Hei Gadis jangan Lari - Bab 5 Berhenti Di Sana
Air kolam ikan yang dingin itu mempercepat kecepatan pemikirannya. Saimon, yang ingin mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi, tiba-tiba menuangkan air ke dalam mulutnya, lalu tersenyum seperti orang bodoh, diam-diam memaki-maki, dan pada akhirnya membuka matanya!
Ketika memikirkan pertemuan yang aneh itu, Saimon diam-diam menelan ludahnya. Kali ini dia ingin membunuh Jacky dan tidak ada yang bisa menghentikannya. Ketika Saimon mengepalkan tangannya, merasakan kekuatan besar pada tubuhnya, dia pun menjadi sangat senang. Dia, yang melihat ada sebuah pohon dari suatu kejauhan, segera melompat ke sana, lalu meninju pohon tersebut.
Krak... Pohon besar itu tumbang. Melihat tidak ada jejak yang tersisa di pohon itu, Saimon pun menelan ludahnya. Dia pun tahu bahwa hidupnya mulai saat ini akan berubah sepenuhnya.
Dia seperti anak kecil yang penuh semangat, terus-menerus mengeksplorasi perubahan pada tubuhnya. Keajaiban pada perubahan tubuhnya ini membuatnya tergila-gila...
Saat dia mulai mengenal sedikit tubuhnya, dia langsung mendengar suara gemerisik dari suatu kejauhan. Saking terkejutnya, dia segera menundukkan kepalanya, diam-diam berpikir apakah mungkin orang-orang yang menenggelamkannya itu datang untuk memastikan bahwa dirinya sudah meninggal atau tidak. Jika demikian, Saimon tidak akan keberatan untuk langsung memebereskan orang-orang itu.
Ketika berpikir seperti itu, Saimon pun berjongkok di rerumputan, menyembunyikan tubuhnya sambil menahan napasnya, tetapi gambaran berikutnya malah membuatnya tidak tenang.
Dia melihat tubuh anggun suatu wanita yang berangsur-angsur muncul dari rumput di hadapannya.
Tubuh wanita itu tampak seksi dan memiliki pinggang yang ramping. Sebelum Saimon bisa melihat wajah wanita itu, wanita itu melihat sekeliling, setelah memastikan tidak ada siapa-siapa, dia segera berjongkok di rerumputan. Di saat Saimon sedang terbengong melihatnya dari belakang, wanita itu melepas celananya, memperlihatkan bokong putihnya, dan kemudian diikuti dengan suara desiran air.
Pandangan mata Saimon terus tertuju padanya. Meskipun dia pernah melihat bagian tubuhnya Nikita, tetapi pantat wanita di hadapannya masih dapat membuatnya merasa panas dan bergairah.
Saimon menelan ludahnya, tiba-tiba merasa bahwa tubuhnya sudah tidak dapat dikendalikan, dan mulai bereaksi dengan ganas, membuatnya ketakutan.
Meskipun dia merupakan seorang remaja yang memiliki kekuatan yang besar, dia masih bisa menahan dirinya dari godaan kecil seperti itu, tapi sekarang dia sudah tidak bisa mengendalikannya, dan ingin segera menerkam tubuh wanita itu.
Penemuan semacam ini membuatnya terkejut. Dia berpikir secara naluriah bahwa itu seharusnya akibat gejala sisa yang disebabkan oleh perubahan mendadak pada tubuhnya. Jika dia bisa introspeksi dirinya, dia saat ini pasti akan menyadari ada seekor naga di dalamnya yang ingin bergegas keluar dari tubuhnya.
Saimon berusaha keras untuk mengendalikan tubuhnya. Jika dia pada saat ini bergegas keluar, reputasinya akan habis begitu wanita itu memanggil namanya. Dia masih belum menikah dan memiliki anak, jadi jangan sampai reputasinya menjadi buruk hanya karena dirinya mengintip pantat wanita itu.
Ketika berpikir demikian, dia diam-diam mundur ke belakang, ingin mengambil kesempatan saat wanita ini tidak memperhatikannya untuk melarikan diri. Namun, dia saat ini masih belum bisa sepenuhnya beradaptasi dengan perubahan mendadak di tubuhnya. “Brak.” Ketika dia mengangkat kakinya, dia menginjak suatu tongkat seukuran pergelangan tangannya, karena tidak dapat mengendalikan kekuatan kakinya, tongkat tersebut patah. Dia pun terkejut dan langsung terdiam di tempat, matanya menatap ke arah wanita di depannya, berharap dia tidak mendengar bunyi tersebut.
Tapi semuanya tentu tidak akan berjalan sesuai keinginannya. Dia adalah orang yang kuat, tetapi dia tidak dapat memanipulasi kesadaran manusia. Pada saat suara itu berbunyi, wanita di hadapannya tiba-tiba berdiri dari rerumputan. Saimon kini dapat melihat jelas wajah wanita itu.
