Hei Gadis jangan Lari - Bab 73 Menunggang Kuda
Meskipun Sumi ini tidak bisa dikatakan cantik, tetapi pantat besarnya ini benar-benar luar biasa, tidak tahu berapa banyak pria yang terpesona karena itu.
Sumi menatap kedua mata Saimon yang sedang menatap pantat besarnya dengan cermat, dia merasa bangga, pantatnya yang besar ini selalu bisa membuat pria yang melihatnya ingin menyentuhnya, meskipun idiot ini terlihat bodoh, tetapi dia juga tahu bahwa ini adalah barang bagus.
"Saimon, apakah kamu sedang melihat pantat besarku?"
Serangan Sumi sederhana dan lugas, itu membuat Saimon menelan ludahnya, melihat dua setengah lingkaran besar Sumi, nafsunya melonjak, tidak tahu apa yang terjadi akhir-akhir ini, dia ingin melakukannya dari belakang, meskipun dia dan Angel tadi juga melakukannya dari belakang, meskipun pantat wanita itu besar, tetapi dia tidak sebesar pantat Sumi.
Saat ini Saimon menyadari bahwa Sumi ini bukan hanya memiliki pantat yang besar, bahkan bagian dadanya juga tidak kecil, sepertinya wanita yang memiliki pantat besar, gunungnya juga tidak akan terlalu kecil, biasanya pria desa semuanya dibuat terpesona oleh pantat besar Sumi, tidak ada yang memperhatikan dua puncak gunung besarnya ini yang tidak kalah dari Bunga.
Pinggangnya yang ramping, puncak gunung yang montok, dan pantat besar yang seperti baskom, itu membuat sosoknya menonjol ke depan dan ke belakang, itu membuat tubuhnya benar-benar membentuk S, celana panjangnya yang terbuat dari kain kasar yang longgar, bengkak dan menggembung, itu membuat orang sangat mendambakannya.
"Suka, hehe pantat besar…" Meskipun Saimon baru saja bercinta dengan Angel, tetapi keinginannya pada pantat besar juga tidak pernah berkurang, selain itu, suara jeritan Merry yang begitu gembira membuatnya melayang, Sumi tidak bisa mendengarnya, tetapi Saimon memiliki telinga dan mata yang sensitif, dia bisa mendengarnya dengan jelas.
"Saimon benar-benar tahu barang bagus, pantat besarku pasti akan membuatmu sangat menyukainya. Aku lebih bisa bermain daripada Nikita yang hanya bisa melebarkan selangkangannya saja." Untuk menggoda Saimon masuk ke rumahnya, Sumi juga mengesampingkan rasa malu wanita yang sudah menikah, memikirkan suaminya sekarang sedang bermain dengan wanita lain, kebencian di hati Sumi menjadi lebih besar. Yang dikatakan Nikita benar, mengapa seorang pria bisa bermain dengan banyak wanita di luar, sedangkan seorang wanita hanya dapat menggunakan lobak, dan tidak bisa mencari pria lain?
"Hehe, pantat besar, pantat besar." Saimon menyeringai.
"Lihatlah kamu si idiot ini, benar-benar mempesona, penampilan konyolmu sangat langka, bodoh dan konyol, tidak tahu berapa banyak wanita mati karena ini. Melihat kamu bersenang-senang dengan Nikita hari itu, aku sudah tahu dia pasti sudah memakanmu beberapa kali." Sumi berkata sambil mengulurkan tangan dan meraih tangan Saimon, "Saimon, apakah kamu juga ingin melakukannya denganku? Melakukan hal seperti yang kamu lakukan di rumah Nikita? "
Saat ini Saimon sangat ingin mencoba apa bedanya melakukannya dengan pantat besar Sumi, dengan melakukannya dengan yang lain? Semakin besar pantatnya apakah akan semakin nyaman?
"Ya, Saimon mau, Saimon mau melakukannya, hehe, pantat besar."
"Dasar idiot, kenapa kamu begitu genit, masih di luar kamu sudah menyentuh pantatku, tetapi aku suka membiarkan Saimon menyentuhnya, aku merasa nyaman." Sumi melihat sekeliling dan melihat tidak ada seorang pun di gang, tangan kecilnya itu menyentuh bagian celana Saimon sejenak, dia merasakan bagian lunak di dalamnya, dan merasa senang dalam hati, sungguh barang bagus.
"Saimon ayo pulang denganku, aku akan membiarkanmu menyentuhnya hingga puas."
"Ayo, ayo, menyentuh pantat besar." Saimon menguping suara di rumah Merry sejenak, sepertinya mereka tidak akan berhenti untuk beberapa saat ini, dia berkata dalam hatinya, kak Andy sedang bermain di sini, dan aku akan pergi ke tempat Sumi untuk bermain, setelah selesai baru pergi menangani hal yang harus ditangani juga tidak masalah.
