Hei Gadis jangan Lari - Bab 22 Tidak takut sakit

“Ah, Saimon, kamu begitu hebat, aku seorang wanita pasti tidak bisa memuaskanmu, bukan?” Ketika Saimon sedang menikmati kenyamanan, suara Angel terputus-putus terdengar.

Melihat Angel yang bawah tubuh memerah, dan bahkan nafas terengah-engah, Saimon bertanya dengan heran: “Mengapa kamu menanyakan ini disaat ini?”

“Bibi harus menanyakanmu dengan jelas, sekarang kamu adalah lelaki kecil Bibi, Bibi harus melihat betapa kuatnya kamu, agar dapat menghitung seberapa lama melakukannya sekali.” Angel memegang pinggang Saimon, merasa tubuhnya akan bergegas ke puncak gunung dibuat Saimon.

“Hihi, kalau begitu Bibi tidak usah menghitungnya, seperti ini sampai langit cerah aku juga masih sanggup.”

“Hha?!”

Selanjutnya adalah aksi yang kuat, ketika Saimon bangkit dari tubuh Angel, tubuh Angel bergetar tak terkendali, Saimon yang melihatnya memiliki rasa pencapaian, wanita harimau ini juga ditundukkan oleh dirinya.

“Bibi Angel, apakah ada hal lain lagi? Jika tidak aku akan pergi, hihihi…….” Kata Saimon sambil menepuk bokong Angel dengan kuat.

“Jangan, jangan pergi, Bibi masih ada hal lain.”

“Oh? Apa lagi? Badanmu sudah lemas, jangan-jangan masih ingin……” Saimon menatap Angel sekali lagi dengan niat tidak baik.

“Anjir, kamu benar-benar menganggap Bibi, tanah yang tidak bisa rusak. Kemarilah, Saimon, Bibi ingin menanyakan suatu hal padamu.”

“Hal apa?” Saimon melihat Angel bukan menginginkannya jadi memakai celana pendeknya.

“Bibi tanya padamu, apakah kamu sudah pernah berhubungan dengan kedua Bibimu?”

Begitu perkataan Angel diucapkan, mata Saimon langsung melotot, berkata: “Bibi Angel, kamu bisa mengatakan apapun tentangku, tetapi tidak boleh menghina kedua bibiku!”

“Oh, anak bodoh. Kedua Bibimu tidak sia-sia menyayangimu! Kamu dengarlah Bibi selesai berbicara. Bibi bukan menghina Bibimu, Bibi hanya mengingatkanmu, karena kamu tidak bodoh, maka cepatlah berbuat dengan Bibimu, dan di masa depan membiarkan mereka menikahimu. Kalau tidak, Jacky si berengsek itu akan terus menatap mereka berdua, Monica sudah dicelakai, Fifi juga tidak bisa melarikan diri, kamu………..”

Angel belum selesai berbicara, Saimon sudah mengepalkan tangannya, berkata dengan menggertakkan gigi, “Aku tidak akan pernah membiarkan Jacky si berengsek ini mendapatkannya!

Melihat gaya Saimon yang marah sampai ingin segera membunuh Jacky, dalam hati Angel diam-diam iri, berkata dalam hati, Saimon sungguh tahu berbalas budi, kakak beradik itu nantinya sudah ada sandaran.

“Bibi percaya kamu memiliki kemampuan ini. tetapi Bibi harus mengingatkanmu, Monica dan Fifi tidak memiliki pengalaman, tubuh mereka sama seperti gadis kecil, jika kamu melakukannya dengan mereka, kamu tidak boleh melakukannya seperti tadi dengan Bibi, kamu mungkin akan membuat mereka mengeluarkan darah dalam sekaligus……”

“Bibi, apa yang kamu katakan! Aku sudah mengatakan bahwa aku dan Bibi suci! Selain itu, aku alias Saimon akan menikahi Bibiku dengan resmi dimasa depan, bagaimana bisa melakukan hal itu dengan Bibi dengan penampilan bodoh ini, bukankah itu menodai Bibiku!”

