Hei Gadis jangan Lari - Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
"Woww ..."
Tiba-tiba Saimon langsung merasakan arus listrik di sekujur tubuhnya , dia diam-diam membuka matanya dan melihat Angel sedang menundukkan kepalanya !
Caranya memanjakan Saimon dengan bibirnya yang bewarna merah langsung membuatnya keenakan dan semua jari kakinya langsung menegang .
Saimon tidak bisa menahan rasa enak ini , dia menggeram dan memarahi Angel dalam hatinya , ternyata wanita sialan ini tidak takut ketahuan oleh bibiku .
Angel mana peduli apa yang sedang dipikirkan Saimon , dia yang penting sudah melepas celananya dan langsung naik ke ranjangnya Saimon .
Angel mendengar apa yang sedang terus diributkan oleh Kakak adik yang sedang berada di luar ruangannya , disaat yang sama dia diam-diam melakukan hal yang menyenangkan ini dengan keponakan mereka , hal ini membuat Angel yang sedang duduk sambil tersenyum menjadi merasa sangat bersemangat .
Tetapi pada saat ini , Saimon yang terdiam cukup lama , tiba-tiba mendengkur , membalikkan badannya dan mengenai pergelangan tangan dan kakinya Angel , akibatnya dia tidak bisa duduk dengan stabil dan tiba-tiba terjatuh dari tempat tidur.
Monica dan Fifi yang terus berbicara di luar ruangan , dikejutkan dengan suara terkejut Angel , lalu mereka langsung bertanya : " Kak Angel , ada apa ?"
Angel yang mendengar teriakan dari luar , dia dengan ketakutan langsung berdiri dan segera menutupi selimut Saimon , lalu dia dengan panik berkata kepada dua orang yang bergegas masuk ini .
"Tidak , tidak apa-apa . Aku terkejut Saimon tiba-tiba membalikkan badannya , Saimonn... kenapa kamu kasihan sekali , kenapa orang yang baik sepertimu tiba-tiba jadi gila "
Setelah itu Angel dengan buru-buru keluar dari ruangannya , dia khawatir jika dia berada lebih lama lagi di sana malah membuat Monica dan Fifi menyadari apa yang sudah terjadi , lagipula wajahnya sekarang sudah sangat merah .
Kata-kata Angel membuat Monica menjadi sedih , dia keluar dari ruangan sambil menutupi mulutnya , dia tidak mengerti kenapa Tuhan sangat tidak adil dan memilih menghukum orang yang jujur seperti Saimon .
Fifi tidak selemah Monica , dia mencoba menahan air matanya dan pergi ke samping tempat tidurnya untuk menegakkan Saimon yang sedang tidur miring , lalu menyeka air liurnya . Saat dia akan pergi , dia sedikit tercengang .
Melihat ada sebuah tonjolan tegak dari selimut , tiba-tiba dia teringat dengan kemacoan kemarin malam bersama Saimon , merasakan sentuhan tangannya , wajahnya langsung memerah , menelan ludahnya sendiri dan wajahnya terlihat kebingungan , tapi Fifi datang dengan wajah yang merah , lalu menepuk-nepuk tonjolan itu .
"Awh ..." Kata Saimon dengan naturalnya .
Setelah dia diam-diam melihat Fifi pergi dari kamarnya , dia langsung bangkit dari tempat tidurnya , melihat apa yang sudah dilakukan Angel kepadanya , dia berkata dalam hatinya , orang ini ternyata liar sekali .
……
Desa Zhao yang berada dalam pelosok gunung dihampiri malam yang sunyi .
Setelah seharian frustasi dengan keadaaan Saimon , sesudah makan kakak adik dari keluarga Zhao , pergi tidur lebih cepat . Pada saat ini , Saimon yang telah berpura-pura menjadi orang gila , tiba-tiba membuka matanya bangkit dari tempat tidurnya dan menyeka air liurnya , lalu dia melompat keluar dari jendela kamarnya .
Malam hari adalah kamuflase terbaik , tidak ada perbedaan antara yang cantik dan jelek , setelah seharian terbiasa dengan perubahan ini , Saimon sudah cukup memahami perubahan yang ada di tubuhnya.
Jauh melampaui kekuatan fisik dan daya ledak manusia biasa , dia memiliki pendengaran dan penglihatan yang sangat bagus bahkan dia bisa melihat dengan jelas di malam hari dan saat terkena angin malam beberapa bagian tubuhnya menghilang .
Setelah beberapa saat , Saimon tiba di tembok rumah milik kepala desa yaitu Jacky , dia merilekskan lehernya dan mendarat di halaman rumah Jacky dengan tatapan mata yang tajam dan tersenyum kejam . Hari ini , aku akan memberimu pelajaran !
