Hei Gadis jangan Lari - Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
Saimon melihat Angel bersembunyi di tembok maka dia mengerutkan keningnya, bukankah dia sedang membahas masalah kolam ikan bersama bibi? Mengapa begitu cepat selesai?
"Bibi, bagaimana perbincanganmu dengan bibi?" Saimon ingin tahu karena kolam ikan ini merupakan tempat menghasilkan uang.
Tapi Angel sama sekali tidak bermaksud membahas masalah itu, dia tertawa dan menyentuh celana Saimon.
"Ah, apa yang bibi lakukan?" Saimon melihatnya dengan waspada.
"Brengsek kamu, aku telah membantumu, tapi kamu malah tidak mengingatku sehingga menguntungkan orang lain." Angel berkata dengan marah.
"Masalah apa? Aku tidak mengerti?" Saimon terlihat bingung.
"Sial kamu, bukankah hari ini kamu makan cambuk keledai?" Angel menatap selangkangan Saimon.
"Ah......" Saimon tahu jika masalah ini tidak dapat disembunyikan darinya.
"Dasar kamu, mengapa kamu tidak datang mencari bibi setelah makan itu dan membiarkan aku merasakan kehebatan cambuk keledai, kata Monica kamu telah membuat Nikita pingsan?" Angel menelan ludah sambil memegang selangkangan Saimon sambil berteriak.
"Aduh, gila, bukankah bengkaknya sudah menghilang? Mengapa masih begitu besar, cambuk keledai benar-benar bagus. Tidak bisa, cepat ikut aku pulang ke rumah, biarkan aku ikut merasakannya."
Saimon merasa Angel sudah gila, dia jelas tahu jika Nikita pingsan olehnya, dia malah menginginkannya, bukankah ini gila?
"Apakah bibi tidak takut aku membuatmu pingsan?" Saimon bertanya dengan bingung.
"Aku bersedia, aku bahkan rela mati jika bisa merasakan barang besar ini. aku berani jamin jika Nikita sekarang sedang pulang ke rumah dengan senang." Angel tidak sabar lagi sambil memasukkan tangannya ke dalam celana Saimon.
Saimon tahu jika akan terjadi masalah sewaktu Angel memegangnya, wajah Angel berubah.
"Hah? Mengapa begitu basah?"
Angel mengerutkan kening sehingga Saimon menunduk, "Bagus ya, aku sudah membantumu tapi kamu tidak memikirkanku sewaktu ada barang bagus kamu bahkan terus memberikannya kepada wanita lain, siapa wanita tadi."
Angel berkata sambil mengendus tangannya lalu bergumam, "Bukan punya Nikita, juga bukan punya Jessline, katakan siapa itu."
Mata Saimon melotot, dia bahkan bisa menciumnya.
"Bibi, itu....."
"Siapa itu? Katakan, aku ingin melihat rubah mana yang berani merebut makananku."
Saimon berkata setelah melihat mata Angel menatapnya dengan tajam, "Bibi, aku seorang bodoh mana bisa menolak, jika aku menolak sewaktu orang menyuruhku bukankah akan ketahuan?"
"Sial, kamu sudah ketagihan ya. Kamu sudah bosan dengan bibi?" Saimon bingung mendengar kata-kata Angel.
"Bibi, apa yang kamu katakan. Apakah aku orang seperti itu? Selain itu aku mana mungkin lupa dengan kebaikan bibi kepadaku."
"Jika begitu main dengan bibi." Maksud Angel adalah hubungan pria dan wanita.
"Bibi, aku barusan main dengan wanita lain, apakah kamu tidak merasa jijik jika langsung main denganmu?" Saimon berkata.
"Bukankah hanya basah sedikit? Memangnya kenapa, aku mau kamu melihat sarang siapa yang lebih bagus sehingga nanti kamu akan merusak identitasmu sendiri."
Kata-kata Angel langsung menyambar Saimon dan menelan liurnya, dia melihat wajah marah Angel dan berpikir jika wanita ini sangat gila.
"Mengapa kamu melihatku? Apakah merasa aku cabul?" Angel berkata.
"Ah, tidak, bagaimana mungkin bibi cabul. Hanya saja, sedikit....."
"Sedikit jijik?!"
Angel marah sambil memutar selangkangan Saimon sehingga dia kesakitan, tidak tahu mengapa Saimon saat ini merasa dirinya sendiri seperti pria selingkuh dan ditangkap oleh istrinya.
"Tidak, tidak, mana mungkin." Saimon merasa dirinya difitnah.
"Aku saja tidak mengeluh, mengapa kamu yang takut. Selain itu, aku dengar Monica mengatakan barangmu sebesar keledai, apakah satu atau dua wanita bisa meredakan apimu?" Angel terkekeh.
Tampang Angel terlihat seperti kucing yang sedang bersemi sehingga membuat hati Saimon gatal tapi dia baru selesai melakukannya bersama Sumi jika meneruskannya lagi di tempat tidur Angel, ini membuatnya jijik.
"Bibi, bagaimana jika kamu tunggu sebentar, aku akan mencuciya di kolam ikan, kita pergi setelah aku selesai, hehe....." Saimon berkata sambil memegang celana Angel sehingga membuatnya mendesah.
Ini membuat Saimon tahu jika Angel sangat tidak sabar lagi sekarang, apakah wanita ini tidak sabar dengan barangnya, basahnya luar biasa, pantas saja dia tidak menolak jika badannya masih ada cairan wanita lain.
"Ya....., aku hampir lupa, kamu sudah istirahat beberapa hari sambil terus main dengan wanita, kolam ini sudah kita ambil maka besok kamu pergi jual ikan bersama Andy." Angel berkata.
Saimon menganguk setelah mendengar kata-kata Angel, karena sudah ada kolam ikannya maka jual ikan adalah masalah besar.
"Bibi, masalah Jacky dan Merry hari ini?" Saimon mengingatkannya.
"Tenang saja, besok seluruh desa akan tahu jika Jacky impoten." Angel terkekeh.
Akhirnya Saimon mengerti cara kerja Angel, hatinya juga tenang setelah mendengarnya, dia tertawa lalu memainkan celana Angel lagi.
"Bibi tunggu aku, aku akan kembali sebentar lagi, aku jamin akan membuatmu puas."
"Bocah tengik. Aku pantas mendapatkannya, aku hari ini akan memakanmu." Angel menjilat sehingga api di tubuh Saimon langsung naik, khasiat cambuk keledai sangat besar, dia sudah main dengan dua wanita hari ini tapi tetap masih bersemangat.
"Hehe, belum tentu." Saimon berlari ke arah kolam ikan.
"Tidak perlu mencuci semuanya, cukup cuci kepalanya saja, bibi tidak takut kotor...."
Saimon hampir jatuh mendengarnya.
Novel Terkait
Lelaki Greget
Rudy GoldMy Only One
Alice SongThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensDon't say goodbye
Dessy PutriHis Soft Side
RisePRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeDark Love
Angel VeronicaHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)