Saimon selesai berbicara langsung berbalik dan pergi, meninggalkan Angel memikirkan perkataan Saimon dengan terbodoh, setelah beberapa saat baru tersadar, wajahnya duluan marah, apa maksud si bodoh ini? Tidak tega menodai Bibinya, dan melakukannya denganku? Tetapi kemudian menghela nafas sedih, posisinya didalam hati Saimon, bagaimana mungkin bisa menandingi kakak beradik itu.

Saimon keluar dari rumah Angel, tidak lama kemudian tiba dirumah, lalu berbaring di kasur, mendengar nafas lembut kedua Bibi diluar, dia mengepalkan tangannya erat-erat, aku harus melindungi kedua Bibi!

Memikirkan Jacky mengirim Si Codet datang untuk membunuh dirinya, mulut Samon menyeringai, sepasang mata bersinar cahaya dingin dalam kegelapan, lihatlah bagaimana aku menghabisi kalian!

Malam yang hening, keesokan harinya ketika Saimon bangun tidur dengan samar-samar, begitu membuka matanya langsung terkejut, dia melihat Fifi yang berdiri disamping kasurnya, dengan segera berkata dengan bodoh.

“Bi, Bibi, mengapa kamu berdiri disini?”

Fifi bangun pagi dan ingin membangunkan Saimon, tetapi begitu masuk, melihat tenda besar dibawahnya Saimon, dengan segara teringat suara jeritan Nikita dibawah serangan Saimon , lalu berpikir bahwa suatu hari nanti juga akan masuk kedalam dirinya, dalam hatinya tiba-tiba bersemangat.

Pada saat ini mendengar pertanyaan Saimon, dia berkata dengan tatapan mata kosong: “Saimon, mengapa ini mu begitu besar? Biarkan Bibi memegangnya lagi, oke?”

Fifi mengatakannya lalu langsung membuka selimut ditubuh Saimon, Saimon merasa tubuh bawahnya dingin, lalu segera teringat bahwa kemarin dia tidur tanpa berpakaian.

Melihat milik dirinya yang sangat besar, memaki didalam hati, semalam melakukannya tiga kali, mengapa pagi ini yang masih pagi sekali sudah mencapai tahap ini.

Tentu saja, sekarang bukan waktunya untuk membahas hal ini, Saimon melihat mata Fifi yang sedikit tergoda, dia sedikit meringkuk ketakutan, tetapi Fifi malah tiba-tiba mengulurkan tangan dan meraihnya.

“Wah, tampaknya sangat keras, mengapa terasa lembut ketika dipegang, sangat nyaman.” Mulut Fifi bergumam, sikapnya tidak seperti biasanya.

Perkataan Fifi sampai ketelinga Saimon tanpa ketinggalan sepatah katapun, melihat Fifi dengan wajah yang terkejut, lalu berkata dengan sedikit gugup, “Bibi, ada apa denganmu?”

Untungnya, Fifi sedang tidak fokus saat ini, kalau tidak pasti akan mencurigai Saimon, perkataan menyeluruh ini bagaimana bisa diucapkan oleh orang bodoh.

“Kakak mengatakan ini akan menjadi besar, apakah itu benar? Sangat ingin mencobanya.” Fifi bergumam sambil memegang barang tersebut, seperti tenggelam dalam dunianya sendiri, Saimon sangatlah terkejut, tubuhnya dengan segera meringkuk.

Tetapi begitu dia bergerak, tangan dan mata Fifi bergerak mengikuti Saimon, dan juga hanya ada satu titik fokus, itu adalah barang Saimon yang luar biasa.

“Bibi, Bibi…….” Saimon ketakutan, situasi sekarang tidak seperti Fifi yang biasanya, dan juga hal yang membuatnya seperti ini adalah barang miliknya, ini membuat Saimon sedikit kebingungan.

“Saimon, berikan kepada Bibi, oke? Bibi juga ingin berteriak bebas seperti Nikita, Bibi tidak takut sakit.” Fifi tiba-tiba mengangkat kepalanya, sepasang mata merah menatapi Saimon.

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu