Hei Gadis jangan Lari - Bab 11 Transaksi
“Fifi, Apa Saimon sudah bangun? Ayo segera makan.”
Mendengar sahutan Monica, Fifi terkejut dan segera beranjak dari ranjangnya, sedikit terburu-buru segera mengulur selimut dari tubuh Saimon, dengan perasaan sedikit kesal, menepuk tubuh Saimon.
“Ayo cepat bangun, makan!” Kemudian berjalan keluar kamar.
Begitu Fifi keluar, Saimon menarik nafas panjang, nyaris saja tidak tahankan diri.
Tidak berbasa-basi dan berlama-lama lagi, dia segera bangun, kemudian melirik ke arah Monica. Usai mandi, dia kemudian duduk bersama di meja makan, saat itu pun melihat wajah Fifi memerah, hal ini membuat dirinya merasa bersalah.
“Fifi, hari ini sepertinya aku berencana untuk mencari tahu alamat dokter psikologi itu, setelah konsultasi, besok kita bawa Saimon kesana.” Monica tiba-tiba menjelaskan.
Dua tahun ini, Monica sudah menganggap Saimon sebagai keluarganya sendiri, bagaimanapun juga tidak mungkin Monica membiarkan Saimon terus dalam kondisi gila seperti ini.
Fifi tersipu malu, mendengar perkataan Monica, ia kemudian menegadahkan kepalanya, “Kakak, aku tidak punya begitu banyak uang, kalau ……”
“Aku tahu, bukankah kita sudah sepakat? Masalah ekonomi, bisa kita bahas nanti di lain waktu, bagaimanapun juga, kita tetap harus memeriksa apa yang terjadi dengan Saimon, karena tidak mungkin dia yang awalnya baik-baik saja menjadi seperti ini dengan tiba-tiba.”
Saimon yang mendengar mereka berdua membahas dirinya pun meresa tak enak hati, karena memang dirinya pun hanya berpura-pura menjadi gila, tidak pernah sakit sekalipun, mereka pun bukan berasal dari keluarga yang berlebih, hanya saja dia tidak ingin Monica dimanfaatkan oleh orang lain, mendengar percakapan mereka berdua, dia tiba-tiba berdiri dengan penuh gairah, mulutnya berguman.
“Tidak mau ke dokter, tidak mau ke dokter……” Kemudian berjalan melompat meninggalkan mereka.
Melihat Saimon yang kembali melakukan hal-hal gila itu, hati Monica terpukul, nyaris meneteskan air matanya.
Saimon terus berlari keluar, kemudian perasaannya sungguh sangat tertekan, rasanya ingin sekali mandi melepaskan penat, kembali melirikkan pandangannya tersenyum-senyum dan tanpa perasaan khawatir berlari ke arah tambak ikan.
Tapi, baru saja berjalan menuju arah perbatasan desa, dia melihat sebuah Mobil Jeep, ia pun tercengang heran, hatinya membatin keluarga siapakah dia begitu tampil elegan.
Mobil itu segera memasuki Desa Zhao, mereka yang berjumlah lima orang, turun bersamaan dari mobil itu, satu diantaranya terlihat sangat dewasa, tiga pria dan satu orang wanita lainnya terlihat tampak remaja, penampilannya sangat memukau, terlebih lagi wanita itu, berjalan melenggak-lenggok, rok pendek yang ia kenakan memamerkan paha mulusnya, Saimon terkesima dibuatnya, bahkan mereka sudah berjalan jauh sekalipun, pandangan Saimon tak mampu terelakkan.
Menurutnya, mereka berjalan ke arah rumah Jacky, pandangan matanya kini nampak lebih meneliti, kemudian tanpa perasaan ragu berlari mengikuti, dia harus memastikan mereka yang bukan bagian dari desa ini, ada tujuan apa mencari Jacky, karena rata-rata siapapun yang mencari Jacky, bisa dibilang sekelompok orang yang patut dicurigai, bisa saja ini berkaitan dengan kematian ayahnya.
Dia berkali-kali mengedipkan matanya, tak disangka dia telah tiba tepat di sebuah gang, begitu memasuki gang tersebut, Saimon kembali berubah, menepuk-nepukkan bagian wajahnya, mengusap beberapa air liur yang sudah menetes di sisi bibirnya, menghindari kerumunan, dan tibalah di bagian tembok belakang rumah Jacky, ia memastikan bahwa di taman rumah tersebut tidak ada orang, kemudian memanjat memasuki taman belakang itu.
Melihat di dalam ruangan tersebut, Jacky tampak sangat hormat dan segan, menuangkan beberapa kali teh kepada mereka, dan ini membuat kecurigaan Saimon semakin tajam, Jacky adalah seorang kepala Biro Keamanan Masyarakat yang memiliki hak tinggi, bagaimana bisa dia tidak memlihatkan sikap kewibawaan sebagai warga desa ini, melainkan seperti sedang ingin terlihat baik di hadapan mereka, beberapa orang diantaranya ini pasti ada maksud tersembunyi.
Dalam ruangan itu, mereka duduk terpisah di samping meja, beberapa raut wajah pemuda itu tampak sangat angkuh, dan wanita yang mengenakan rok pendek tadi, memang lebih ramah, bagi Saimon beberapa paman tua itu memang terlihat sangat mengerikan, dan Jacky, kedua pandangannya seperti ingin terus melihat sesuatu pada wanita itu.
Di tengah-tengah cacian Saimon dalam hati itu, sangat terlihat bahwa yang mengepalai kelompok mereka pria paruh baya itu, memulai pembicaraan.