Menilik kemampuannya saat ini , tidak sulit untuknya melintasi tembok dan memasuki pekarangan rumah orang lain . Jika Saimon berada di zaman kuno dulu , dia sudah seperti seorang dewa di antara semua musuhnya .
Dia mendekati jendela untuk melihat apakah Jacky sedang tidur , Jika dia sudah tidur , dia tidak keberatan untuk memukulinya sampai pingsan dan mengantungnya di pintu masuk desa .
Tetapi saat dia mendekati jendela , pemandangan yang ada di depannya langsung menghentikan nafasnya dan mengingatkannya kejadian tadi siang .
Nikita si gadis ini sedang dalam posisi bersujud dan Jacky dengan sangat bahagianya berada di belakangnya , dia memegang pinggang Nikita , menampar bokongnya dengan keras dan dia menggoyangnya dengan gila sambil memarahinya kata-kata kotor
Dan Nikita hanya bisa menggerang .
"Sialan , apa kamu masih ingat dengan si anjing sialan itu ?"
"Tidak , anak itu sudah jadi gila .... AHH...."
Ketika Saimon dari luar jendela mendengarkan si anjing ini mengatainya , dia menjadi semakin marah .
Tidak lama tubuh Jacky langsung bergetar hebat , Nikita dengan lemas berbaring di tempat tidur dan Jacky berbaring di atas tubuhnya . Melihat mereka sudah mencapai klimaksnya , Saimon mengeluarkan kain hitam dari pinggangnya dan menutupi wajahnya . Dia berencana untuk memecahkan jendela dan membereskan Jacky , tetapi saat dia ingin melakukannya , dia terhenti karena kata-katanya Nikita .
"Dasar kamu ini , orang sudah gila kamu masih ingin melukainya lagi ?"
Setelah Saimon mendengarkan apa yang dikatakan Nikita , dia terdiam dan merasa ternyata wanita ini masih memiliki sedikit hati nurani dan tahu bagaimana cara membalas kebaikannya.
"Kenapa ? Apa karena sudah pernah diperkosa , kamu jadi mencintainya?"
"Sialan kamu ini ! Dia sudah gila , kamu lebih baik banyak berbuat baik , jangan sampai kita punya anak nanti tidak punya lubang anus ." Kata Nikita dengan marah , dia dan Jacky sudah menikah selama lima atau enam tahun , tapi masih belum punya anak dan hal ini membuatnya mempercayai hal-hal mistis .
"Omong kosong apa yang kamu katakan !”
“Hah ? Kamu bilang apa tadi ? ”Melihat Jacky berani menjawabnya , Nikita membalikkan badannya dan tiba-tiba menjungkirbalikkan Jacky dari tubuhnya.
Jacky langsung paham maksud dari Nikita , dia biasanya paling takut dengan sikap Nikita yang seperti ini , melihat Nikita sudah mulai marah , dia langsung cepat-cepat menghiburnya .
"Aduhh , istriku , kamu jangan marah , aku punya alasan untuk menyakiti Saimon ."
"Alasan apa ? Hahh , jangan pikir aku tidak tahu apa yang kamu pikirkan , aku tahu kamu suka dengan Monica dan Fifi ? Apa enak setelah meniduri Monica ? Ketat ?" Kata Nikita yang marah sambil ingin menjewer telinga Jacky .
"Kenapa kamu berpikir seperti itu ." Bahkan Jacky tidak bisa mengakuinya , dia mengalihkan pandangannya dan dia tahu Nikita tidak akan melepaskan hal ini begitu saja .
"Apa kamu tahu kenapa ayahnya Saimon bisa meninggal ?" Kata Jacky yang tiba-tiba mengatakan hal ini.
Kata-kata Jacky ini mengejutkan Saimon yang sedang berada di luar jendela , bagaimana dia tiba-tiba bisa mengatakan sesuatu tentang ayahnya di saat yang seperti ini ? Apa ada yang aneh dengan kematian ayahnya ?
"Kenapa ? Bukannya karena kecelakaan tambang." Kata Nikita .
"Hahaha ! Dengarkan aku ..." Kemudian Jacky tampaknya takut orang luar mendengar , dia membisikkannya ke telinga Nikita dan Saimon tidak mendengar sepatah kata pun.
“Benarkah ? Uangnya dimana ?” Kata Nikita dengan sangat senang setelah mendengar bisikan Jacky .
"Kenapa kamu terburu-buru sekali , dengarkan aku ..."
Ketika Jacky hendak untuk mengatakannya , tiba-tiba dia mendengar suara keras dari luar , lalu berkata : "Siapa? !"
Novel Terkait
Sang Pendosa
DoniPejuang Hati
Marry SuInventing A Millionaire
EdisonMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiHalf a Heart
Romansa UniverseWahai Hati
JavAliusHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)