Hei Gadis jangan Lari - Bab 95 Mau atau Tidak
Tanpa disadari, Saimon beranjak mundur, dia tidak menginginkan Fifi meraba bagian dalam celananya, akan ribet urusan jika aku merasakan rangsangan itu lagi.
“Dasar bodoh kau, Nikita boleh saja menikmatimu, bahkan aku hanya meraba pun tidak boleh?” Sahut Fifi dengan nada heran.
“Hehe, Saimon sedang dalam keadaan kotor.” Senyum ringan Saimon.
“Kotor? Kamu masih menyadari dirimu kotor? Coba kamu jawab, beberapa hari ini sudah menikmati berapa tubuh wanita, tapi kamu tidak pernah merasakan ke khawatiranku …..” Omelan Fifi seperti seorang istri yang sedang meluapkan amarah pada Saimon, namun ini membuat Saimon merasa tak enak hati.
Sambal lalu, Fifi merasakan penolakan itu dan perlahan melepas Saimon, mengelus batang hidungnya seakan mencium aroma tak sedap, “Aroma apa ini, seperti aroma obat traditional, apa iya Nikita memintamu menggunakannya.”
Sstt …. Nyaris saja Saimon menertawakan Fifi, bukankah jika cairan wanita dan pria bercampur menjadi satu memang akan tercium aroma seperti ini? Nantinya jika kamu bercampur denganku pun juga akan mengetahui aroma ap aini.
“Hehe, ini jamu, jamu, Bibi muda minum jamu.” Saimon menjawab ngawur.
“Kamu ini bodoh ya, minium obat traditional dari Nikita…… huh, apa pula yang dibicarakan kakak dengan kedua wanita itu di dalam, kenapa begitu dlama.”
Baru saja Fifi selesai melampiaskan omelannya, tak lama kemudian Saimon mendengar denting batang jagung, disusul dengan penampakan Monica berjalan keluar.
“Kak, apa yang kamu obrolin dengan Nikita? Kenapa lama sekali, apa kamu meminta mereka untuk tidak mengganggu Saimon lagi?” Tanya Fifi penasaran.
“Dasar gadis bodoh, saat ini mereka justru menjadi jimat dan jaminan Saimon, bagaimana bisa dengan mudahnya membiarkan mereka pergi begitu saja.” Monica menjawab tenang.
“Hah? Berarti, mereka berdua bisa saja setiap hari meminta hal itu kepada Saimon.” Fifi sedikit cemburu.
“Belum tentu, bagaimanapun juga Jessline masih belia dan belum menikah, masih agak sedikit malu, kejadian barusan, kejadian saat Saimon Bersama dengan Nikita, aku rasa ini pun juga ide dari Nikita. Ternyata, Nikita ini yang mengambil kesempatan untuk melakukannya dengan Saimon.”
“Ya sama saja dong, Kak. Aku tetap tidak ingin Saimon melakukannya dengan siapapun diantara mereka berdua.”
“Yasudah kalau begitu, kamu saja yang melakukannya dengan Saimon, aku pun tidak melarang. Bodoh, kamu sendiri merasa ketakutan, tapi kamu sendiri juga yang menolaknya, tahu rasa!” Monica menatap Fifi, kemudian melanjutkan perkataannya, “Aku berusan hanya melakukan negosiasi dengan mereka, meminta mereka untuk menyampaikan kepada Jacky agar diberikan hak atas kolam ikan tersebut, istri Jacky dan adiknya pun bersamaan menyetujuinya.”
Mendengar pernyataan Monica, Saimon terkejut, dia tak menyangka bisa menggunakan cara seperti ini untuk mengambil alih kolam ikan tersebut. Jessline yang sebagai penengah, sekalipun Jacky tahu bahwa istrinya melakukan perbuatan intim dengan dirinya dan tetap tidak ingin memberikan pada Monica, ia pun tidak akan bisa menolaknya.
“Sungguh? Kalua begitu kita akan mendapatkan banyak uang. Setelah itu, kita bisa membawa Saimon untuk periksa.” Sahut Fifi Bahagia.
“Betul sekali, kita bisa membawa Saimon berobat, kemudian membiarkannya menikahimu, bukankah ini pertanda aku begitu baik padamu.” Jawab Monica memanjakan Fifi.
“Kakak ini bilang apa, kalaupun ada yang harus menikah, itu adalah kamu, kak. Kamu menikah dengan Saimon, hehe … kakak, punyamu sudah bisa mengurangi rasa kencang itu?”
“Gadis bodoh ….. bagaimana mungkin aku bisa menikah dengan Saimon…..” muka Monica memerah, sebenarnya dia ada sedikit rasa pada Saimon, tapi bagaimana mungkin kakak beradik menikahi satu orang pria yang sama.
Saimon yang melihat gerak gerik Monica seakan memahami apa yang sedang membuatnya bimbang, tertawa manja mendekati Monica.
“Melamar Bibi, Saimon tidak ingin pisah dengan Bibi, hehe, Saimon mau suntik Bibi.” Saimon langsung merangkul Monica.