“Bapak Kepala Desa – Pak Jacky, kedatangan kami kemari tidak ada maksut lainnya, kami hanya ingin memasuki daerah pegunungan ini, melakukan beberapai kegiatan, bisa kah kamu menyiapkan seorang pemandu pada kami, dan mengenai feenya ......”
Belum sempat pria itu menyelesaikan maksut dan tujuannya, Jacky langsung menyeringai menyetujui, “Baiklah, aku paham. Akan aku sediakan pemandu handal, dan aku jamin akan memberikan kepuasaan tersendiri.”
Tindakan Jacky yang menghilangkan martabat itu membuat Saimon merasa jijik, begitu caranya mendapatkan uang, memang benar-benar pengecut si Jacky ini.
“Akan ada fee 6juta untuk pemandu. Sementara kamu, akan aku berikan 4juta sebagai perantara yang mengenalkannya, dan kalau memang nanti bisa dapatkan sesuai yang kami mau, akan ada tambahan satu juta lagi, bagaimana?”
Nada bicara pria itu sungguh menggiurkan, tapi justru berbalikan dengan Saimon, ia merasa kesal, mereka berusaha memanfaatkan kami dengan nilai nominal tersebut, karena mengetahui Desa Zhao bagaimanapun caranya tidak akan mampu mengumpulkan uang sebanyak itu, Saimon semakin geram, ingin rasanya ia memasuki ruangan dan mengatakan aku tidak gila, aku yang akan menjadi pemandu.
Begitu Jacky mendengan penawaran tersebut, wajahnya memasang senyum manisnya, “Gampang, gampang, aku akan mengenalkan pada kalian seseorang yang memang ahli di bidangnya.”
Janji Jacky semakin membuat pria itu tertarik, “Ahli?”
“Iya. Jika kalian ingin berburu babi liar, khawatirnya itu akan menjadi ganas dengan tiba-tiba, sekalipun pemburu yang sudah berpengalaman, kalian sungguh tidak akan semudah itu mengekepungnya, maka dari itu aku akan meminta Mamet membawa mu, keahlian berburu anak ini tidak perlu diragukan lagi….”
Begitu Saimon mendengar pernyataan Jacky, dia tak mampu menahan gejolak di hatinya, bahkan aku sudah sampai sekarang ini, bagaimana mungkin aku tidak mengetahui Mamet pun memiliki kemampuan berburu, sungguh kurang ajar Jacky, bualan manisnya sungguh tak dapat terelakkan.
Pria paruh baya itu mulai membidik ke arah Jacky dengan tatapan ragu, seakan tak percaya dan ingin meyakinkan ucapan Jacky apakah benar, sampai pada akhirnya baru saja Jacky ingin membuka tawaran lainnya.
“Baiklah, kalau begitu kalian boleh memilih siapa yang kalian percaya.”
Setelah pria paruh baya itu menyetujuinya, raut mukanya tampak sangat berseri-seri, kemudian mengeluarkan sejumlah uang dari dalam tasnya kemudian di letakkannya di meja.
“Silahkan ambil uang ini, besok pagi buta kami akan mulai perjalanan ini.”
Jacky segera menerima uang itu.
“Baiklah, baiklah, anda tenang saja, aku akan menyiapkannya sematang mungkin.”
“Segera cari orang yang tepat, besok pagi aku akan temui kamu lagi, jangan urus hal lainnya lagi.” Kata pemuda itu, kemudian melanjutkan bahasannya kepada pria paruh baya, “Paman, ayo kita pergi.”
Saimon yang mengetahui pembicaraan mereka telah usai, segera menyembunyikan diri agar tidak ketahuan, tubuhnya bersembunyi di salah satu kamar Jacky, setelah sekumpulan diantara mereka keluar, baru saja menghela nafas lega, tiba-tiba mendengar suara Nikita yang begitu bahagia.
“Uangnya banyak sekali. Golongan orang apa mereka, hanya demi berburu bisa memberikan uang begitu banyak, kalau saja setiap tahun bisa datang beberapa kali, kita pasti akan kaya raya.”
“Kamu ini, pelankan suaramu, jangan sampai orang lain dengar. Kasih aku 2juta, akan aku berikan orang lain.” Jacky memelankan suara amarahnya.
“Kasih siapa ? ini kan uang kita, atas dasar apa kamu ingin memberikannya untuk orang lain?”
“Kamu ini bodoh ya, pemuda ini bukan sekelompok orang yang bodoh, kalau besok mereka tahu uang ini tidak sampai ke tangan Mamet, bukankah semua nya akan terbongkar?”
Saimon yang masih berada di sekitar rumahnya, memahami alur cerita tersebut, ia terus bergumam bahwa Jacky sungguh bukan seorang panutan, hatinya licik, jelas-jelas mereka memberi Mamet 6juta, dan dia hanya memberikan sebagian kecil dari nya.
Saimon ikut merasakan ketidakadilan ini, tapi yang sangat membuatnya tak habis pikir, mengapa Jacky bisa merekomendasikan Mamet dalam urusan ini, Mamet bukanlah seorang ahli berburu, hanya demi sejumlah uang dan aku yakin Mamet pun akan menerimanya secara terpaksa.
Saimon pun terus merasakan kegelisahannya tentang Mamet, sungguh tragis, baru saja tahun lalu menikahi istrinya, dan kini akan berpisah jarak selama beberapa waktu.
Novel Terkait
Cintaku Pada Presdir
NingsiCinta Tak Biasa
SusantiCinta Yang Terlarang
MinnieMi Amor
TakashiMore Than Words
HannyPenyucian Pernikahan
Glen ValoraTen Years
VivianKembali Dari Kematian
Yeon KyeongHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)