Hei Gadis jangan Lari - Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
Saimon melihat mata Lena yang mengeluarkan api, dalam hati berpikir apa yang terjadi pada wanita ini. Semalam barusan berhubungan, hari ini malah seperti serigala kelaparan, dia benar-benar tidak bisa kenyang.
"Hehe, bukankah Kakak Lena suka barang besarku ini? Jika kecil, apa kamu bisa suka aku?"
"Kamu ini terlalu jujur, aku sudah mau mati di tanganmu. Hari ini Rendra tidak di rumah, kita dua harus bermain dengan baik-baik, hanya dipikirkan saja sudah terasa sangat seru." Lena berkata dengan semangat.
Apakah selingkuh di rumah bisa tidak seru? Tampaknya si Lena juga suka yang seru?
Tapi Saimon datang karena masalah penting, masalah itu tidak boleh diganggu karena ketidakjelasan ini, dia memperingatkan, "Kak Lena, ini... bukankah kita tetap mau pergi melihat toko?"
"Astaga, dasar berengs*k, sudah dapat uang masih begitu? Selesai kita berhubungan nanti, aku bawa kamu pergi melihat toko kesayangan itu. Sekarang biarkan aku menyayangi kesayangan kecil ini."
Lena mengatakan sambil jongkok, mulut merah terbuka lebar, "Saimon, hari ini biarkan aku menyenangi kamu, ya?"
Saimon melihat gerakan Lena, dia sangat jelas dengan maksudnya, dalam hati berkata wanita ini benar-benar mau mengambil nyawanya, mulut yang kecil ini jauh lebih kecil dari Angel.
"Kak Lena, aku takut membuat mulutmu penuh hingga rusak." Saimon tertawa.
"Hehe, kalau begitu aku mau melihat apakah barang besarmu ini bisa membuat mulutku rusak."
Lena berkata sambil mengulurkan tangan meraba barang di depan dengan penuh rasa sayang, merangsang hingga tubuh Saimon tidak berhenti bereaksi dan bergerak, ketika melihat Lena yang di bawahnya tidak berhenti menggunakan lidah menjilat bibirnya, Saimon menelan air liurnya.
"Kal Lena, cepatlah, biarkan aku merasakan rasa di dalam mulutmu."
Melihat barang yang dimiliki Saimon sangat besar hingga tidak masuk akal, Lena menaikkan kepala tertawa kepada Saimon, "Apa kamu sedang memohonku?"
Saimon melihat Lena sedang tarik ulur dengan dirinya, dia tahu jika wanita ini sedang menyalahkan penolakannya tadi, jadi dia langsung menyanjung, "Hehe, Kak, mohon berikan aku masuk, aku sudah tidak tahan lagi."
"Hehe, kamu juga bisa memohon pada aku, kan? Sudah tahu kebaikan Kakak, kan?"
Lena juga tidak cerewet setelah mengatakannya, dia membuka mulut kecilnya, kemudian langsung makan Saimon, ini membuat Saimon seketika merasa ada aliran panas yang naik dari bagian bawahnya, dan membuat dia nyaman hingga sekujur tubuh bergetar.
"Kak Lena, tak disangka mulut kecil di atasmu ini begitu nyaman juga, ini sangat menyenangkan." gerakan mulut dan lidah Lena membuat Saimon sangat puas.
"Kenapa? Kamu nyaman atau tidak jika kumakan seperti ini?" Lena berkata dengan suara yang rendah.
"Nyaman, Kak Lena, aku terlalu nyaman saat kamu melakukannya, seumur hidup ini tidak pernah begitu nyaman." yang dikatakan Saimon adalah perkataan jujur, dia sudah tidak tahan hingga kedua tangan menekan belakang kepala Lena.
"Uh uh... kamu mau matikan aku? Sudah sampai di tenggorokanku." Lena memuntahkan Saimon, di saat melihat Saimon tidak berhenti bernapas berat, dia tertawa berkata, "Apakah Saimon mau lebih nyaman?"
Meskipun umur Lena sudah 30 lebih, tetapi dia merawat dengan baik, kini wajahnya yang tersipu dan pura-pura malu membuat rasa kepanasan dalam hati Saimon semakin banyak. Saat melihat Lena masih sedang bercanda dengannya, dia menahan dan menggendong dia ke tempat tidur dengan impulsif, berkata.
"Lena, jangan cerewet lagi. Cepat buat aku lebih nyaman."
Lena melihat Saimon melihat bagian bawahnya terus, wajahnya menjadi sangat puas. Dalam hati berpikir, tadi kusuruh kamu buat masih tidak mau, kini kamu sudah tidak tahan lagi, kan? Dia mengulurkan tangan meraba bagian bawah Saimon sambil berkata.
