Hei Gadis jangan Lari - Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
Tubuh Nikita gemetar, setengah sakit setengah nyaman, Saimon bergerak “ganas” di atas tubuhnya, tiba-tiba gigi Saimon diletakkan di atas puncak Nikita, lalu menggigitinya dengan tenaga sedang, ini adalah pengalaman yang belum pernah dialami Nikita.
Sepasang tangan Nikita sulit untuk tidak memeluk kepala Saimon, mulutnya masih berkata dengan samar.
“Saimon, kamu sungguh menginginkan nyawa Bibi, hisaplah dengan kuat.”
Saimon mendengar perkataan Nikita, hatinya langsung senang, sialan, wanita ini sungguh dibuat linglung oleh dirinya, kali ini diatas puncak penuh dengan jejak gigi, apakah dia tidak menyadarinya sedikitpun?
“Hihi, dada Bibi sangat harum, Saimon menyukainya.”
Saimon memandangi puncak yang penuh bekas gigitan, berpikir selama Jacky tidak buta, membuka pakaiannya pasti sudah dapat melihatnya, Saimon mengangkat kepalanya dari puncak, menatap wajah Nikita yang sepenuhnya memerah sambil tersenyum.
“Dasar kamu, untuk apa menatapi Bibi? Cepat gunakan tenagamu.” Nikita mendesak.
Mendengar desakan Nikita, hati Saimon mengkritik, wanita ini sungguh sangat hebat, gerakannya sedikit berhenti saja, dia juga dapat merasakannya.
Saat Nikita berinisiatif menegakkan tubuh, Saimon juga mendorong kebawah dengan sekuat tenaga, Saimon hanya merasakan bagian bawah dirinya hampir putus, tidak bisa menahan untuk diam-diam memaki, wanita ini sungguh hebat.
Nikita tanpa sadar memeluk erat pinggang Saimon, seluruh puncaknya telah berubah bentuk dibawah remasan Saimon. Dan Saimon merasa bahwa kedua puncak elastis yang kuat dibawahnya, sangat lembut dan nyaman.
“Hu……”
Di atas dan bawah pada saat bersamaan sangat nyaman, membuat Saimon tidak bisa menahan untuk mengeluarkan suara.
“Apakah Saimon nyaman?” Nikita menegakkan tubuhnya, memeluk leher Saimon.
“Nyaman, Saimon paling menyukai Bibi, merasa bagian bawah seperti terjerat, sangatlah panas.” Saimon berkata dengan bekerja sama.
“Kamu, ah, bodoh, pelan sedikit. Terjerat apanya, Bibi sudah hampir sampai, dalam menjadi sempit, hihi, seperti kantong mie, tidak ingin membiarkan Saimon keluar. Saimon cepat gunakan tenagamu.”
Saimon mendengar perkataan Nikita, berkata dalam hati, deskripsi wanita ini sungguh nyata, bukankah itu sama seperti kantong mie? Tetapi kantong mie bagian bawah Nikita sepertinya, hihi, menjadi lebih besar.
Saimon tidak bisa menahan untuk melihat tempat yang dirusakan oleh dirinya, bangkit dari tubuh Nikita, lalu menatapi tempat itu, berwarna merah, tidak dapat terlihat apakah membengkak atau tidak.
“Ei, mengapa kamu tidak bergerak lagi? Cepat lakukan beberapa kali lagi, Bibi sudah hampir sampai. Sungguh nyaman.” Saimon berhenti sebentar, Nikita tidak bisa menahan untuk mengeluh.
Mendengar keluhan Nikita, Saimon berkata dalam hati wanita ini sungguh tahan, tetapi Nikita semakin tidak nyaman, dia semakin bersemangat, pandangannya dialihkan, melihat Nikita yang sangat berharap, tubuhnya mundur ke belakang.
“Ei, kamu, mengapa kamu mundur keluar, cepatlah.” Nikita merasa bagian bawah menjadi kosong, segera berkata untuk menghentikannya.
Saimon memang ingin membuatnya sangat tidak nyaman, bagaimana bisa masuk kembali dengan begitu mudah, melihat tempat Nikita yang banjir.
Berkata dengan bodoh.
“Air, air, air yang sangat banyak, Saimon takut akan tenggelam.”
“Dasar bodoh, bukankah ini dibuat olehmu, sungguh tidak tahu ada angin apa, cepat, cepatlah, hanya melakukan dua kali saja, Bibi sudah menjadi nyaman.”
Nikita berkata, juga tidak peduli apakah Saimon bersedia atau tidak, meluruskan pinggang, bokong bergerak ke depan, dan mengarah ke Saimon lagi, tetapi Saimon sudah berjaga-jaga dari awal, bagaimana mungkin akan membuatnya berhasil lagi.
