Hei Gadis jangan Lari - Bab 17 Amati dan pelajari
Waktu berlalu dengan cepat, Saimon sudah tidur mati, dan tidak bangun sampai malam hari. Saat ini, Nikita sudah tiba di rumah Monica.
“Adik, apakah Saimon ada di rumah?” Nikita berteriak begitu dia memasuki halaman rumah.
Melihat Nikita yang mengenakan bawahan celana dalam dan atasan baju longgar lengan pendek datang kesini, Monica dan Fifi dalam hati berkata betapa pintarnya wanita ini.
“Kakak, lihat wanita ini, datang dengan pantat telanjang.” Fifi mengerutu.
Monica adalah kakak, dia tahu jelas jika adiknya sedang merasa tidak nyaman, ia membujuknya dan berkata, "Fifi jangan khawatir, ketika kamu sudah mempelajari bagaimana cara merayu Saimon dari Nikita, kakak akan membiarkanmu bersama Saimon sepanjang hari."
"hah, kakak, apa yang kamu bicarakan!"
Begitu kedua kakak beradik itu selesai berbicara, Nikita memasuki rumah. Begitu dia masuk, matanya terus menatapnya, ia seperti tidak sabar, dan membuat kedua kakak beradik itu merasa heran. Apakah rasanya senikmat itu, sampai Nikita pun berubah menjadi seperti itu.
“Adik, dimana Saimon?” Nikita tidak sabar dan bertanya.
“Didalam kamar.” Monica menunjuk kearah itu.
“Oh, aku sangat merindukannya, aku harus kenyang hari ini!” Begitu Monica memberitahunya, Nikita pun dengan buru-buru masuk ke dalam kamar.
Begitu dia memasuki kamar. Dibawah cahaya redup terlihat Saimon yang diikat dan tak berdaya di tempat tidur. Nikita sangatlah bersemangat, sekarang Saimon tidak bisa melarikan diri, ia berbalik dan berkata kepada kakak beradik ini di luar.
"Dua adikku, kalian harus amati dengan jelas, dan lihat bagaimana kakak memakan anak bodoh ini."
Seperti yang dikatakan Nikita, dia dengan cepat melepas semua bajunya, dan seperti tidak sabar, membuat kaget kakak beradik Zhao.
Begitulah dia dilihat orang lain, Nikita sedikitpun tidak merasa malu, lagipula kelak jika dia ingin bersenang-senang dengan Saimon lagi, dia harus menunjukan kepada kakak beradik Zhao.
"Kakak, apakah kamu melihatnya?"
"iya aku lihat, ukurannya tidak berbeda dengan kita."
Lalu bagaimana dia bisa menjamin bahwa dia bisa menggodanya."
"Jangan bicara lagi, belajarlah dengan baik."
……
Nikita tidak tahu bahwa kakak beradik sedang mengamatinya. Melihat Saimon saat ini, dia tidak tahan, dan dengan agresif menerkam Saimon. Saimon seperti binatang kecil yang ketakutan, ia membuka matanya dan berteriak ketakutan ketika melihat penampilan Nikita saat itu. Dengan wajah berpura-pura bodohnya, benar-benar tampak seperti orang bodoh sungguhan.
Melihat Saimon bangun, kakak beradik Zhao melihat dengan gugup dan gelisah. mereka tahu bahwa Saimon sangat menolak ini. Begitu dia bangun, dia akan segera membuat kekacauan dan melarikan diri.
Tapi kejadian berikutnya mengejutkan mereka.
“Jangan takut, Saimon, aku akan membantu Saimon mengobati penyakit. Lihat punyamu sangat menonjol, bukankah sakit?” Nikita berkata dengan tenang, ia menggunakan jarinya meremas dengan keras.
Merasakan genggaman dari tangan Nikita, Saimon diam-diam dalam hati memaki, digenggam seperti itu apakah tidak sakit? Ketika aku hendak bangun dan mendorong wanita itu, mataku memperhatikan ... Wanita ini tidak mengenakan pakaian!
Tubuh montok putihnya, bersinar dalam cahaya redup, membuat mata Saimon pusing, dan otaknya berputar dengan sangat cepat, memikirkan apa yang sedang terjadi.
Dia dengan cepat teringat, bahwa ia pernah membuatnya merasa nyaman dihari itu dan Nikita ketagihan. Jadi dia menyuruh kedua bibinya untuk mengikatnya dan membiarkan Nikita menikmatinya.
Saimon merasa bahwa alasannya masuk akal. membayangkan Nikita memaksa kedua bibinya, dia sangat marah, dasar Nikita rendahan, Jacky ingin mempermainkan kedua bibiku, dan wanitamu ini ingin mempermainkanku lagi, memang sialan. Keluarga kami telah menjadi mainan kalian berdua.