"Nyaman tidak?" Lena memainkan alisnya, mulutnya sambil hembus Saimon.
"Kak Lena, jika kamu masih tidak mau melakukannya, maka aku sudah mau pergi!" Saimon sudah begitu menunduk padanya, tetapi dia marah setelah Lena masih begitu tarik ulur.
"Aduh, kamu kenapa marah. Jika kamu pergi, bukankah aku akan sangat tersiksa. Cepat, kini kakak akan melakukannya."
Lena tidak berani bermain lagi, dalam sekejap dia langsung melepaskan semua bajunya. Saimon melihat pemandangan kaki Lena, dalam hati berpikir wanita ini sungguh bisa menahannya, sudah menjadi seperti lautan, tapi masih bisa bermain begitu lama dengannya.
Setelah membuka baju, Lena langsung melakukan dengan terbuka, dia dengan cepat mendorong Saimon ke tempat tidur, lalu berkata dengan semangat sambil melihat barang besar milik Saimon.
"Saimon, kamu... bagianmu ini sungguh besar. Aku sudah tidak tahan lagi. Jika bukan karena aku sudah melebar karena kamu, mungkin aku sudah tidak berani melakukannya.."
"Hei kenapa kamu begitu cerewet, mau lakukan tidak? Cepat selesaikan, aku masih ada urusan." Saimon melihat Lena sedang membahas ukurannya, seketika dia sedikit emosi dan memukul bokong Lena.
"Astaga, kamu ini mau pukul aku sampai sakit ya, astaga, ah, Saimon..."
Lena mengatakan kemudian duduk di badan Saimon, seketika merasa tubuhnya yang kosong sudah terpenuhi."
"Saimon, kamu benar-benar terlalu hebat, ini sudah mencapai paling ujung, aku nyaman sekali..."
Lena bergoyang di atas badan Saimon sambil berteriak dengan tidak masuk akal, pergerakan Lena terlalu lambat, tidak tahu kapan baru bisa selesai. Jadi Saimon langsung duduk sambil menggendongnya, kemudian membawa dia di tempat tidur, Saimon berada di atasnya.
Satu sangat energik, satu susah terpenuhi, satu jam kemudian dua orang baru berhenti, Lena bernapas terengah-engah dengan seluruh badan yang melemah.
"Kak Lena, sudah selesai? Cepat berdiri dan bawa aku pergi melihat toko." Saimon memakai baju dan mendesak.
"Dasar berengs*k, kamu sama sekali tidak tahu menghargai barang bagus, kamu sudah membuat badanku lelah, apa tidak boleh istirahat?" Lena berkata dengan terengah-engah.
Dasar, aku masih mau mencari Andy, jika menunggu kamu selesai istirahat, mungkin Andy sudah menunggu lama.
"Kakak Lena, cepatlah. Selesai melihat toko, masih ada orang yang menunggu." Saimon mengatakan sambil membangunkan Lena, kemudian mulai memakaikan baju kepadanya.
"Astaga, Saimon sungguh baik dengan Kakak, kamu masih tahu memakaikan baju kepada Kakak, sungguh pintar."
Selesai Saimon memakaikan baju kepada Lena, dia langsung membawanya berjalan keluar. Lena barusan berjalan dua langkah langsung merasakan kepedasan di bagian bawahnya, kemudian dia langsung memelototi Saimon..
"Lihatlah ulahmu ini, bagian bawahku sudah bengkak."
"Hehe, cepatlah Kak Lena, ayo pergi lihat toko."
Saimon mengatakan sambil membawa Lena ke Maternal and Child Health Care, waktu sudah tertunda hingga sore hari, dia berpikir mungkin Andy sudah tiba dari awal, jadi dia mempercepat gerakannya dan tiba dalam sesaat.
"Astaga, Saimon berengs*k, bisakah jalan lebih lambat? Apa kamu tidak tahu bagian bawahku sudah bengkak?"
Lena yang sudah di depan rumah sakit masih sedang merepet, tapi kali ini dia tidak mendapat jawaban apapun dari Saimon. Ketika dia sedang meragukan, dia melihat Saimon sedang melihat depan dengan ekspresi panik.
Mengikuti tatapan matanya, Lena melihat Andy, Lena pastinya kenal Andy karena dia sama-sama jualan ikan dengan Saimon, tetapi siapa wanita yang berdiri di samping Andy dengan ekspresi marah?
Novel Terkait
Cinta Yang Terlarang
MinnieHalf a Heart
Romansa UniverseHabis Cerai Nikah Lagi
GibranUnperfect Wedding
Agnes YuLelaki Greget
Rudy GoldMy Tough Bodyguard
Crystal SongCinta Tak Biasa
SusantiLove And War
JaneHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)