“Ei, dasar bodoh, masih berani menghindar, cepatlah kemari, Bibi sungguh tidak nyaman.” Mata Nikita penuh dengan kepanikan.
“Aku tidak mau, air Bibi akan menenggelamkan Saimon, Saimon takut air.”
Perkataan Saimon, sungguh membuat Nikita tak berdaya, sialan, sedikit air ini bahkan semut juga tidak bisa mati tenggelam, bagaimana bisa menenggelamkan barang besarmu ini.
“Dasar bodoh, barang sebesar ini bisa menusuk hingga perut Bibi, apakah bisa ditenggelamkan oleh sedikit air ini? epatlah, jangan bodoh lagi, cepatlah masuk, leluhurku, jika tidak masuk lagi, Bibi akan sangat menderita.”
Penampilan panik dan tak berdaya Nikita saat ini, membuat Saimon sangatlah puas, begini saja sudah tidak tahan?
“Saimon, cepat dengarkan kata Bibi, tempatmu ini sudah sangat bengkak, jika tidak menyuntik Bibi dan mengeluarkannya, kamu bisa mati.”
Nikita meraih Saimon dengan panik, merasakan basah diatasnya, hatinya semakin panik, menggerakkan pinggangnya, bagian bawah terus mengalir keluar, jelas sudah tidak bisa bertahan lagi.
Saimon melihat penampilan Nikita, mengetahui tidak boleh menggantunginya lagi, jika menggantungnya lagi, wanita ini sungguh tidak bisa bertahan lagi.
“Saimon tidak mau mati, Saimon mau menyuntik Bibi.”
Mendengar Saimon akhirnya menyetujuinya, Nikita segera berbaring di kasur lagi, terlentang, mengangkat kepala sedikit, menatapi Saimon dengan tatapan penuh dengan penantian.
“Ah………..”
Sebuah rasa puas yang sangat besar, dalam sekejap mengikis hati Nikita, perasaan yang didapatkan setelah memohon membuat Nikita merasa sangatlah puas.
“Saimon cepat, gunakan tenagamu.”
Merasa gerakan Saimon kembali teratur lagi, Nikita merasa lega, sepasang tangan menekan bokong Saimon, tubuhnya bergerak tanpa henti, merasa tubuhnya seperti ditenggelamkan oleh banjir, nafas semakin lama semakin cepat, perlahan-lahan perasaan kehilangan itu kembali lagi.
“Saimon, dasar bodoh, masih mempersulit Bibi, tadi hampir saja membuat Bibi sangat menderita, ah, Saimon sungguh nyaman, gunakan tenaga, Bibi sudah hampir, ah……”
Nikita berkata lalu tubuhnya tiba-tiba berguncang, Saimon hanya merasa air panas yang sangat besar keluar dari tubuh Nikita, hisapan yang panas, kencang, besar langsung menyambar Saimon.
Nikita menggertakkan giginya, tubuh terus gemetar, meminta tiga kali berturut-turut, pada akhirnya mau tidak mau harus memohon, berkata.
“Saimon, Bibi sudah tidak bisa lagi, cepatlah bangkit, ah, pelan sedikit, ah…dasar bodoh…”
Saimon tersenyum bodoh, menyiksa Nikita sampai tidak memiliki tenaga untuk bangun dari kasur.
“Dasar bodoh, sedikitpun tidak mengerti lemah lembut terhadap wanita, ketika kamu dan Monica berhubungan juga begitu ganas, bagian bawah gadis itu akan bengkak seperti apa.” Nikita menyeka bagian bawahnya dengan pelan menggunakan tisu, melihat tempat yang sedikit memerah dan bengkak, hatinya merasa suram, hari ini tidak boleh membiarkan Jacky si bajingan itu melihatnya.
Sialan, aku sangatlah lembut terhadap Bibi Monica, tidak berani menyakiti Bibi Monica.
Nikita menggerakkan bokongnya lalu berjalan pergi dengan puas, ketika Saimon baru hendak menutupi dengan selimut, beristirahat dengan baik, pintu kamar dibuka oleh kedua kakak beradik itu.
Begitu Monica dan Fifi masuk ke dalam kamar, mencium aroma kuat pertukaran antara pria dan wanita, tanpa sadar langsung mengerutkan kening.
“Kak, semua aroma nafsu Nikita.”
“Ya, untuk apa peduli begitu banyak, cepat lakukan hal penting.”
Novel Terkait
Cinta Yang Terlarang
MinnieMenantu Hebat
Alwi GoAwesome Guy
RobinMy Tough Bodyguard
Crystal SongDewa Perang Greget
Budi Ma1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaAdore You
ElinaTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)