Hei Gadis jangan Lari - Bab 68 Menyeka
Begitu selimut terbuka, terlihat oleh Angel, Monica sedang memegang kertas, yang di letakkan di tengah pahanya, membersihkan dari atas ke bawah.
"Ah....." Monica berteriak kaget, seperti tertangkap basah di atas ranjang.
"Ah, ipar Angel kamu........" Fifi ingin menyalahkan Angel, mendadak melebarkan matanya, bertanya dengan konyol, "kak, apa yang kamu lap di bagian bawah mu ?"
Mendengar perkataan Fifi, Angel seketika tertawa, berpikir wanita ini pasti masih lugu, lalu Angel menatap Saimon yang sedang tertawa di belakang mereka, berpikir volume kali ini sangat besar, melihat tumpukan kertas di samping Monica, dan juga belum di lap bersih.
"Hehe, apa yang kamu lakukan Monica ? sedang Haid kah ?" Angel pura-pura bertanya.
Angel melihat Monica yang sedang telanjang, mukanya memerah, bisa di tebak olehnya, betapa ganasnya Saimon tadi.
Mendengar Angel yang menduga dia sedang haid, Monica menjadi senang, tergesa-gesa berkata, "iya, benar, hehe......."
Namun begitu selesai bicara, Angel mendengus dingin, sekejap saja membalikkan badan Monica, kemudian bagian yang bengkak, terlihat oleh Angel, dengan iseng berkata.
"Monica cairan putih ini sepertinya bukan darah." kemudian melanjutkan pembicaraannya, "kamu menyekanya terlalu kuat, sampai membengkak."
Angel sambil berbicara, dalam hati mengutuk, Saimon tidak mengerti merawat kekasih, apakah tidak tahu, penisnya begitu besar ? Melihat penampilan Monica seperti ini dia harus beristirahat beberapa hari baru bisa pulih. Namun dalam hatinya dia sangat iri pada Monica, begitu lembut, baru bermain sekejap saja sudah bengkak, tidak seperti dirinya, tidak masalah Saimon menjadi kuat, kelihatannya dia sudah tua.
"Kakak ipar, kamu, kamu......." Monica tidak tahu harus berbicara apa.
Dan saat ini Fifi akhirnya mengerti, dia menatap ke arah kakaknya, segera menyelimutinya kembali, kemudian dengan serius mempelototi Angel.
"Angel ! apa maksud mu menindas kakak ku !"
"Waduh, adik ku, mana ada aku menindas kakak mu, aku khawatir padanya, tidak tahu siapa yang begitu kejam, sudah tahu kakak mu begitu lembut, tidak boleh di paksakan, butuh waktu beberapa hari baru bisa sembuh. Sangat membuat orang sedih, jika aku tahu siapa pelakunya, pasti akan memotongnya !"
Saimon yang mendengar ucapan Angel, tubuhnya langsung berkeringat dingin.
Angel sudah berkata demikian, tidak mungkin kedua kakak beradik ini tidak mengerti, ini artinya dia sudah ketahuan.
"Adik ku......."Monica menepuk pelan Fifi, memberi kode kalau dia tidak ingin menjelaskan apapun lagi, berbalik dan berkata pada Angel, "Angel ipar ku, barusan aku memang sedang bersama pria......."
"Pasti Saimon." Angel berkata dengan senang.
"Ha ? Kenapa kamu bisa tahu ?" Monica bertanya dengan heran, Angel telah menikah selama beberapa tahun, tidak heran jika melihat sekilas sudah bisa menebak apa yang terjadi, namun dia bisa menebak kalau pria itu adalah Saimon, ini yang membuat Monica tidak mengerti, Saimon adalah pria bodoh, siapa yang akan percaya kalau penisnya berguna.
"Coba Monica tebak......" Angel berkata sambil bercanda, menjulurkan tangannya ke dalam selimut, lalu mencubit paha Monica.
"Ha? iparku Angel tidak mungkin kamu juga......"Monica berkata dengan penasaran.
"Ah, benar ! Kak, hari itu, saat kita datang ke rumahnya mencari Saimon, ukuran penis Saimon sangat besar......"
Ucapan Fifi, membuat Monica teringat, waktu itu Andy ingin membawa Saimon datang ke rumah Angel, kemudian saat mereka pergi menjemput Saimon, malah terlihat penis Saimon sangat besar, waktu itu, mereka curiga kalau Angel dan Nikita sama-sama merayu Saimon.
"Haha, karena kalian berdua menebaknya dengan benar maka aku tidak akan menyembunyikannya dari kalian, hihi, aku hanya lebih cepat selangkah mencobanya daripada Monica, bagaimana Monica ? Saimon sangat perkasa kan ?"
