Hei Gadis jangan Lari - Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
Wanita muda di depannya ini penuh pesona, terutama kulitnya yang putih lembut yang lebih putih dari wanita biasa di kota, dia berusia 30 tahun lebih meskipun dia sedikit montok, tetapi bentuk tubuhnya indah seperti wanita berusia 20-an tahun, bagian depan menonjol dan bagian belakang montok, terutama pantatnya yang besar, itu naik dan bulat, itu sangat indah hingga membuat Saimon menelan air liur, sialan, pantat ini lebih menarik daripada pantat besar Sumi.
Sialan, mana ada kucing yang tidak suka ikan, meskipun Saimon bergaul dengan wanita sepanjang hari, tetapi Saimon masih sangat tertarik pada wanita dengan gaya yang berbeda.
Apalagi wanita ini penuh pesona, terutama celah celana ditengah selangkangannya, itu membuat tubuh Saimon bereaksi secara naluriah, betapa gemuknya itu.
Ketika wanita muda itu melihat Saimon terus menatapnya, dia tahu bahwa apa yang telah dia lakukan sebelumnya tidak sia-sia, dia membuka beberapa kancing bajunya dengan pelan, tulang selangka dan payudara putih yang montok serta kulit putih dan lembut terbuka.
Wanita muda ini tampak seperti sudah sangat mahir dalam hal menggoda, setelah semua kancing bajunya dibuka, dia memasukkan tangannya dari bawah lehernya, dia menjulurkan jari-jarinya ke dalam dan meremas puncak gunungnya sendiri dengan pelan, kulit puncak gunung yang diremas lebih seperti giok putih, lebih halus dan bersih, ditambah dengan keringat tipis yang mengalir disebabkan oleh cuaca panas, itu lebih indah dan menarik.
Saimon sudah tercengang melihatnya, dia berkata dalam hati, sialan wanita-wanita di kota benar-benar tahu cara bermain, dan hanya diremas beberapa kali seperti itu, gairahnya sudah terus melonjak.
Melihat reaksi Saimon, wanita muda itu merasa senang dalam hati, dia memiliki kemungkinan bisa berhubungan dengannya, dan dia berkata sambil tersenyum: "Pria ganteng, bagaimana? Apakah menurutmu bagian iniku indah? Lihat kamu sudah ngiler cepat lap mulutmu."
Wanita muda itu berkata sambil mengeluarkan saputangan putih dari sakunya dan menyerahkannya kepada Saimon.
Saimon mengambilnya dengan ekspresi bodoh, dia mencium aroma di atasnya, dan hatinya menjadi lebih gatal.
"Kak, ini, ini sapu tanganmu." Ujar Saimon dengan suara serak setelah menyekanya.
"Hehe, dasar idiot, itu aku berikan untukmu."
Wanita muda itu berkata sambil melangkah maju selangkah, Saimon bisa dengan jelas mencium aroma tubuhnya, meskipun ada sedikit bau keringat juga, tetapi itu bahkan membuatnya lebih menyukainya.
"Itu, itu ..."
"Anggap saja tip untukmu hari ini, apakah kamu puas? Sini izinkan aku menyentuh barangmu dulu."
Wanita muda itu berkata sambil mengulurkan tangannya ke celana Saimon, lalu dia menatap Saimon dengan berlebihan, "Ah. Ini sangat besar, kenapa, kenapa bahkan lebih keras dari batu, ini seperti tongkat besi."
Suara berlebihan wanita muda itu membuat Saimon merasa kesal seketika, sialan, puncak gunung besarmu sudah melompat keluar, dan wajahmu tersirat kata cepat lakukan denganku, bagaimana seorang pria bisa tahan dengan ini.
Keterampilan sentuhan wanita muda itu sangat bagus, sehingga Saimon tidak bisa menahan diri untuk mengerang setelah dia memegangnya.
"Apakah kamu merasa nyaman?"
"Ya. Kakak, apakah kamu sudah puas menyentuhnya? Jika kamu sudah puas, keluarlah, kami sudah harus pulang." Semua wanita di sekelilingnya yang membeli ikan, semuanya sudah pernah menyentuh barang Saimon, Saimon juga tidak takut mereka menertawakannya, tetapi wanita ini menyentuhnya dengan seenaknya, itu membuat dia tidak bisa menahan hasratnya.
Saimon akhirnya merasa bahwa kota ini tidak baik, di desa sangat baik, Angel, Sumi semuanya ada di sana, jika ingin melakukannya, hanya tinggal pergi ke suatu tempat, dan melepas celana sudah bisa melakukannya, namun sekarang, meskipun dia memiliki pemikiran itu, namun tidak mungkin untuk melakukannya didepan begitu banyak orang bukan.
"Bagaimana bisa cukup? Barangmu ini besar seperti gada emas, aku sangat menyukainya, tidak hanya ingin menyentuhnya tetapi juga ingin memakannya." Wanita muda itu menjilat lidahnya dan hendak melepas celana dalam Saimon, itu membuat Saimon terkejut hingga mundur.
"Kakak, apa yang kamu lakukan, apakah kamu ingin memakannya di depan begitu banyak orang?" Saimon tidak bermaksud untuk berakting.
"Memangnya kenapa, aku yang seorang wanita pun tidak takut, apakah kamu merasa malu?" Ketika wanita muda itu melihat Saimon menghindar, dia berkata dengan tidak puas.