“Apa yang kamu katakana Saimon, kamu pikir kamu bisa menyuntik sembarangan.” Pernyataan Saimon barusan membuat Monica tersipu malu, segera mungkin Monica ingin melepas rangkulan Saimon itu, namun tiba-tiba dia merasakan ada sesuatu yang menyentuh dari bagian bawah, tanpa ragu Monica langsung melihat ke bagian bawah tubuh Saimon, benar saja, saat itu kondisi Saimon masih Nampak sangat kencang, belum terlihat normal.
“Kamu, cepat lepaskan Bibi, sesuatumu menyentuh Bibi.”
“Tidak, Saimon tidak mau, Saimon suka sama Bibi, Saimon mau Bersama dengan Bibi.” Saimon berkata lega, kedua Bibi ini adalah milikku, jangan ada satupun yang bisa lepas dari genggamanku.
“Oke, oke, oke. Bibi akan bersamamu, tapi ayo kamu bangun dulu.” Monica hanya merasakan ketidaknyamanan sesuatu yang menyentuhnya di saat ia sendiri belum merasa bebas.
Fifi pun melihat keanehan dari Monica, dia mendapati bagian pantat Monica yang seperti menyembunyikan sesuatu dari Saimon, dia pun melihat penasaran, kemudian tertawa.
“Kak, Saimon menyukaimu. Coba lihat, padahal baru saja dia mengeluarkannya, dan sekarang dia masih menginginkannya denganmu. Saimon, apa kamu ingin menyuntik Bibi Monica?”
“Suntik, Saimon mau suntik Bibi Monica.” Saimon diam-diam memuji kecerdasan Fifi.
“Gadis bodoh, diam kamu. Sudah, lepaskan aku, pulang ke rumah dan mandi sana, tubuhmu sudah kotor.” Monica menjawab malu.
“Hehe, mandi, mandi yang bersih, setelah itu menyuntik Bibi Monica, hehe ….”
Saimon tertawa dan berlari riang ke arah rumah, ulahnya kali ini sungguh membuat Fifi tertawa, “Kak, lihat saja. Dia demi ingin menyuntikmu, dia segera berlari …..”
“Kamu sedang apa masih berdiri tercengang disini, segera kejar dia, aku tak ingin membiarkannya berkeliaran sendirian lagi.”
Kedua kakak-beradik itu kemudain mengejarnya.
Waktu berjalan begitu cepat, malam telah tiba, Saimon diam-diam memasuki rumah Angel, mencoba mengajar Kerjasama mengenai godaan Merry terhadap Jacky.
“Bibi, apakah kamu sudah menyampaikannya Kepada Kak Andy? Apa dia menyetujui Merry menggoda Jacky?”
Hanya ini yang bisa kita lakukan, Merry menggoda Jacky. Namun, bagaimanapun juga tetap harus mendapatkan persetujuan dari Andy, karena jika tidak, Merry pasti tidak akan mau bekerjasama dengan kita.
“Bagaimana mungkin dia bisa tidak menyetujui jika ingin menghancurkan Jacky? Hanya saja, sangat disayangkan, Merry, huft, kamu belum pernah melihat betapa putihnya milik Merry itu, huft, bahkan aku yang melihatnya ingin rasanya menciumnya.”
Saat Angel mengutarakannya, ia terus memperhatikan Saimon, begitu memperhatikan Saimon yang merinding mendengarnya, barulah dia memancing pertanyaan, “Saimon, coba kamu beritahu Bibi, apa kamu ingin melakukan hubungan intim dengan bagian tanpa bulu sedikitpun?”
“Omong kosong, siapa yang tidak mau …..” Saimon menjawab spontan, kemudian tersadar dengan kejanggalannya itu, Kembali menimpali, “Lalu apa hubungannya denganku, aku pun tidak mungkin melakukannya dengan Merry.”
“Bodoh kau, kamu anggap aku ini bodoh, Merry adalah adikku, mana mungkin membiarkan tanpa syarat padamu. Maksutku, kalau memang kamu menyukai tanpa bulu, hehe, aku pun bisa tanpa bulu.” Angel pun mencengkram bagian vital Saimon.
Mendengar pernyataan Angel, Saimon menelan ludah dalam-dalam, “Maksut Bibi? Akan sama dengan Jakson mencukur bulumu?”
“Kenapa? Tidak suka? Setelah punya Bibi mulus tanpa bulu, bisa jadi juga justru akan lebih indah dari milik Merry.”
“Hehe, tentu saja, Bibi pun montok, pasti lebih menawan dibandin wanita lainnya.” Saimon membayangkan tubuh Angel tanpa bulu sedikitpun, dan kini SAimon mulai merasakan kehangatan itu.
“Melihat gerak gerikmu ini, seperti sedang menikmati bayanganmu, bagaimana, ingin menikmati keindahan surga dunia dengan sesuatu premium?” Angel menggodanya dari belakang sembari menodongkan alat cukur padanya.
Novel Terkait
Cinta Yang Terlarang
MinnieThick Wallet
TessaCantik Terlihat Jelek
SherinSee You Next Time
Cherry BlossomHalf a Heart
Romansa UniverseHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)