Hei Gadis jangan Lari - Bab 51 Masih Ingat Kakak?
"Kenapa kamu datang ke sini? Keluarga kami tidak menyambutmu!" Kata Fifi langsung tanpa belas kasihan.
“Fifi!” Fifi disela oleh Monica ketika dia ingin mengatakan sesuatu, “Kejahatan kakaknya tidak ada hubungannya dengan dia, kamu lupa kalau kalian dulu bermain bersama ketika masih kecil. Jessline sudah datang, cepat masuk."
Jessline tidak tahu kejahatan apa yang dilakukan kakaknya seperti kata Monica, tapi meskipun dia pergi ke sekolah di luar, tapi dia masih mendengar beberapa rumor, berpikir itu kekacauan lain dari kakaknya yang menyerang tanah orang lain, dia juga malas bertanya, dia datang hari ini... karena ada hal lain.
“Kak Fifi cantik.” Jessline bukan seorang kutu buku, melihat Fifi mengejar Saimon dengan seutas tali di tangannya, dia menebak dia akan mengikat Saimon.
“Hah, mulutmu cukup manis, apa menurutmu kamu bisa menebus dosa kakakmu dengan mengatakan beberapa kata baik?” Kata-kata Fifi tajam.
"Uh..." Jessline sedikit tidak senang, apa yang dilakukan kakaknya, kenapa dia marah padanya, dia ingin menjilat malah tidak ditolak mentah-mentah, dia tentu saja tidak akan terus mencari masalah, menoleh, berkata pada Monica, "Kak Monica, sudah lama tidak bertemu, aku datang untuk berbicara dengan kalian, di desa kita, aku juga bisa berbicara dengan dua kakak, aku tidak bisa bicara dengan orang lain."
"Hehe, Jessline sudah besar, sudah dewasa, bahkan sudah kuliah, tentu saja tidak bisa berbicara dengan orang-orang yang buta huruf di desa kita." Monica tertawa ‘hehe’ dia akan segera pergi kerja, dia tidak punya waktu untuk bertele-tele dengan Jessline.
Dan Jessline datang sepagi ini, jadi memang benar, Monica akan jatuh pergi kerja, jika begitu, si Saimon ini akan sendirian, dia juga bisa dengan mudah menipunya untuk pergi.
“Kakak benar-benar bisa bercanda, aku dewasa apa? Lihat betapa enaknya kalian, sudah lama mandiri, aku masih jadi parasit, aku bahkan tidak punya wajah untuk pulang.” Lanjut Jessline, dia tidak apa-apa, dia ingin menggilas kedua kakak adik itu dengan terburu-buru, pada saatnya dia juga akan mengambil kesempatan untuk membawa Saimon pergi.
Fifi melihat Jessline dari samping, tidak bermaksud untuk pergi sama sekali, sementara dia dan kakaknya buru-buru untuk bekerja di sawah, dia segera menjadi sedikit tidak sabar.
"Jessline, apa ada yang salah denganmu? Kamu tidak ada kerjaan, tapi kami harus cepat-cepat pergi kerja." Fifi tidak begitu sabar dengan Jessline.
"Uh, Jessline, kami benar-benar harus cepat-cepat pergi kerja, kalau tidak, kami tidak akan bisa menyelesaikan pekerjaan sampai larut malam, jadi..." Monica juga setuju.
“Ah, begitu, baiklah, kakak-kakak pergi bekerja, nanti malam aku akan datang untuk mengobrol dengan kalian lagi, hehe.” Ucap Jessline sambil tersenyum, lalu perlahan-lahan berjalan keluar ke halaman.
Melihat Jessline sudah pergi, kedua kakak adik itu kembali ke dalam rencana mengikat Saimon.
"Saimon, kamu idiot, kamu masih saja lari, cepat ke sini, larilah ke desa, kamu tidak takut pedagang manusia akan menangkapmu dan menjualmu!"
Begitu Jessline tiba di pintu rumah Monica, dia mendengar suara Fifi mengejar Saimon dari belakang, dia segera berdiri di pintu dan memperhatikan.
Dia bukan orang bodoh, dia secara alami tahu, meskipun kedua saudara itu memaki Saimon, tapi mereka sangat mencintainya, dia tidak bisa mengerti kenapa wanita secantik kedua bersaudara ini begitu baik pada Saimon, tapi memikirkannya lagi, dia segera mengerti.
Dia merasa kedua saudara ini juga pasti tahu usia Saimon, mereka juga tahu manfaatnya untuk wanita, mereka pasti atas nama merawat Saimon, di malam hari melakukan itu dengan si gila Saimon, dugaan ini sepertinya masuk akal untuknya, bagaimanapun, si bodoh Saimon itu, selain besar, dia benar-benar tidak punya kelebihan apapun.
"Ah……"
Jessline sedang memikirkan ini, Saimon menabraknya, lalu memegangi pinggangnya, dengan polosnya berbicara pada dua kakak adik yang mengejarnya.
"Bibi jahat, Saimon tidak mau ditangkap."
Ketika Saimon meraih pinggang Jessline, dia menekan di titik akupunktur di pinggangnya, Jessline langsung merasakan aliran panas naik dari pinggangnya, membuatnya tidak bisa menahan getaran di tubuh.
Pada saat ini, Fifi melihat si bodoh Saimon bersembunyi di belakang adik musuhnya, dia menjadi lebih marah, mengikat tali di sekitar Jessline dan mengejar Saimon.
"Dasar bodoh, tidak tahu terima kasih, biarkan pedagang manusia menangkapmu dan menjualmu!"
Saimon menyeringai bosoh sambil menghindari Fifi, satu tangannya lagi juga tidak berhenti bergerak, menekan pinggang dan titik akupuntur Jessline, kadang kuat kadang pelan, untuk sesaat, Jessline merasa tubuhnya sangat panas, kakinya terasa gatal dari tengah, membuatnya tidak bisa menahan diri untuk merapatkannya.
Fifi berlari mengejar Saimon begitu lama, dia sudah kelelahan dan kehabisan napas, setengah membungkukkan pinggangnya, memaki Wang Saimon.
"Dasar bodoh, cepat kesini."
“Tidak, Saimon tidak mau diikat.” kata Saimon dengan bodoh, bersembunyi di belakang Jessline.
“Kak, lihat si bodoh ini, cepat datang bantu aku!” kata Fifi pada Monica dengan marah setelah mendengar kata-kata Saimon.
Monica juga tidak berdaya pada Saimon, orang ini tidak mendengarkan kata-kata siapa pun ketika dia sedang bodoh-bodohnya, mengeluh, "Itu juga karena awalnya tali yang kamu pakai untuk mengikatnya terlalu pendek, membuatnya tidak nyaman, dia ingat ini, dia tidak akan membiarkan kamu mengikatnya lagi."
Setelah mendengarkan percakapan keduanya, Jessline diam-diam sangat gembira, tahu kalau mereka tidak melakukan apa-apa, dia mengalihkan pandangannya, dengan penuh pengertian berkata, "Kakak, kalian cepat pergi kerja, aku akan membantu kalian menjaga Saimon."
Mendengarkan Jessline mengambil inisiatif untuk menjaga Saimon, Monica melihatnya dari atas ke bawah, berkata, “Adik, apa tubuh kecilmu bisa menahannya? Jika dia bodohnya kumat, kamu tidak bisa menahannya.” Monica tidak khawatir Jessline akan menyakiti Saimon, si Jessline ini berbeda dari Jacky, meskipun dia sedikit kasar, tapi dia sangat baik.
"Dari apa yang kakak katakan, apa aku tidak bisa menjaga si bodoh? Selain itu, kakak lihat, Saimon tidak lari kemana-mana, hanya berkeliaran di sekitarku, ini berarti dia suka aku, tidak malu dengan aku."
"Ini benar juga, si bodoh ini dulu langsung lari, ini juga bagus, hanya berkeliaran di sekitar kamu dan tidak lari kemana-mana. Baiklah, adik, tolong ya hari ini, antar pulang saat jam makan siang." Kata Monica dengan nada khawatir, "Itu, jangan biarkan Jacky melihatnya."
Kata-kata Monica persis dengan keinginan Jessline, dia ingin mengelabui Saimon agar melakukan itu, dia pasti harus menghindari Jacky, dia dengan senangnya segera menjawab, "Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkan Kakakku melihatnya."
"Huh, kamu anak bodoh punya mata ya, begitu melihat wanita cantik langsung tidak bergerak!"
Fifi memaki dengan suara rendah, dengan enggan mengikuti Monica pergi kerja.
Begitu kedua kakak adik itu pergi, Jessline segera berbalik untuk menangkap Saimon, dengan kegembiraan melihat Saimon, dalam hati mengatakan kalau Saimon tidak bisa lepas dari telapak tangannya kali ini.
"Apa Saimon masih ingat Kakak?"
Saimon mengenal gadis kecil ini begitu dia melihatnya, memikirkan sesuatu yang enak, dengan tenang berkata.
"Kakak, kakak yang cantik, kakak belum menyembuhkan Saimon."
Melihat Saimon masih ingat apa yang terjadi tadi malam, Jessline menjadi lebih bersemangat, dia melirik celana Saimon, memikirkan monster yang tersembunyi di dalamnya, dia sangat bersemangat.
"Kalau begitu Kakak akan menyembuhkan Saimon, oke?"
Novel Terkait
Love And Pain, Me And Her
Judika DenadaMenunggumu Kembali
NovanMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniLove In Sunset
ElinaHei Gadis jangan Lari
SandrakoIstri ke-7
Sweety GirlHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)