Dua kakak beradik ini, benar-benar tercengang, mereka berpikir Angel akan berdalih, ternyata dia malah langsung mengaku, dan masih begitu.....terang-terangan mengolok Monica.
Monica membayangkan rasa yang di berikan Saimon padanya, menganggapnya sebagai rasa yang memuaskan......
"Kamu, apa yang kamu katakan, tidak tahu malu, kamu tidak tahu aku mengatakannya kepada suami mu !" Fifi melihat Angel mengaku, dia berkata dengan marah.
"Aduh, adikku, kamu cemburu ya. Melihat kami telah bersama dengan Saimon, kamu adalah satu-satunya istri sejati yang belum mendapatkan kenikmatan yang memuaskan, apakah kamu cemburu?" Angel sekilas sudah bisa melihat dengan jelas maksud Fifi.
"Kamu, sembarang bicara, tidak tahu malu, aku akan membeberkan semua keburukan tentang mu !" Fifi berkata dengan marah, tapi serangan seperti ini tidak berpengaruh apa-apa pada Angel.
"Baik, kamu katakan saja, supaya semua wanita di desa ini tahu kalau si bodoh Saimon ini memiliki sesuatu yang di kagumi oleh wanita, ketika saatnya tiba mereka akan setiap hari menikung ke rumah mu, menipu Saimon agar mau melakukan sesuatu dengan mereka, lihat apakah Saimon masih akan pulang ke rumah ? "Angel tertawa.
"Kamu, kamu........ huhu......." Fifi menangis, dengan sedih, seperti yang dikatakan Angel, Saimon adalah suaminya, tapi sekarang wanita lain telah menikmatinya, dia saja belum, mana mungkin dia tidak marah.
"Sudahlah, ipar ku, kamu jangan mengganggu Fifi lagi. "Monica melihat Angel mengatakan semuanya, pasti tidak akan membocorkan hal yang terjadi hari ini, dia segera mengalihkan topik.
"Kedatangan kakak ipar hari ini bukan untuk mengrobrol saja kan ?"
"Tentu saja bukan, urusan membahagiakan. Aku datang mengantar uang untuk kalian !"
Sambil berkata, Angel mengeluarkan segepok uang dari sakunya, membuat kedua kakak beradik itu tercengang.
Saimon melihat Angel mengeluarkan uang, langsung mengerti tujuan kedatangan Angel saat ini, rupanya untuk mengantar uang, melihat jumlah uang tersebut, Saimon hanya terdiam, wanita ini memberinya begitu banyak !
"Ha ? begitu banyak uang ? Kenapa ingin memberikannya pada kami ?"
Kemudian Angel menceritakan kisah Saimon dan Andy pergi ke kota menjual ikan hari ini, dan saat ini kedua kakak beradik baru mengerti mengapa Saimon tidak kelihatan satu hari ini.
"Kalau begitu, kami sudah salah paham dengan Jesline." Monica mengerutkan dahinya.
"Huh ! Apanya yang salah paham, wanita itu memang kelihatan bukan wanita baik, mungkin saja dia penyebab Saimon di pukul !" Fifi berkata dengan marah, kemudian berlari dan memeluk Saimon sambil berkata, "untung saja suami ku hebat, walaupun bodoh, tapi tetap bisa menghasilkan uang."
Saimon tertekan, apa maksudnya bodoh tapi bisa menghasilkan uang.
Ucapan Fifi menyadarkan Monica, dia bertanya dengan heran, "tidak benar, Saimon itu bodoh, bagaimana mungkin membantu kalian menjual ikan. Uang ini jumlahnya ratusan, dia mana punya kemampuan untuk menghasilkan sebanyak ini ?"
"Hei, siapa bilang orang bodoh tidak bisa menghasilkan uang ? Di tubuh Saimon ini masih ada barang yang di sukai oleh para wanita. Hihi, begitu barang itu bersinar keluar, itu adalah kecemburuan para lelaki, dan kesenangan para wanita. Haha......" Angel tertawa.
Apa ? Ucapan ini kelihatannya sedikit janggal, ah......... sialan, si Angel ini, apakah tidak bisa berbicara lebih jelas maksud perkataannya ?
"Ah......"
Terdengar dua suara jeritan.
Fifi benci lalu mendorong Saimon, sementara Monica menjulurkan tangannya menyeka bagian pahanya.
"Iparku, apakah kamu membiarkan Saimon menjual diri ?"