Baiklah! Maka aku akan menunjukannya padamu!
"Sudah bengkak, sakit, sakit, sembuhkan, sembuhkan."
Saimon tersenyum dalam hati, sebentar lagi aku akan menusukmu menggunakan jarum tebal!
Mendengar jawaban Saimon , Nikita menjadi tidak sabar dan bersemangat, melangkah ke tempat tidur Saimon, dengan senyuman di wajahnya dan berkata.
"Saimon, kamu harus mengeluarkan barang itu. Kamu harus mengeluarkan isinya. Apakah kamu tahu bagaimana cara melakukannya?"
Seluruh tubuh indah Nikita berada didepan wajah Saimon . Saimon merasa tubuhnya lebih nyaman daripada Angel.
Saimon menelan ludah. Terakhir kali, dia melakukannya karena melampiaskan amarahnya, saat itu dia bahkan tidak menikmatinya.
"Keluarkan, keluarkan, bantu Saimon."
Jika Saimon dapat bekerja sama membuat Nikita merasa lebih bahagia. Dia diam-diam mengatakan bahwa bocah bodoh ini benar-benar bodoh.
"Baiklah. Aku akan membantu Saimon, tapi Saimon harus mendengarkanku."
"Aku patuh, Saimon patuh, hehe sembuhkan."
Nikita tidak dapat menahannya lagi. Dia benar-benar ingin langsung memulainya, tetapi dia ingat bahwa Saimon orang bodoh dan emosinya tidak stabil. Jika menyuruhnya tiba-tiba masuk, mungkin itu akan membuatnya kesal dan melarikan diri.
"Saimon, jika ingin sembuh harus disuntik. Setelah sekali suntik, beberapa saat kemudian, bengkakmu akan hilang."
Saimon dalam hati mengutuk, wanita ini benar-benar mengatakan itu, Sialan, ingin menyembuhkan aku, dan menyuruhku menyuntikmu, untung kamu yang mengatakannya.
"Suntik, suntik, Saimon akan suntik."
Nikita tidak bisa menahannya, dan dia berkata, "Saimon, aku akan melepaskanmu, agar kamu bisa suntik dengan benar, jangan kabur ya?"
Saimon dibuat marah oleh wanita ini. Ia memikirkan kedua bibinya yang diancam, ingin rasanya dia membunuh Nikita secara langsung, bagaimana dia bisa melarikan diri.
"Saimon anak baik, ayo suntik, suntik, hehe ..."
Setelah Nikita mendapatkan jawabannya, dia segera melepaskan ikatan tali Saimon, melompat ke depan Saimon , dan segera berbaring telentang diranjang.
"Saimon anak baik, ayo cepat suntik. Jika kamu tidak kemari, penyakitmu tidak akan sembuh."
Nikita terus menstimulasi saraf Saimon . Saimon menggerakkan lengannya yang mati rasa dengan perlahan, dan mencela di dalam hati. Sialan, lihat aku akan menghancurkanmu!
Saimon menyeka air liur dari mulutnya, seperti orang bodoh saat melihat makanan lezat, "Suntik, sembuhkan, dan suntik."
Kemudian, tubuh Saimon dengan kuat menindih tubuh Nikita, dan kemudian dia mendengar teriakan.
"Ah, anak sialan, kamu pelan sedikit, ah, sakit ..."
Bagaimana mungkin Saimon peduli Nikita akan hidup atau mati. Semakin Nikita berteriak, semakin bersemangat dia, dan semakin dia merasa senang untuk balas dendam. Otot-otot Saimon menegang dan ia bergerak dengan gila.
Didalam hati aku berteriak bunuh dia! Bunuh dia!
Dan Nikita membuka tenggorokannya, jeritannya semakin tinggi, dia belum pernah merasakan rasa itu, rasa yang membuatnya seperti akan menjadi bidadari.
Kakak beradik yang mengintip di luar, wajah mereka memerah. Melihat Saimon sangat bersemangat, Monica berbisik kepada Fifi.
"Apakah kamu sudah mengerti?"
"Aku mengerti. Tapi kakak, aku, aku ..."
"Ada apa? Kamu cemburu? Jangan khawatir, Saimon masih milikmu, tidak ada yang bisa mengambilnya."
"Tidak! Kakak, apa yang kamu bicarakan!"
Novel Terkait
Pernikahan Tak Sempurna
Azalea_Pernikahan Kontrak
JennyCinta Dan Rahasia
JesslynBlooming at that time
White RoseAsisten Bos Cantik
Boris DreyJalan Kembali Hidupku
Devan HardiHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)