Hei Gadis jangan Lari - Bab 126 Mana yang lebih besar
Jessline belum pernah melihat kakaknya begitu marah terhadap kakak iparnya, dia khawatir akan terjadi sesuatu, segera menerobos masuk, begitu masuk, dia melihat sepasang tangan Nikita dikaitkan ke belakang punggung oleh tangan jacky.
“Kak, apa yang kamu lakukan? Segera lepaskan kakak ipar!” Jessline melihat kakaknya marah besar, dia berkata dengan panik.
Jacky melihat Jessline kemari, menolehkan kepala lalu meraung kepada Jessline, “Keluar!”
Sejak kecil Jessline sangatlah di sayangi oleh Jacky, tidak pernah dimarahi seperti ini, pada saat ini, Jacky tiba-tiba meraung padanya, membuat tubuhnya langsung gemetaran, berdiam diri ditempat dan tidak tahu harus bagaimana.
Tetapi Jacky pada saat ini sudah tidak memiliki tenaga untuk memikirkan perasaan Jessline, dia sudah buat gila oleh Nikita.
“Jacky, jika kamu berani memukulku, aku akan menyuruh kakakku untuk memberimu pelajaran!” Nikita berkata denagn mengancam.
“Sialan, masih berani mengungkit kakakmu, Titan menganggapku sebagai apa? Apakah sebagi adik ipar? Hhu, dia menganggapku sebagai seekor anjing, jika berguna akan memberikan roti jagung, jika tidak berguna akan menendangku, apakah mengira aku tidak mengetahuinya!” Tekanan Jacky selama ini akhirnya meledak.
Selesai berkata, Jacky mendorongnya ke tempat tidur, menahan Nikita dengan sekuat tenaga hingga dia tidak bisa bergerak sama sekali.
“Sialan kamu! Dasar nafsuan, berani menyelingkuhiku, dibuat nyaman oleh orang bodoh itu? Ingin bersama dengannya selamanya, tidak menggunakan barangku lagi? Bajingan, bukannya dulu aku juga membuatmu sampai berteriak?!”
Nikita sudah terbiasa angkuh dihadapan Jacky karena kakaknya adalah Kepala Biro Keamanan Masyarakat, Jacky juga tidak pernah berani menyentuhnya sedikitpun, sekarang kedua tangan di tahan dan dimarahi oleh Jacky, dia sudah sangatlah marah.
“Brengsek Jacky, kamu memukulku termasuk kemampuan apa. Kamu sudah tidak berguna, dan masih tidak ingin membiarkanku mengatakannya, apakah ingin membiarkanku hidup bersamamu seperti seorang janda!”
“Sialan, kapan aku membiarkanmu kesepian dimalam hari, kapan aku tidak berhubungan denganmu!”
“Hhu, itu kamu juga menyebutnya berhubungan? Dulu aku tidak pernah berhubungan dengan barang besar, makanya ditipu olehmu, hanya merasa itu yang terbaik, sekarang aku sudah berjumpa dengan barang Saimon, bagaimana mungkin masih memandang barangmu, terlebih lagi, sekarang kamu sudah tidak berguna, apakah aku pergi mencari kesenangan diluar juga tidak boleh?!”
“Kamu, kamu, wanita ini, sialan, berselingkuh dan masih merasa benar! Aku tidak berguna? Aku sudah tidak berguna, memakai tangan juga bisa membuatmu bahagia! Jika kamu gatal aku akan menggaruknya untukmu, aku jamin akan membuatmu menjerit seperti dulu!” Jacky berkata lalu langsung melepaskan celana Nikita.
“Jacky, bajingan, jangan sentuh tubuhku!” Nikita berbaring di tempat tidur dan berteriak dengan marah.
Jessline yang disamping melihat Jacky melepas celana Nikita, hatinya sangatlah ketakutan, tetapi tidak berani berkata apapun saat kakaknya marah.
“Tidak ingin aku menyentuhnya? Hhu! Aku adalah priamu, jika tidak membiarkanku menyentuhnya, kamu biarkan siapa yang menyentuhnya? Bukankah kamu memiliki barang ini untuk membiarkanku berhubungan denganmu?” Jacky sepenuhnya kehilangan akal sehatnya. Apalagi saat ini celana Nikita sudah dilepas sampai ke mata kaki, melihat lekukan bokong Nikita dari belakang, celah sempit dibawah, hanya merasa amarahnya semakin besar.
“Sialan, aku tidak berguna? Hari ini aku akan menggunakan tangan, membuatmu hingga puas!”
Jacky berkata lalu membalikkan tubuh Nikita dengan ganas, melihat ke area tiga sudut yang cerah, Jacky tersenyum jahat.
“Sialan! Aku akan membuatmu bersenang-senang hari ini menggunakan tangan, membuatmu tahu walaupun aku sudah tidak berguna, juga tetap bisa membuatmu puas! Sialan, lihat apakah kamu masih berani menyelingkuhiku!”
