Hei Gadis jangan Lari - Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
Begitu kata-kata Andy keluar maka semua mata para wanita yang hadir tertuju pada wanita yang sedang berbicara dan wanita itu merasa wajahnya panas meskipun dia punya keyakinan dengan ukuran orang yang ada di rumahnya tapi sekarang siang bolong dan menyuruhnya menyentuh bagian pria itu maka wajahnya terlihat panik.
"Kakak ipar, mengapa kamu merasa malu, bukankah ini untuk mempertahankan harga diri priamu."
"Benar, kakak ipar tidak perlu takut dan sentuh sepuasmu dan kita akan memotongnya jika punya bocah ini tidak sebesar punya priamu!"
Kata-kata para wanita yang ada di sekitarnya membuat hatinya merasa gatal karena dia seumur hidup ini masih belum pernah melihat barang pria lain selain barang prianya sendiri, meskipun dia sering menggoda orang lain yang terlihat sepertinya pikirannya sangat terbuka tapi itu hanya di permukaannya saja, sebenarnya dia adalah orang yang konservatif jika tidak maka tidak mungkin dia tidak pernah curi makan karena sudah lama menikah tapi alasan yang paling utama adalah barang prianya sangat luar biasa, benar-benar seperti yang dia katakan, berteriak sepanjang malam.
"Kakak ipar, kamu sudah punya pengalaman mengapa masih perlu panik menyentuh barang itu? Kamu bukan gadis kecil lagi dan mungkin barang ini setiap malam ada di perutmu. Begini saja, jika setelah kamu menyentuhnya dan terbukti jika barang bocah ini tidak sekuat punya priamu maka aku akan menghadiahkan ikan ini untukmu!" Andy berkata penuh keyakinan.
"Benarkah?"
"Pasti!"
Andy menggoda wanita ini dan tiba-tiba ada teriakan dari dalam kerumunan.
"Ya ampun, lihat, lihat bagian celana bocah itu!"
Setelah terdengar suara teriakan wanita maka mata para wanita tertuju pada celana Saimon dan di sana terlihat sebuah tumpukan besar yang seolah-olah akan merobek celananya dan para wanita yang mengelilingi adalah para wanita yang sudah menikah dan punya suami dan mereka bisa langsung menebak ukurannya dengan tumpukan sebesar itu.
Gruk, gruk..... terdengar suara orang-orang menelan ludah. Banyak wanita terutama wanita yang tidak harmonis dengan suaminya sedang memikirkan diam-diam dalam hati bagaimana rasanya jika ditunggangi barang besar seperti itu dan takutnya tempatnya tidak bisa muat untuk itu.
Dan wanita yang terus bingung apakah mau menyentuhnya atau tidak menelan ludahnya setelah melihat celana Saimon, ya ampun, ini sudah jelas lebih besar dari prianya meskipun tidak perlu menyentuhnya dan dia benar-benar belum pernah menyentuh yang sebesar ini dan dia ingin mencoba menyentuhnya.
Andy melihat mata wanita itu yang ragu dan tiba-tiba tahu jika wanita ini kaget dengan barang Saimon yang tiba-tiba membesar dan dia tahu jika wanita itu pada saat ini pasti ingin menyentuhnya tapi akhirnya dia ragu.
"Kakak ipar, jangan malu karena para kakak ini sedang menunggumu merabanya dan cepat kamu sentuh untuk memberikan jawaban kepada mereka!" Andy terkekeh.
"Benar, kakak, cepat raba, kita semua wanita dan siapa yang tidak mengharapkan jika punya barang pria yang besar dan bisa digunakan, kami juga sangat rakus, jika kamu sudah menyentuhnya maka kami juga bisa ikut menyentuhnya." Wanita yang ada di belakang tidak berhenti mendesaknya.
Wanita secara alami akan merasa penasaran ketika melihat barang milik pria dan Saimon menjadi orang yang sangat didambakan wanita tapi mereka malu untuk menjadi orang pertama sehingga mereka mendesak wanita ini.
Hati wanita pada saat ini juga sangat gatal dan dia berkata ketika mendengar orang-orang mendesaknya, "Baik, aku akan mewakili orang-orang untuk menyentuhnya dan aku akan membawa pergi semobil ikan ini jika kurang besar!"
Semua orang yang ada di sini bisa mendengar jika kata-katanya bertentangan dengan apa yang ada dalam pikirannya tapi tentu saja tidak ada orang yang akan membongkarnya, wanita itu terlihat berjalan selangkah demi selangkah ke arah Saimon sehingga membuat mereka menahan napasnya.
Wanita itu menjilat lidahnya setelah berada di depan Saimon lalu memasukkan tangannya yang gemetaran ke dalam celananya lalu dia melotot dan berteriak.