Novel Terkait
This Isn't Love
YuyuInventing A Millionaire
EdisonMr. Ceo's Woman
Rebecca WangDark Love
Angel VeronicaLove And War
JaneThick Wallet
TessaHei Gadis jangan Lari×
- Bab 1 Bibi Monica
- Bab 2 Balas Dendam
- Bab 3 Untuk Pertama Kalinya Dalam Hidupnya
- Bab 4 Ditenggelamkan Ke Kolam
- Bab 5 Berhenti Di Sana
- Bab 6 Orang Bodoh
- Bab 7 Mencari tahu
- Bab 8 Ada yang janggal dari kematian ayah
- Bab 9 Kamu Tidak Gila
- Bab 10 Saimon Sudah Tumbuh Dewasa
- Bab 11 Transaksi
- Bab 12 Gadis Penyulam
- Bab 13 Berguna
- Bab 14 Keputusan Nikita
- Bab 15 Keputusan dari tiga wanita
- Bab 16 Terikat
- Bab 17 Amati dan pelajari
- Bab 18 Mandi
- Bab 19 Persekongkolan
- Bab 20 Berada di satu jalan
- Bab 21 Terungkap sepenuhnya
- Bab 22 Tidak takut sakit
- Bab 23 Suntik
- Bab 24 Jangan malu
- Bab 25 Tolong
- Bab 26 Menunjukkan
- Bab 27 Ada Aroma
- Bab 28 Tali
- Bab 29 Keterampilan Mencapai Titik Akupuntur
- Bab 30 Mengobati Penyakit Di Rumah
- Bab 31 Menunjukkan Kemampuan
- Bab 32 Jamban
- Bab 33 Saimon Sayang Bibi
- Bab 34 Diam-diam Menyakiti
- Bab 35 Membujuk Sumi
- Bab 36 Sekarang Giliranmu
- Bab 37 Bersemangat
- Bab 38 Cara Mengobati Penyakit
- Bab 39 Memeriksa Tubuh
- Bab 40 Jessline
- Bab 41 Kakak Bantu Obati Penyakit
- Bab 42 Jessline yang Berpengetahuan Luas
- Bab 43 Ikan Itu Benar Ampuh
- Bab 44 Obrolan Malam Adik dan Kakak Ipar
- Bab 45 Sesuatu yang Mencurigakan
- Bab 46 Mulus
- Bab 47 Saimon Bisa Mengobati
- Bab 48 Tidak Tahan Lagi
- Bab 49 Siapa Duluan Sama Saja, Kan?
- Bab 50 Ingin tapi Takut
- Bab 51 Masih Ingat Kakak?
- Bab 52 Barang Yang Bukan Milik Sendiri
- Bab 53 Tahan
- Bab 54 Dimana Terasa Nyaman?
- Bab 55 Gadis di Kota
- Bab 56 Lepaskan wanita itu
- Bab 57 Berani Atau Tidak Menyentuhnya
- Bab 58 Empat Ratus Ribu Untuk Sekali
- Bab 59 Para Wanita Yang Antusias
- Bab 60 Minum Tehnya Tuan penyelamat
- Bab 61 Membalas Dengan Tubuhnya
- Bab 62 Coba Saja Baru Tahu
- Bab 63 Jangan Lupa Datang Mencariku
- Bab 64 Kakak Duluan Jelajahi Jalan
- Bab 65 Bahagianya Monica
- Bab 66 Masih Ingin
- Bab 67 Interogasi
- Bab 68 Menyeka
- Bab 69 Istri Yang Sangat Sensasional
- Bab 70 Kamu lihatlah kakak perempuan disini
- Bab 71 Tergelincir sekali lagi dengan kuda liar yang tersisa dari Monica
- Bab 72 Aku Harus Memperlakukanmu Dengan Baik
- Bab 73 Menunggang Kuda
- Bab 74 Serangan Penggilingan
- Bab 75 Diolesi Obat
- Bab 76 Sialan, Benar-benar Pandai Memilih Waktu
- Bab 77 Perannya Telah Berubah
- Bab 78 Menyenangkan
- Bab 79 Turunkan Pisaunya
- Bab 80 Apakah Kamu Mengelabui Saimon Untuk Menyuntikmu?
