Hei Gadis jangan Lari - Bab 137 Sangat Panas
Terhadap Angel, Saimon benar-benar bukan lawannya, setiap kali Angel bermain, dia selalu dapat memainkan beberapa trik baru, menyebabkan Saimon kewalahan.
Angel dengan malu berdiri di samping tempat tidur, dengan panorama kakinya yang mulus dan putih, menunjukkan Lembah berumput kecil, yang sangat indah. Saimon segera mengangkat kepalanya dan membuat Angel terkikik.
“Bocah kecil, kamu menyukai ini, menarik tidak?”
“Sangat menarik. Bibi, kamu benar-benar sangat cantik, biarkan aku masuk dan lihat-lihat.”
Saimon mengulurkan tangannya dan menarik kaki Angel, namun, semakin buru-buru Saimon, semakin bangga Angel, sepasang kakinya dijepit dengan erat, dan Saimon tidak akan melapaskan sepasang kakinya.
Sialan, beraninya mencubitku, lihat saja bagaimana aku akan mengajarimu nanti, hati Saimon mulai memanas.
“Bibi, jangan main-main, kamu lihat aku, ini benar-benar akan meledak.”
“Oh, benarkah, aku bisa melihat urat hijau yang besar, ini benar-benar meanrik, bibi sangat menyukainya.” Angel melihat bagian bawah Saimon dan tertawa, berpura-pura malu dan mengulurkan tangan untuk menghalangi bagian bawahnya, dan mencoba memberikan tatapan tajam, yang membuat panas di hati Saimon sulit dihilangkan.
Melihat Angel menghalangi bagian bawahnya, Saimon menjadi tidak puas, dia mengulurkan jarinya dan mendorong dengan kuat melalui cela jari Angel.
“Astaga, kamu, kamu begitu kasar, punyamu tidak masuk ke dalam, jari-jarimu yang duluan masuk ke dalam.” Jari Saimon menyentuh daging empuk Angel, yang membuat tubuh Angel yang terasa nyaman bergetar.
“Hei, punya bibi terlalu kecil untuk dimasukan, jadi aku hanya bisa memasukkan jariku, hehe.” Saimon tertawa, dia tidak ingin menarik jarinya keluar, dia terus mengaitkan jari-jarinya di tempat jarinya terjebak, dalam waktu singkat, membuat Angel mendesah.
“Kamu, aku mohon padamu sekali, aku mohon kamu masuk secepatnya, kamu benar-benar tidak mengerti wanita.” Angel sudah dibuat gatal oleh Saimon.
“Hehe, Bibi, kamu benar-benar bisa menahannya, aku hampir tenggelam di dalamnya, kamu bisa menahannya.”
“Kamu, bibi takut padamu, cepat gunakan barangmu.” Angel dengan cemas mengayunkan sepasang kakinya untuk menyingkirkan telapak tangan Saimon, kemudian dia mengangkang.
Angel sangat menawan, membuat Saimon menelan ludahnya lagi, ini benar-benar sangat langka, sepasang tangannya meraih kakinya dan meletakkan hidungnya di atasnya, dan terus mengendus.
Nafas kuat Saimon terus berhembus ke kaki Angel, perasaan panas menyebar ke seluruh tubuh angel, tubuhnya gemetaran, Saimon tersenyum bangga di dalam hatinya, bibi, kelihatannya aku tidak bermain bersamamu dengan baik kali ini.
“Ah, Saimon, jangan cium aku, rasanya geli, ah, Saimon, ayo! Ayo cepat masuk, bibi sudah tidak tahan lagi, benar-benar… Ah...”
“Bibi, apakah kamu sudah tidak tahan? Bukankah barusan kamu tidak menyuruhku untuk masuk?” Saimon tertawa.
“Oh, kamu, tidak bisakah bibi melakukan kesalahan? Apa kamu belum mengenal bibi? Bukankah Bibi marah padamu? Cepat, bibi ingin bermain denganmu, ah...”
Angel sudah tidak tahan, dia terus memegangi kakinya dan memutar tubuhnya, dia merasakan api menyala di dalam tubuhnya dan akan membakar dirinya.
Angel mencoba menahan panas, menundukkan kepalanya dan mengulurkan tangan untuk menangkap Saimon.
“Saimon, jangan main-main lagi, kamu lihat seberapa besarnya punyamu.”
Begitu tangan hangat Angel berada di atas tubuh Saimon, Saimon menarik napas nyaman, sebenarnya, dia sudah duluan tidak tahan untuk memasuki sarang Angel, namun, untuk memberi pelajaran kepada Angel, dia mencoba menahannya, pada saat ini, dia ditangkap oleh Angel, dan seluruh tubuhnya tampak kehabisan napas, dia segera berdiri dan membidik ke sarang Angel, dan dia segera ingin memasukannya.