Dia menelan ludahnya, diam-diam bertanya, bukankah ini istrinya Tommy, Angel? Wanita ini sangat galak, jika dia tahu bahwa Saimon sedang mengintip pantatnya, dia akan langsung berteriak kencang.
Angel pada hari ini akan pergi ke desa tetangga untuk mampir. Ketika dia berjalan ke kolam ikan, dia tiba-tiba merasa ingin membuanng air kecil. Melihat tidak ada orang di sekitarnya, dia langsung berjongkok di rerumputan dan membuang air kecil, tetapi dia tidak menyangka akan ada orang di sini. Dia pun segera mengenakan celananya, lalu berjalan mengikuti arah suara tersebut.
Melihat Angel perlahan-lahan mendekat kemari, Saimon saking takutnya, tiba-tiba membalik badannya, berpikir untuk segera kabur dari sini. Namun, begitu dia membalik badannya, ia langsung mendengar suara Angel.
"Saimon, berhenti di sana!"
Ketika mendengar Angel memanggil namanya, Saimon pun tahu bahwa dia tidak bisa melarikan diri lagi, jadi dia hanya bisa terkekek-kekek dan mencoba untuk menjelaskannya. “Angel, Kak Angel, tolong jangan salah paham, aku hanya..."
Sebelum Saimon dapat menyelesaikan perkataannya, Angel berlari dua langkah ke arahnya, dan dengan ganas menjewer telinga Saimon.
"Bagus ya Saimon, berani sekali mengintip kamu mengintip pantatku. Ayo, ikut aku pergi ke desa.”
Mendengarkan perkataan Angel, Saimon seketika terkejut. Dirinya tentu tidak boleh sampai pergi dengannya, kalau dia pergi, maka reputasinya akan menjadi buruk. Selain itu, sekarang si bajingan Jacky masih mengira dia sudah mati, jadi bagaimana bisa dia mengekspos dirinya masih hidup sedini ini, kan.
Ketika memikirkan hal ini, Saimon segera melepaskan jeweran Angel. Namun, dia kini sudah berbeda dari sebelumnya. Sebelumnya, dia harus mengerahkan seluruh tenaganya, dan mungkin dirinya akan dicabik Angel, tetapi sekarang, Saimon dalam sekejap dapat mendorong Angel ke tanah. Terdengar suara benturan keras, lalu diikuti oleh rintihan kesakitan Angel.
"Aih! Dasar bocah sialan. Kamu ingin membunuhku dengan tenaga besarmu itu…”
Sebelum Angel dapat menyelesaikan perkataannya, tenggorokannya seakan telah dicekik, membuatnya berhenti berbicara, lalu matanya langsung tertuju pada bagian bawah Saimon.
Teman kecil di balik celananya menjulang ke atas. Saat Angel melihatnya, dia pun bisa langsung menebak ukurannya besar atau kecil, lalu dia teringat bahwa prianya, yang tampak begitu kekar dan kuat bagaikan seekor badak, sebenarnya terasa seperti seukuran jarum. Selain itu, setiap kali mereka melakukannya, hanya dalam beberapa gesek saja, ia langsung berhenti, membuat Angel merasa seakan digelitik. Dirinya pun merasa seakan sedang menantikan sesuatu yang menyenangkan, tapi ujungnya malah dikecewakan, memikirkan bahwa dalam berapa malam ia harus menyelesaikannya sendiri, dimana membuat Angel sedih.
Pada saat ini, melihat teman kecilnya Saimon, jantung Angel berdebar-debar. Dia kini sudah berusia tiga puluh tahun, dimana merupakan masa yang ganas dan brutal, sering berselisih dengan suaminya. Pada saat ini, bagaimana mungkin jantungnya tidak berdebar-debar ketika tiba-tiba melihat seorang pemuda yang kuat seperti Saimon, bukan. Dia pun memutarkan matanya dan pikirannya malah memiliki suatu rencana yang lain.
"Saimon, kamu, kamu kenapa bisa sebesar ini?"
Saimon awalnya sedang berpikir bagaimana harus meminta maaf begitu mendengar makian Angel, tetapi setelah mendengar ada perubahan pada suara Angel, ia menjadi agak bingung, kemudian mengikuti arah tatapan Angel dan menundukkan kepalanya. Dia pun ikut terkejut. Sial, kenapa bisa menjadi sebesar itu, ini bahkan dua kali lebih besar dari biasanya.
Novel Terkait
Rahasia Istriku
MahardikaDemanding Husband
MarshallKembali Dari Kematian
Yeon KyeongVillain's Giving Up
Axe AshciellyDewa Perang Greget
Budi MaLelaki Greget
Rudy GoldUnlimited Love
Ester GohHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)