- Bab 81 Kakak Iparku Baru saja pergi
- Bab 82 Bertindak secara realistis
- Bab 83 Air Gulanya enak
- Bab 86 Ragu-ragu
- Bab 85 Nikita Datang
- Bab 86 Buktikan Kamu Adalah Pria
- Bab 87 Pria Tak Berguna
- Bab 88 Cara Bagus
- Bab 89 Cara Ini Boleh Dijalankan
- Bab 90 Rencana Bibi dan Kakak Ipar
- Bab 91 Sikap Tak Biasa Jessline
- Bab 92 Sakitnya Terlalu Parah
- Bab 93 Permainan
- Bab 94 Berisik
- Bab 95 Mau atau Tidak
- Bab 96 Menjulang ke Atas
- Bab 97 Kakak, Apa yang Kamu Lakukan
- Bab 98 Bibi Datang Untuk Apa
- Bab 99 Tidak Boleh Pergi
- Bab 100 Kakak nakal ya
- Bab 101 kekuatan Batang
- Bab 102 Memakai Mulut
- Bab 103 Pingsan
- Bab 104 Angel Beraksi
- Bab 105 Jangan Beritahu Orang Lain
- Bab 106 Gilingan besar
- Bab 107 Memainkan Permainan
- Bab 108 Bibi Tidak Takut Kotor
- Bab 109 Permainan lain
- Bab 110 Aku Masakkan Ikan Untukmu
- Bab 110 Menjadi Milikmu
- Bab 112 Menikahi Wanita Seperti Apa
- Bab 113 Beredar
- Bab 114 Melahirkan Anaknya
- Bab 115 Cara Melahirkan Anak Laki-laki
- Bab 116 Keuntungan
- Bab 117 Aku Akan Menemanimu Bermain
- Bab 118 Semuanya Sudah Tahu
- Bab 119 Sumber Berita
- Bab 120 Kakak Orang Jahat
- Bab 121 Tidak ada habisnya
- Bab 122 Sudah direncanakan
- Bab 123 Apa-apaan ini
- Bab 124 Membandingkan
- Bab 125 Keributan dalam rumah
- Bab 126 Mana yang lebih besar
- Bab 127 Sapu Kasur
- Bab 128 Membangkitkan nafsu.
- Bab 129 Membuat tanda
- Bab 130 Melakukan beberapa kali lagi
- Bab 131 Membersihkan
- Bab 132 Kak, kamu bantulah aku mengawasi
- Bab 133 Pengajaran
- Bab 134 Bibi Jahat
- Bab 135 Ini Tidak Melelahkan
- Bab 136 Dari Depan
- Bab 137 Sangat Panas
- Bab 138 Dibuat Hingga Tidak Berguna
- Bab 139 Hanya Sementara
- Bab 140 Perdebatan Antara Dua Wanita
- Bab 141 Bantu Aku
- Bab 142 Bagaimana Bisa Sebesar Itu?
- Bab 143 Sudah Beberapa Tahun Tidak Pernah Merasa Hingga Ke Puncak
- Bab 144 Dibuat Rusak
- Bab 145 Jenderal Dan Kuda
- Bab 146 Menunggangi Kuda
- Bab 147 Aku adalah Milikmu
- Bab 148 Waktu Bercinta
- Bab 149 Kelemahlembutan
- Bab 150 Ayah dan Anak Makan dari Sumber yang Sama
- Bab 151 Takut?
- Bab 152 Keluarkan
- Bab 153 Tanggung jawab
- Bab 154 Jual Diri
- Bab 155 Mengapa Hari Ini Hebat Sekali
- Bab 156 Iblis
- Bab 157 Tidak Bisa Disingkirkan
- Bab 158 Sedikit Tidak Pantas
- Bab 159 Rasa Bersalah
- Bab 160 Memijat Kaki
- Bab 161 Mengasyikan
- Bab 162 Tunggu Sebentar
- Bab 163 Penyakit Ini Membutuhkan Suntikan
- Bab 164 Sudah Kenyang
- Bab 165 Tidak Bisa Bangun
- Bab 166 Curiga
- Bab 167 Saimon Tidak di Desa
- Bab 168 Sungguh Suka
- Bab 169 Apakah Ingin Lebih Nyaman?
- Bab 170 Lebih Hebat dari Yang Hebat
- Bab 171 Ruangan Kecil
- Bab 172 Siapa Lebih Nyaman
- Bab 173 Orang yang terpintar didunia adalah Janda
- Bab 174 Senjata Melisa
- Bab 175 Tidak bisa meninggalkanmu
- Bab 176 Sungguh membodohi orang
- Bab 177 Melakukan apapun yang disuruh
- Bab 178 Memeriksa Tubuh
- Bab 179 Barang bagus
- Bab 180 Pemula yang berpengalaman
- Bab 181 Membagi keuntungan
- Bab 182 Kabar baik
- Bab 183 Makan ikan
- Bab 184 Melayani
- Bab 185 Kebahagiaan seorang wanita
- Bab 186 Khawatir
- Bab 87 Ada Pencuri
- Bab 188 Benar-benar Sangat Menarik
- Bab 189 Bau Apa Ini
- Bab 190 Bau Amis
- Bab 191 Malam yang Panjang
- Bab 192 Rasa kekeluargaan
- Bab 193 Grand Opening
- Bab 194 Monica mau datang
- Bab 195 Profesional
- Bab 196 Tertangkap
- Bab 197 Dendam dengan siapa
- Bab 198 Konyol
- Bab 199 Membunuhmu
- Bab 200 Hukum
- Bab 201 Kabar Dari Desa
- Bab 202 Bukan Orang Bodoh
- Bab 203 Aku Ingin Menjadi Kepala Desa (End)