Jacky berkata lalu mengulurkan sebuah jari telunjuk dan mengarah ke Nikita…..
Nikita melihat Jacky sungguh ingin memasukkan jarinya, tahu bahwa Jacky benar-benar sudah gila, menendang sepasang kakinya dengan asal dan meraung, “Bajingan, jangan menyentuh tempat itu ku!”
Jacky pada saat ini sudah marah, bagaimana mungkin akan mendengarkan perkataan Nikita, dia menyeringai, mengulurkan tangan dan menyentuh ladang jagung Nikita.
“Wanita nafsuan, sudah ada air diatasnya, hatimu pasti sangat menginginkannya. Masih tidak perlu? Hhu! Kamu semakin tidak menginginkanku, aku semakin ingin berhubungan denganmu!” Jacky berkata lalu jarinya bergerak ke atas bawah dengan ganas.
“Ah!” Nikita berteriak.
“Sialan, buka kakimu! Kamu sudah menjepit tanganku, bagaimana aku bisa melayanimu? Hari ini, aku akan memperlihatkan padamu betapa bergunanya jariku!”
Jacky pada saat ini sungguh seperti orang cabul, melihat jarinya bergerak maju mundur di tubuh Nikita, kemudian melihat wajah Nikita yang ketakutan dan marah pada saat ini, dia merasa tekanan selama bertahun-tahun telah terlampiaskan keluar.
“Bukankah kamu tidak mau? Kamu lihatlah berapa banyak air yang keluar dari dalam sekarang, hahaha, nyaman atau tidak?” Tanya Jacky dengan ekspresi menakutkan.
Nikita pada saat ini sudah sepenuhnya menyerah untuk melawan, Jacky seorang pria tangguh, sama sekali bukanlah lawannya, tetapi dia alias Nikita tidak pernah merasakan tindasan yang begitu besar ini dalam seumur hidupnya, bahkan jika dia tidak bisa melawan Jacky, Nikita juga tidak akan membiarkan Jacky begitu saja.
Nikita yang memikirkan ini tiba-tiba langsung membuka kedua kaki yang tertutup, melihat tindakan Nikita, Jacky semakin bangga.
“Sialan, ada apa, sudah dibuat nyaman oleh jariku?”
Mendengarkan perkataan bangga Jacky, Nikita langsung membantahnya, “Nyaman? Hhu, jarimu ini dan barang yang tidak bergunamu itu sama kecilnya, aku tidak merasakan apapun!”
Nikita berkata, lalu tubuhnya bergerak ke atas bawah mengikutinya, dan berkata: “Apakah sudah merasakannya?”
“Apa?”
“Kecil?”
Begitu Nikita selesai berkata, Jacky segera menyadari bahwa jarinya didalam ladang jagung Nikita, ternyata seperti berjalan di jalan raya, tidak ada hambatan apapun.
“Brengsek, Nikita, mengapa tempatmu menjadi begitu longgar?” Jacky berkata dengan marah, dia dulunya juga pernah menggunakan tangan kepada Nikita, dulu sebuah jari dimasukkan, dia merasakan jarinya terjepit kesakitan, tetapi apa yang terjadi sekarang.
“Longgar? Hhu, aku sudah pernah berhubungan dengan barang besar Saimon, sudah merengang dari awal, jari kecilmu ini termasuk apa? Jadi, menurutku kamu tidak usah menghabiskan uang itu dengan sia-sia lagi, meskipun telah sembuh, tempatku ini juga tidak menyukaimu lagi!” Nikita berkata lalu tertawa lebar.
“Kamu, kamu, tidak berguna? Aku akan mencarikan tongkat besar untukmu, melihat apakah kamu menyukainya atau tidak!” Jacky berkata, lalu matanya menyapu ke sekitar, tiba-tiba dia melihat sapu untuk menyapu kasur.
“Aku akan lihat, apakah memasukkan ini kamu dapat merasakannya?!”
“Jacky, kamu berani? Kamu ingin membuatku mati?!” Nikita akhirnya sudah takut, jika sapu yang kasar itu dimasukkan ke dalam, bukankah itu akan sangat menyakitinya.
“Ada apa, sekarang sudah tahu untuk takut? Sudah terlambat, aku akan memperlihatkan padamu apa yang dinamakan besar, kamu menyukai barang si bodoh itu, Hhu, aku akan membiarkanmu menyukainya! Kali ini akan membuatmu cukup puas!”
Jacky sudah gila, diselingkuhi oleh wanita sendiri, selain itu barangnya sendiri sungguh kalah dengan barang Saimon itu, marah, iri, tertekan, dia sepenuhnya menggila, sama seperti orang cabul, dengan wajah menakutkan mengarahkan sapu ke dalam bagian tengah kaki Nikita!
Novel Terkait
Takdir Raja Perang
Brama aditioPerjalanan Selingkuh
LindaCinta Tak Biasa
SusantiMi Amor
TakashiUangku Ya Milikku
Raditya DikaGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)