga sangatlah menyakitkan, barang Saimon ini sungguh menginginkan nyawanya.
Saimon tentu saja tidak akan berhenti, dia ingin membuat tempat Nikita membengkak, bukankah sangat menahannya? Kali ini, harus membuatmu bengkak, setelah kembali Jacky akan melihatnya begitu membuka celana.
Dan jejak yang ditingalkan Saimon tentu saja bukan hanya ini, dia bergerak, lalu membuat jejak mulutnya di puncak bukit Nikita dengan kuat, bukit putih yang berbunga, putih dan lembut.
“Saimon ingin makan.”
“Saimon…makan, makanlah, ah, pelanlah, bokongmu jangan begitu bertenaga, bisa membunuh Bibi, ah, Saimon jangan gigit, tidak boleh menggigitnya…..ah………”
Rasa sakit dari bukit membuat Nikita membuka matanya, melihat jejak gigi yang lebat diatasnya, menepuk bokong Saimon dengan kesal.
“Dasar bodoh, sungguh akan memakanku.”
Saimon tersenyum didalam hatinya, berani memukul bokongku, lihatlah bagaimana aku menghabisimu, haha……
“Bibi jahat, Bibi memukul Saimon, Saimon sudah marah!” Saimon berbicara lalu tiba-tiba mengeluarkan tenaga.
“Ah, Saimon, Bibi sudah salah, Bibi tidak seharusnya memukul Saimon, ah……”
Ketika Nikita melakukan hal ini dengan Saimon, ini pertama kalinya kesakitan hingga mengeluarkan suara……….
Novel Terkait
Uangku Ya Milikku
Raditya DikaKing Of Red Sea
Hideo TakashiTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniPengantin Baruku
FebiMy Cold Wedding
MevitaGet Back To You
LexyCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)