Sumi menarik Saimon dengan buru-buru, dia mengunci pintu rumahnya segera setelah dia memasuki rumah, ketika melihat Saimon berdiri dengan bodoh di dalam rumah, dia terus menatap ke celana Saimon, dan menggosok tangannya dengan penuh semangat.
Melihat penampilan Sumi yang sangat tidak sabar, Saimon berkata dalam hatinya, wanita ini biasanya terlihat cukup jujur, namun saat tidak ada orang dia juga menjadi sangat genit.
Ini juga tidak bisa menyalahkan Sumi, wanita mana yang tidak suka dengan yang besar, apalagi Saimon adalah seorang idiot, setelah melakukannya tidak akan ada yang tahu tentang itu, tidak ada yang perlu ditakutkan, dia otomatis ingin menunjukkan wajah aslinya.
"Saimon biarkan aku melihat bagian bawahmu dulu ya?" Ujar Sumi dan dia langsung melepas celana dalam Saimon dengan cepat.
Saat dibuka, itu sangat besar, Sumi pun tercengang: "Oh Tuhan, ini kamu, ini benar-benar besar. Sangat lembut sehingga membuat seorang wanita tidak bisa membuka selangkangannya, jika membengkak ..."
Sumi tidak bisa menahan diri untuk menyentuhnya, "Hei, ini basah dan lengket."
Sumi mengerutkan kening dan bertanya apa yang terjadi, bagaimana dia bisa mencium bau yang akrab di barang Saimon ini.
Melihat Sumi mengendusnya seperti anak anjing, Saimon diam-diam berkata di dalam hati, sialan, jika tahu sejak awal bahwa Sumi sedang menunggunya, dia tidak akan melakukannya dengan Angel.
"Hei, aneh! Saimon kamu beri tahu padaku, apakah kamu baru saja keluar dari rumah Nikita si wanita genit itu?" Sumi sudah lama menjadi istri orang, bagaimana mungkin dia tidak tahu bau apa itu, hanya wanita yang memiliki cairan semacam ini.
Sumi otomatis tidak tahu bahwa Saimon si idiot ini telah diincar oleh Angel sejak lama, dia hanya menganggap Saimon digunakan lagi oleh Nikita, dia merasa tidak senang, Nikita ini benar-benar tidak takut mati, barang sebesar itu, setelah melakukannya sekali pasti perlu istirahat sepuluh hari hingga setengah bulan bukan, tetapi Nikita ini benar-benar hebat.
"Hehe, pantat besar, pantat besar." Saimon tentu saja tidak akan mengatakan Angel.
"Baiklah, aku akan memberikanmu pantat besar, hari ini, aku akan membiarkanmu menunggangiku."
Mulut Sumi meniup bagian selangkangan Saimon, kemudian bagian bawah Saimon yang lemas, langsung bengkak tak terkendali, itu membuat Saimon terkejut, tidak disangka Sumi tahu banyak.
"Wow, sudah membesar, sudah membesar, tidak disangka kamu si idiot ini begitu hebat, baru saja selesai bermain dengan Nikita, begitu di tiup sudah membesar lagi, benar-benar membuatku terpesona."
"Tiup, tiup, sakit, Saimon sakit."
"Apakah sakit karena tidak keluar? Jangan takut Saimon, aku juga bisa membantumu, ayo lihat pantat besarku."
Sumi berdiri dan melepas celananya, dalam sekejap, pantat besar muncul didepan mata Saimon, itu membuat Saimon menelan ludah, sialan, takutnya hanya pantat sebesar itu yang bisa membuat barangnya ini puas.
Saimon merasa bahwa pantat besar Sumi ini memang ditakdirkan untuk dirinya, dia pasti akan merasa sangat nyaman.
"Wow, Saimon, kamu benar-benar menyukai punyaku ini ya? Lihatlah barangmu itu, dia lebih besar daripada saat berada di rumah Nikita hari itu."
Setelah Sumi selesai bicara, dia berbalik, pantat besarnya mendekati Saimon, itu lembut dan berdaging, itu sangat besar, sialan, darah binatang buas dalam tubuh Saimon meledak, sangat mantap, dia tidak bisa menahan diri untuk menegakkan pinggangnya.
"Wow, kamu si idiot ini, kamu benar-benar tidak bodoh, aku hanya bergerak sedikit, namun kamu sudah seperti ingin membunuhku." Sumi berkata sambil menyengir, dia diam-diam berkata dalam hati, barang si idiot ini benar-benar barang bagus, pantatnya terus menyesuaikan posisi.
"Saimon, jangan sembarangan bergerak, kamu tidak tahu bagaimana cara menunggang kuda, pantat besarku akan membantumu menemukan posisi."
Novel Terkait
Someday Unexpected Love
AlexanderInventing A Millionaire
EdisonUangku Ya Milikku
Raditya DikaLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieHanya Kamu Hidupku
RenataSang Pendosa
DoniHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)