Tapi tidak disangka, Angel lagi-lagi mengulurkan tangannya untuk menghalangi.
“Bibi, apa yang kamu lakukan? Tidak mau ya.” Saimon melihat ke sarang Angel yang sudah basah, tetapi Angel masih menghalanginya dengan beberapa alasan yang tidak diketahui.
“Kenapa kamu buru-buru, bisakah kamu membuatnya lebih dalam? Jika tidak ada kekuatan, permainan tidak akan menyenangkan.” Angel berkata dan memelototi Saimon.
“Oh, Bibi, kalau begitu cepat naik ke atas tempat tidur dan biarkan aku yang melakukannya.” Saimon sedikit tertekan, dia tahu postur ini tidak bagus, dia masih tidak segera naik ke atas tempat tidur, Saimon berkata sambil menyentuh lembah tempat kaki Angel menonjol, panas dan lengket, yang terus-menerus merangsang Saimon.
“Wuuu… kamu, kenapa buru-buru, ah, bagian yang kamu sentuh ini, membuatku nyaman, wuuu...”
Angel berkata, sambil mengangkat kaki kiri, menurunkan kaki kanan, memperlebar celah di antara kedua kaki, dan mengaitkan tangannya ke Saimon: “Ayo, angkat kakiku.”
Saimon melihat postur Angel, dia sangat senang, Angel benar-benar sangat pandai bermain, Saimon tidak mau bertele-tele, dia menaikan kaki kiri Angel, dan pinggangnya sudah tidak sabar….
“Huuu...”
Perasaan hangat membuat Saimon tidak bisa menahan rintihan, sepasang matanya menyipit: “Bibi, ini sangat nyaman.”
“Nyaman? Kalau begitu lakukan saja, setelah hari ini, besok kamu tidak akan bisa melakukan sekali, benar-benar nyaman, bibi benar-beanr sangat ingin dibuat seperti ini setiap hari, ah...”
“Saimon juga ingin menjadikan bibi tempat tumbuh tunas sepanjang hari, membuatku gatal di sekujur tubuhku, ini benar-benar nyaman.”
“Oh, kamu sangat gila, jangan gunakan terlalu banyak kekuatan, ah, ah, sakit, nyaman, ah...”
Di bawah ganasnya Saimon, Angel menggeliat, memegangi leher Saimon dengan erat dengan kedua tangannya, dia seperti perahu kecil, yang terus mengikuti goncangan Saimon.
Kedua orang itu bermain sampai tengah malam, dan baru berhenti, Saimon melihat Angel yang terdiam, dengan keras menarik gunung Angel.
“Bibi, apakah kamu nyaman?”
“Kamu, awalnya merasa nyaman, tetapi kemudian kamu hampir membunuhku, kamu membuat bibi kesakitan.”
“Hehe, apakah kamu masih berani mencubitku seperti ini lain kali?”
“Huuu, aku tahu kamu sengaja melakukannya. Bibi tidak berani lagi, kamu pergi ke kota dulu, jika ada waktu kosong, bibi akan pergi ke kota untuk menemuimu, tidak tahu berapa hari bibi bisa bertahan tanpamu.” Angel berkata dengan pelan.
“Aku juga, aku khawatir aku akan mati lemas tanpa bibi.”
“Kamu benar-benar pandai berbohong, jika kamu pergi ke kota, bukanka di sana banyak para gadis, gadis-gadis di kota tidak diizinkan tidur bersamamu.” Angel memberitahunya.
……
Keesokan paginya, Monica bangun dan menyiapkan sarapan, dia ingin cepat menyelesaikan makannya, dia membawa Saimon pergi ke kota, tetapi baru saja selesai makan, ketika mereka ingin pergi keluar, Angel datang.
“Monica, kamu mau bawa Saimon pergi kemana?”
“Bibi, kenapa pagi-pagi datang kemari, ada masalah apa?” Monica berkata sambil tersenyum.
“Bukankah hari ini harus menjual ikan di kota, aku ingin meminta bantuan dari Saimon, hehe, kamu tahu bahwa tidak ada yang akan membeli ikan tanpa iklan Saimon, haha.”
Angel berkata dan mengedipkan mata kepada Saimon.
Novel Terkait
Blooming at that time
White RoseCinta Tapi Diam-Diam
RossieLove In Sunset
ElinaThe Revival of the King
ShintaBretta’s Diary
DanielleHusband Deeply Love
NaomiTakdir Raja Perang
Brama aditioHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)