"Kakak, kamu jangan bercanda, apakah kamu tidak merasa malu?"
"Hehe, aku katakan yang sejujurnya padamu, selama kamu bisa masuk ke bagian siniku dan membiarkanku merasakan kebahagiaan menjadi seorang wanita, bahkan jika kamu membiarkanku berbaring di tanah untuk ditekan, aku juga bersedia." Wanita muda itu berkata, sambil menunjuk ke bagian tengah selangkangannya.
Perkataan wanita muda itu yang tidak tahu malu, membuat Saimon terkejut hingga tercengang, meskipun dia tahu bahwa ini adalah pernyataan yang dilebih-lebihkan oleh wanita muda itu, tetapi itu sudah cukup untuk melihat betapa dia menginginkannya.
Namun, wanita ini terlihat sangat menarik, terutama bagian montok yang terbuka, itu membuat api di hati Saimon membara, memikirkan bahwa bagaimanapun, dia harus tinggal di kota beberapa hari ini, dia pikir jika ada waktu melakukan hubungan juga tidak masalah, jadi dia berbisik kepada wanita muda itu.
"Kakak, kamu tunggu sebentar dulu, cari tempat yang tersembunyi, saat kakakku sudah pergi, aku akan pergi menemuimu secara diam-diam, bagaimana menurutmu?"
Perkataan Saimon membuat wanita muda itu merasa sangat gembira, awalnya ketika dia melihat Saimon melangkah mundur dan dia pikir dia ingin segera pergi setelah selesai menjual ikan, begitu Saimon tiba-tiba mengatakan itu, dia segera menjawab.
"Baiklah kalau begitu, ketika kakakmu pergi dengan mendorong gerobak ikan, kamu datang temui aku, aku akan menunggumu." Setelah wanita muda itu selesai bicara, dia berjalan keluar dengan pantat montok yang lenggak-lenggok.
Ketika Saimon melihat pantat besar dan montok wanita muda itu, dia berkata di dalam hati, sialan, benar-benar tidak tahu bagaimana wanita itu bisa memiliki pantat seperti itu, semuanya mempesona, pantatnya ini akan lebih nyaman dari pada punya Sumi, dia bisa membayangkan rasa pantat ini akan benar-benar luar biasa.
"Ckck, wanita ini benar-benar mempesona, lihatlah pinggangnya dan tubuh yang montok, pinggang yang begitu indah dan pantatnya benar-benar memikat."
Ketika Saimon sedang menyaksikan bagian belakang wanita muda itu yang berjalan pergi dengan saksama, suara Andy terdengar di telinganya, Saimon segera tersadar dan berkata dengan canggung.
"Ahem ... Apakah Kak Andy sudah selesai berkemas? Ayo pergi."
"Ckck, ada apa, apakah kamu ingin segera mencoba wanita itu? Wanita ini benar-benar mempesona, montok dan terlihat sangat bisa bermain."
Sebenarnya, Andy sudah melihat wanita muda itu dan Saimon berbisik, melihat barang di celana Saimon bangkit sedikit demi sedikit, Andy diam-diam berkata dalam hati, wanita ini memahami Saimon, dia ini adalah keledai berjalan, begitu wanita menggodanya dia akan terpacing.
"Oke, ini uang untukmu, kamu carilah tempat tinggal di kota sendiri." Andy berkata sambil menyerahkan uang yang baru saja didapatkan setelah menjual ikan kepada Saimon, "Ini cukup untukmu makan dan minum selama setengah bulan, aku benar-benar sangat iri padamu, aku juga ingin berobat."
Melihat Andy memberikan segepok uang ke tangannya, Saimon merasa tersentuh, mengetahui bahwa itu pasti diajarkan oleh Angel, dan memikirkan Angel memperlakukannya dengan baik, Saimon merasa bersalah, sialan, wanita ini selalu membuatnya ingin menangis, nanti jika pulang harus memberinya pelajaran.
Ketika Saimon masih tenggelam dalam rasa terima kasihnya kepada Angel, Andy sudah mendorong gerobak ikan dan bersiap untuk pergi, tetapi sebelum dia pergi, dia masih menoleh dan tersenyum sembrono ada Saimon sambil berkata.
"Saimon kamu harus lebih sedikit berhati-hati di kota, para wanita di kota ini mungkin tidak lebih bersih dari wanita di desa kita, jadi jangan sembarangan melakukan hingga mengidap penyakit aneh lagi."
"..." Saimon tidak bisa berkata-kata untuk sementara waktu, sialan aku bukan orang yang bisa sembarangan berbuat.
Melihat Andy sudah pergi, Saimon memasukkan uang itu ke sakunya, dia memalingkan matanya, dan berjalan menuju gang kecil di sudut rumah sakit, dia melihat wanita muda itu memasuki gang tersebut, memikirkan tubuh wanita muda itu yang penuh pesona, Saimon menelan air liurnya, sialan, itu sangat montok, pasti akan sangat nyaman.
Novel Terkait
Dark Love
Angel VeronicaAkibat Pernikahan Dini
CintiaYour Ignorance
YayaPernikahan Tak Sempurna
Azalea_My Lady Boss
GeorgeSi Menantu Dokter
Hendy ZhangLelaki Greget
Rudy GoldMy Goddes
Riski saputroHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)