"Ya ampun, ini bukan manusia tapi badak, besar sekali..... sekeras batu....."
Suara teriakan wanita membuat kerumunan menjadi riuh karena satu per satu ingin meraba barang Saimon.
"Kakak ipar, apakah barang saudaraku ini lebih besar dari punya priamu atau tidak?" Andy tertawa terkikik.
"Besar, sial, super besar, lubang sebesar apa yang bisa muat barang sebesar itu."
Wanita itu berkata dan berusaha menjepit kedua kakinya dan tiba-tiba merasa di dalamnya terasa panas dan lembab lalu mengangkat kepalanya untuk melihat Saimon, badan kekarnya sangat menarik dan tanpa sadar dia merabanya sehingga Saimon merasa nyaman dan hampir berteriak, dia diam-diam berkata supaya wanita ini cepat pergi setelah merabanya tapi dia malah merabanya lagi, apakah dia mau membangkitkan apinya?
Tapi wanita itu bukan hanya melakukan itu saja, dia telah menyentuhnya dan dia malah ingin melihat bagaimana bentuknya sehingga tangan lainnya memegang celana Saimon karena dia ingin membuka celananya.
"Aduh, kakak ipar, kamu sudah menyentuhnya buat apa menarik celanaku?" Saimon ketakutan sambil memegang celananya.
"Saudaraku, tidak puas jika hanya diraba saja maka biarkan kakak melihatnya karena kakak tidak nyaman jika tidak melihatnya." Wanita itu pada saat ini sudah tidak ragu seperti semula lagi.
Para wanita yang ada tidak bisa menahan diri untuk melihatnya ketika melihat wanita itu menyentuhnya karena hati mereka juga penasaran dengan besarnya ukuran barang itu sehingga mereka tidak merasa malu lagi.
"Aduh, aduh, kakak ipar mana bisa seperti itu, bukankah terlalu vulgar jika memperlihatkan barang ini di tempat umum? Cukup sentuh saja sudah....."
Kata-kata Andy membuat para wanita kecewa, dia merasa gelisah karena hanya bisa menyentuhnya tapi tidak bisa melihatnya, untungnya kata-kata Andy selanjutnya membuat mata semua wanita yang ada di sana menjadi bersinar.
"Tapi kalian bisa mengintip celananya jika kalian membeli ikan kami...... hehe....."
Senyum jahat Andy membuat Saimon merasa dihina, memangnya aku dianggap sebagai apa sehingga orang bisa melihat sesukanya.
"Baik, baik, aku beli, aku akan membeli dua ekor, ini uangnya, kamu tangkap ikan untukku dan aku akan melihatnya sendiri!" Wanita itu buru-buru memberikan uang kepadanya lalu mendekatkan kepalanya ke celana Saimon.
"Ya ampun, kita tidak tahu jika tidak melihatnya dan menakutkan ketika melihatnya, sial, ini benar-benar satu kali lipat lebih besar dari ukuran pria di rumahku, bocah ini benar-benar badak!" Selanjutnya Andy berkata, "Apakah karena memakan ikan ini?"
"Memangnya ini palsu?!"
"Baiklah, aku tambahkan uangnya lagi, kasih aku empat ekor, sial, aku akan menyuruh priaku memakannya nanti untuk membuatku melayang ke angkasa!"
Andy tersenyum cerah sewaktu mendengar kata-kata wanita itu, ternyata menyuruh para wanita menyentuhnya merupakan cara yang benar sehingga para wanita yang di belakang manjadi kacau.
"Baiklah, aku akan membiarkanmu melihatnya lebih lama lagi!" Andy berkata dengan murah hati.
.....
Hati Saimon menjadi panik ketika melihat sekelompok wanita berdesakan ke arah tempat ikan, bukankah ini akan membuat barangnya menjadi bengkak.
Dia menjadi marah, sewaktu dia menunggu pembeli selanjutnya datang menyentuhnya, dia tiba-tiba merasa bokongnya ditusuk lalu dia berbalik dan melihat wanita yang telah merabanya tadi terlihat malu sambil berbisik.
"Bocah, mainlah denganku setelah menjual ikan dan aku akan menunggumu di sudut depan."
Saimon bersiap menolaknya tapi wanita dua puluhan yang penampilannya tidak buruk berkata lagi, "Aku akan membayarmu empat puluh ribu!"
Novel Terkait
Waiting For Love
SnowAkibat Pernikahan Dini
CintiaInnocent Kid
FellaVillain's Giving Up
Axe AshciellyWonderful Son-in-Law
EdrickBeautiful Lady
ElsaHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)